Suplemen Moria : Hakim-hakim 7 :1-8 ; Tgl 10-16 Juni 2018
SUPLEMEN BIMBINGAN PA MORIA GBKP
10-16 Juni 2018
(PILKADA Serentak)
Siman ogen : Hakim-hakim 7:1-8
Tema : Mesiksiklah Milih Pemimpin
Tujun : Gelah Moria ;
- Meteh cara Dibata ibas milih prajurit guna nampati Gideon
- Niksiki calon pemimpin gelah dat pemimpin si bujur
Metode PA : Refleksi
Pengantar
Warga negara yang memiliki jiwa kebangsaan adalah mereka yang mau mengambil bagian untuk memajukan negara. Baik sebagai pemimpin maupun orang yang dipimpin. Memberi diri, tenaga, ide, materi dsb. Dalam persiapan PILKADA serentak di Indonesia, akan tiba saatnya kita bersama-sama memberi yang terbaik bagi kepentingan bersama pula. Dengan memberi suara memilih pemimpin daerah yang dapat melayani dengan kesungguhan hati. Mencari pemimpin yang berhati bersih, bekerja dengan jujur, melayani dengan tulus dewasa ini, kerap kali diandaikan seperti mencari jarum dalam jerami. Karena sangat sulit dan langka. Berbagai tantangan, godaan, kepentingan pribadi menjadi hambatan saat ini. Sehingga sudah biasa kita mendengar para pejabat negara tersangkut berbagai kasus kejahatan. Situasi ini memberi dampak pesimistis dan apatis bagi warga negara untuk ikut mengambil bagian memajukan bangsa, karena rasa kecewa.
Dalam masa persiapan PILKADA tahun ini, kita tetap diingatkan untuk tidak henti-hentinya mendoakan prosesnya, mengenal calonnya, mendukung yang terpilih. Tuhan pasti ikut campur tangan dalam pembaharuan negara Indonesia walau bagi kita hal yang mustahil. Seperti apa yang Tuhan lakukan bagi tentara Israel.
Isi
Mengahadapi 135.000 tentara Midian yang dikenal tangguh, tentu hal yang menggentarkan hati tentara Israel. Apalagi jika secara jumlah, tentara Israel kalah jauh. Sebagai bangsa yang telah Tuhan pilih, Israel harus maju dan mengalahkan musuh dengan tetap percaya bahwa Tuhan turut memberi kemenangan dan keselamatan. Gideon dipilih untuk memimpin Israel melawan tentara Midian. Dikumpulkannya 32.000 rakyat terpilih yang diharapkan dapat mengusir orang-orang Midian. Bagi Israel, jumlah itu tidak menjamin kemenangan. Tapi Tuhan punya caraNya sendiri memberi Israel kemenangan. Hal ini dilakukan Tuhan untuk mengingatkan Israel bahwa tidak ada kemenangan yang layak mereka terima diluar dari kuasa dan kehendak Tuhan saja.
Dari banyaknya yang dipilih, bagi mereka yang takut dan gentar dipersilahkan pulang. Tinggallah 10.000 yang bertahan. Namun Tuhan pun masih mengeliminasi beberapa diantara mereka. Dengan memperhatikan cara mereka minum air, Gideon diminta untuk memisahkan yang minum dengan menghirup air dengan lidahnya dan yang berlutut untuk minum. Hanya ada 300 orang yang menghirup dengan membawa tangan ke mulutnya. Merekalah yang Tuhan pilih untuk mengalahkan tentara Midian. (Cara ini diduga menjadi tanda siapa yang siap berperang dan siapa yang tidak. Bagi mereka yang berlutut digambarkan sebagai orang yang tidak tanggap dengan kedatangan musuh. Berbeda dengan mereka yang minum dengan menghirup air dari tangan, karena masih ada kesempatan bagi mereka untuk tetap waspada dengan kedatangan musuh)
Menang dengan jumlah yang jauh lebih sedikit dari musuh tidaklah mungkin bagi manusia. Puluhan ribu orang melawan ratusan ribu saja membuat mereka pesimis, apalagi kini prajurit yang terpilih hanya tinggal 300 orang? Cara Tuhan tidak terjangkau pikiran manusia. Janji Tuhan adalah pasti. Bagi mereka, Tuhan menjanjikan keselamatan dan orang-orang Midian akan berhasil ditaklukkan. Dengan iman tentara yang dipimpin Gideon maju menuju perkemahan tentara Midian. Seperti yang Tuhan perintahkan, Gideon tahu Tuhan tidak akan pernah meninggalkan bangsa yang taat dan percaya.
Aplikasi dan penutup
Pengalaman iman Gideon dan bangsa Israel menjadi sebuah gambaran yang mirip dengan situasi bangsa kita saat ini. Tidak mudah untuk percaya bahwa di tengah bangsa yang sangat beragam suku, agama, kepentingan dsb ini, Tuhan punya rencana memberikan keselamatan. Namun inilah yang tetap menjadi doa dan pengharapan kita, bahwa Tuhan akan turun tangan memberikan keselamatan. Saat ini kita lah orang-orang yang Tuhan pilih untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan memberi berkat bagi bangsa ini. Dengan turut memberi diri, hati untuk ikut mencari, mengenal dan mendoakan para pemimpin bangsa yang akan kita pilih pada 27 Juni nanti.
Sebagai masyarakat yang belajar menjadi pemilih cerdas, kita perlu peduli dan ikut mengawasi jalannya PILKADA. Mengenal betul visi, misi calon pemimpin. Mengalahkan kepentingan pribadi dengan tidak terlibat politik praktis, menerima uang atau materi sebagai janji politik bahkan berbagi berita hoax yang mencurangi calon/partai tertentu. Bersiaplah untuk turut ambil bagian bagi kepentingan bersama bangsa ini menuju arah yang lebih baik. Dengan warga negara yang cerdas, kita akan mendapat pemimpin yang bijak. Namun sebelumnya percayalah Tuhan pasti turut bekerja memberikan kita hikmad dan kekuatan mengerjakan hekendakNya bagi bangsa ini.
Pdt. Deci Kinita br Sembiring – GBKP Rg. Balikpapan