Suplemen Mamre : Ester 6 : 1-11 : Tgl 04-10 Februari 2018
PA Mamre Minggu, 04 – 10 Februari 2018
Bacaan : Ester 6 : 1 – 11
Tema : Bapa yang melaksanakan Firman Tuhan (Negara dan Masyarakat)
Pengantar
Kitab Ester ditulis sebagai latar belakang hari besar yang dirayakan orang Yahudi pada tanggal 14 – 15 bulan Adar (Februari /Maret),nama hari besar itu ialah Purim. Lakonnya terjadi di negeri Persia di ibu kota yaitu Susan. Tokoh utamanya ialah Ester keponakan Mordekhai, dimanaia juga isteri dari raja Ahasyweros. Mordekhai pernah menyelamatkan Negara dengan melaporkan sebuah persekongkolan yang tujuan utamanya membunuh raja, namun jasanya itu terlupakan. Haman ialah perdana menteri raja, ia sangat membenci orang Yahudi dan dengan kelicikannya berhasil mempengaruhi raja untuk mengeluarkan titah membunuh semua orang Yahudi, namun oleh karena pertolongan Tuhan rencana itu tidak terjadi, malah sebaliknya si Haman yang dihukum mati dan kedudukannya sebagai perdana menteri digantikan oleh Mordekhai . Ester dan pamannya Mordekhai tergolong kepada orang-orang Yahudi buangan yang tidak ikut pulang ke Palestina.
Maksud dan tujuan kitab Ester yakni mau menceritakan bagaimana pemeliharaan Allah atas umatNya, orang Yahudi di pembuangan pada zaman Ahasyweros, mereka terhindar dari suatu bencana kemusnahan, dari niat jahat dan persekongkolan sebagian orang yang dimotori perdana menteri Haman.Tidak jarang disepanjang sejarah orang-orang Yahudi diperantauan dibenci, dikejar dan secara massal dibunuh oleh orang (warga setempat).Dalam zaman Hitler ada enam juta orang Yahudi yang dibunuh di Eropah.
Dengan latar belakang itulah, penulis kitab Ester hendak memberi kekuatan kepada umat Allah yang sering terancam justrukarena mereka adalah umat Allah yang terpilih. Penulisan kitab ini pada zaman Iskandar Agung sekitar tahun 330 SM. Pesan inti dari kitab Ester menegaskan hukum sejarah:“Siapa menghunus pedang akan binasa oleh pedang”, yang perlu diingat baik-baik : Kebencian dan kekerasan hanya dapat menelorkan malapetaka dan kekerasan, khususnya jika kebencian dan kekerasan ituhanya berdasarkan perbedaan bangsa dan kebudayaan.
Tafsiran Ester 6 : 1- 11
Ayat 1. “Raja tidak dapat tidur..”. Bisa tidur dengan nyenyak adalah karunia Allah yang paling besar dan paling baik untuk kesehatan manusia. Ada beberapa penyebab susah tidur misalnya kekhawatiran yang berlebihan. Sebagai seorang raja tentu ada banyak persoalan yang perlu diselesaikan dan itu juga membuat raja menjadi susah tidur. Seperti dalam Ester 2 : 23 mengenai rencana pembunuhan raja oleh dua orang sida-sida kepercayaan raja tentu dapat mempengaruhi pemikiran raja yang membuat ia susah tidur. Untuk mengatasi itu raja memerintahkan untuk membacakan dari kitab pencatatan sejarah yang terkait dengan rencana pembunuhan dirinya oleh kepercayaannya.
Ayat 2 – 3. Dari pembacaan kitab pencatatan sejarah terungkaplah nama Mordekhai yang pernah memberitahukan bahwa Bigtan dan Teresh, dua orang sida-sida raja yang termasuk golongan penjaga, telah berikhtiar membunuh raja Ahasyweros. Setelah mendengar cerita mengenai rencana pembunuhan yang telah digagalkan oleh Mordekhai, sementara hadiah tidak pernah diberikan atas jasanya, maka raja mau dengan secepat mungkin membetulkan kelalaiannya dengan segera membicarakan hal itu dengan salah seorang penasihatnya.
Ayat 4 – 5. Pelataran dalam tidak boleh dimasuki oleh siapapun tanpa izin raja. Tetapi di pelataran luar ada banyak pegawai-pegawai tinggi raja yang menunggu gilirannya di sana untuk diizinkan menghadap raja. Haman juga ada di antara yang menunggu giliran di pelataran luar, ia bermaksud untuk melaporkan rencana jahatnya terhadap Mordekhai. Setelah diberitahukan kepada raja, bahwa Haman sudah ada di pelataran luar, maka raja menyuruh dia segera menghadap.
AYAT 6 – 9. Dalam kecongkakannya sebagai penasihat raja ia menyangka bahwa pastilah dia orang yang akan dianugrerahi raja dengan penghormatan yang setinggi-tingginya. Haman membayangkan dia sendiri yang akan mendapatkan penghormatan besar dan diarak sedemikian rupa. Ditambah lagi seorang pegawai tinggi yang berasal dari kalangan bangsawan haruslah menyerukan kepada rakyat, bahwa inilah tanda penghormatan raja kepada orang yang berkenan kepadanya.
Ayat 10 - 11. Maka raja menuruti semua nasihat Haman dan itu ternyata dikenakan kepada Mordekhai orang Yahudi rendah hati yang duduk di pintu gerbang istana, dan pegawai tinggi yang mengaraknya ialah Haman sendiri.
Renungan
Pikiran jahat Haman walaupun berpura-pura baik pada akhirnya akan kelihatan, sebab fakta tidak dapat ditutupi.Fitnah yang ditujukan kepada Mordekhai bagaikan bumerang untuk Haman, rencana ingin menghabisi Mordekhai tapi sebaliknya yang terjadi, pedang yang dihunusnya menusuk dirinya sendiri. Mordekhai sebagai tokoh yang rendah hati tapi berperan besar bukan hanya menyelamatkan dirinya sendiri tetapi juga menyelamatkan bangsanya dari niat jahat dan rencana pemusnahan. Perbuatan-perbuatan baik bagaikan bau buah nangka atau durian, biarpun ditutup dengan rapi namun aromanya tetap tercium. Kebaikan itu sama dengan emas berlian, biarpun ditutupi dengan kubangan namun ketika mentari menyinari maka emas dan berlian itu akan memantulkan cahayanya sehingga setiap orang dapat tahu bahwa di dalam kubangan itu ada emas dan berlian yang berharga.
Diskusi :
1. Perbuatan apakah dan apa yang mendasari perlakuan Haman kepada Mordekhai ?
2. Apakah yang dilakukan Mordekhai kepada raja Ahasyweros dan apa dampaknya terhadap bangsa Yahudi di kerajaan tersebut ?
Pdt. I. B. Manik, M. Th., D. Min.