Suplemen PA Moria : Masmur 119 : 9-16 : Tgl 06 - 12 September 2020
Bahan : Mazmur 119: 9-16
Thema : Ngepkep Kegeluhen Permata (HUT PERMATA)
Tujun : Gelah Moria
: - Meteh uga sekalak anak perana njagai geluhna arah ngikutken Kata Dibata
- Nggit mereken dirina lako ngepkep Permata ibas pemaken IT sipayo
Pengantar
Saat ini, menjaga tubuh dan penampilan merupakan hal yang dirasa semakin penting. Karena itu kita menjumpai pusat-pusat kebugaran semakin menjamur dan seiring dengan itu, latihan-latihan pembentukan tubuh menjadi trend yang diminati banyak orang. Selain kebugaran, teknik estetika wajah dan tubuh juga semakin berkembang dan menarik minat banyak orang. Demi keindahan yang diinginkan, orang rela menghabiskan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Tidak hanya berkorban materi, banyak orang bahkan rela mengorbankan jati dirinya demi mengejar penampilan yang didambakan. Begitu banyak orang yang mengejar keindahan fisik seolah-olah penampilan menjadi segalanya. Yang patut direnungkan, ketika banyak orang berlomba-lomba menjaga penampilan, apakah banyak orang juga yang berlomba-lomba menjaga sikap dan perilaku hidup? Lalu apakah keindahan penampilan yang dikejar itu dibarengi juga dengan keindahan sikap hidup dan keimanan yang baik? Menjaga tubuh dan penampilan tetap indah itu memang baik, tetapi yang lebih penting adalah menjaga sikap dan perilaku yang baik sesuai dengan Firman Tuhan.
PENJELASAN TEKS
Mazmur 119 dikenal sebagai salah satu pasal yang terpanjang dalam kitab Mazmur. Mazmur ini adalah salah satu Mazmur yang digemari oleh banyak orang untuk dibaca karena keindahan isinya. Secara umum Mazmur 119 ingin berbagi mengenai penghayatan akan keagungan Firman Tuhan yang meliputi ajaran, perintah, pedoman , janji, kesaksian, hikmat, kebenaran dan keadilan. Bagian Mazmur ini ingin menekankan Firman Tuhan adalah keselamatan bagi jiwa kita serta merupakan sumber jawaban bagi orang percaya dalam setuasi sekarang maupun untuk menghadapi masa yang akan datang.
Dalam dunia yang penuh dengan tantangan dan perubahan apalagi dalam era digital sekarang, firman Tuhan adalah “pegangan” yang ideal bagi kita (dan bagi kaum muda). Firman Tuhan berfungsi sebagai rambu-rambu bagi kita untuk tetap mempertahankan kehidupan yang berkenan di hadapan Tuhan dan tidak jatuh dalam pusaran dunia ini. Ayat 9 dibuka dengan pertanyaan: “Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Ada beberapa cara yang disampaikan untuk menjawab pertanyaan ini antara lain: dengan menjaga kelakuan sesuai Firman Tuhan (ay.9), tidak menyimpang dari perintah Tuhan (ay.10), menyimpan janji Tuhan dalam hati agar tidak jatuh dalam dosa (ay.11) dan mau belajar akan ketetapan-ketetapan Tuhan (ay.12). Dari jawaban-jawaban ini kita dapat menyimpulkan bahwa hanya dengan memegang Firman Tuhan kita dapat mempertahankan kelakuan hidup bersih dan berkenan padaNya. Firman Tuhan adalah kehendak dan jalan-jalan Tuhan yang tidak akan mendatangkan kejatuhan kepada orang yang menaatinya, malahan menjadikan kehidupan seseorang menjadi baik, jujur dan bersih. Tuhan rindu agar kita semua dan termasuk orang-orang muda Kristen (PERMATA) menjadi orang-orang yang berkualitas dalam iman dan memiliki kehidupan yang sungguh-sungguh berkualitas.
Pengenalan akan Tuhan tentu saja harus diikuti dengan tekad untuk taat pada hukum dan ketetapan Tuhan. Saat dikatakan perlu bagi kita untuk berpegang pada Firman Tuhan berarti dibutuhkan ketekunan dan kesediaan untuk menyaksikan bahwa Firman Tuhan itu kita lakukan dalam hidup sehari-hari (bdk. Ay.13). Kesediaan dan kemauan akan membuat Firman Tuhan yang kita taati dan hidupi menjadi sebuah kegembiraan dan bukan menjadi beban yang seolah-olah membatasi kehidupan kita. Seperti yang tertulis dalam ay. 14-15 dimana dikatakan petunjuk dan ketetapan Tuhan membuat kita bergemar, Firman Tuhan ibarat harta yang berharga. Merenungkan titah-titah Tuhan menjadi sebuah pola hidup yang membuat kita mendasari segala tindakan kita sehingga kita pun memiliki kehidupan yang bersih, berintegritas dan tentu saja berkenan bagi Tuhan.
APLIKASI
1. Kemajuan dan penggunaan teknologi menyediakan ruang-ruang privat/tersembunyi bagi penggunanya yang tidak dapat dilihat atau diketahui orang lain. Kita dapat menggunakan kunci, password, atau fitur keamanan lain yang membuat privasi kita terjaga. Di satu sisi, keamanan ini memang baik karena data pribadi kita tidak bocor, tapi disisi lain adanya ruang privat ini membuka pergumulan baru yaitu kita tidak sungguh-sungguh dapat mengontrol bagaimana cara anak-anak muda kita menggunakan IT. Mungkin sekali kita akan terkejut ketika kita tahu apa yang bisa dilakukan dan disembunyikan seseorang dalam ruang privat yang tersembunyi itu. Karena itulah, pendampingan orangtua memegang peranan yang penting untuk memberikan bimbingan kepada anak-anak muda kita. Tetapi yang lebih penting daripada itu, mari kita mengajar anak-anak kita melalui Firman Tuhan sehingga mereka memiliki kesadaran diri dan batasan-batasan yang diperlukan untuk menjaga perilaku penggunaan teknologi yang sehat dan berkenan bagi Tuhan. Ketika kita terbatas dalam mendampingi mereka, Firman Tuhan yang kita ajarkan pada mereka akan menjadi “pagar” yang menjaga pikiran dan perilaku mereka.
2. Orangtua (Moria) perlu menunjukkan teladan bagi anak-anak muda kita. Ketika kita mengkritik dan mengeluh bahwa anak-anak kita kecanduan gadget, mari kita perlihatkan lebih dulu bahwa kita pun bisa mengatur diri dan mengatur waktu saat kita menggunakan teknologi. Jangan sampai bukan hanya anak-anak saja yang sulit dialihkan dari teknologi, orangtua sendiri pun banyak yang sulit menahan diri dalam menggunakan kemajuan teknologi yang ada. Disiplin menggunakan teknologi adalah kesaksian nyata orangtua kepada anak-anak muda yang membuat mereka pun mampu menyaksikan integritas mereka menggunakan IT dalam lingkungan pergaulan mereka.
3. Ketika teknologi semakin kreatif, para orangtua pun dituntut untuk terus bertumbuh menjadi orangtua yang kreatif. Bila sudah sempat terjadi bahwa anak-anak muda kita menjadi anak-anak yang kecanduan teknologi, mari kita dengan kreatif mencari jalan keluarnya. Terus belajar kepada Firman Tuhan tentu menjadi hal yang utama tapi di samping itu, kita perlu menerapkan cara ABC; A= Awasi, B= Batasi, C= Cari alternatif kegiatan lain. Waktu yang kita habiskan untuk stay at home karena pandemi yang masih terus berangsung jangan sampai hanya dihabiskan oleh anak-anak kita bermain gadget. Dengan begitu anak-anak kita pun terselamatkan dan teknologi menjadi berkat bagi kehidupan kita. Selamat ulang tahun untuk PERMATA GBKP, Tuhan memberkati.
Pdt. Eden P. Funu-Tarigan, S,si (Teol)
Perpulungen GBKP Kupang