Khotbah Yesaya 55:1-11, Minggu 28 Februari 2016
Introitus :
Jawab Yesus kepadanya :"Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal" (Yohanes 4:13-14)
Bacaan :
1 Kor 10 : 1-13
Thema :
“Seruan untuk turut dalam keselamatan”
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, dalam permulaan khotbah ini, kami mengajak kita kembali merenungkan syair lagu : “Allah Peduli”
BANYAK PERKARA, YANG TAK DAPAT KUMENGERTI
MENGAPAKAH HARUS TERJADI, DI DALAM KEHIDUPAN INI
SATU PERKARA, YANG KUSIMPAN DALAM HATI
TIADA SATU PUN 'KAN TERJADI, TANPA ALLAH PEDULI
REFF:
ALLAH MENGERTI, ALLAH PEDULI
SEGALA PERSOALAN YANG KITA HADAPI
TAK AKAN PERNAH DIBIARKANNYA, KUBERGUMUL SENDIRI
S'BAB ALLAH MENGERTI
(jika memungkinkan nyanyian ini dinyanyikan bersama).
BANYAK PERKARA, YANG TAK DAPAT KUMENGERTI
MENGAPAKAH HARUS TERJADI, DI DALAM KEHIDUPAN INI
SATU PERKARA, YANG KUSIMPAN DALAM HATI
TIADA SATU PUN 'KAN TERJADI, TANPA ALLAH PEDULI
REFF:
ALLAH MENGERTI, ALLAH PEDULI
SEGALA PERSOALAN YANG KITA HADAPI
TAK AKAN PERNAH DIBIARKANNYA, KUBERGUMUL SENDIRI
S'BAB ALLAH MENGERTI
(jika memungkinkan nyanyian ini dinyanyikan bersama).
Sadarkah kita bahwa Allah begitu pedulu dengan kita, Allah begitu merindukan kita untuk hidup dalam keselamatan?, Sadarkah kita bahwa ketika kita berada situasi-situasi yang sulit. Ketika jalan yang kita tempuh terbentur tembok yang tebal alias jalan buntu, sedangkan berbagai upaya telah kita lakukan dan kesemuanya berujung kepada kegagalan, dan Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.
Mari kita melihat sepeduli apa Tuhan terhadap bangsa Israel : Undangan keselamatan dari Tuhan dinyatakan kepada umat Israel yang hidup dalam pembuangan untuk dipulihkan oleh Tuhan dari penderitaan, penderitaan disini digambarkan dalam situasi atau keadan haus dan lapar. Dalam situasi tersebut Allah menyatakan kahih karuniaNya dengan memberikan makanan dan minuman secara cuma-cuma yang dihidangkan dalam suatu perjamuan. (“Ayo, hai semua orang yang haus marilah....yang tidak mempunyai uang marilah....terimalah.....tanpa bayaran!”).
Seruan untuk hidup dalam keselamatan ini, atau hidup dalam kasih karunia ini bukan berarti menjadikan kita menjadi pasif, pasrah, namun kata :”Marilah”, “terimalah”, “dengarkanlah” , “sendengkanlah telingamu” , “carilah Tuhan” , menuntut kita memberikan keputusan, merespon undangan Tuhan. Sebagai contoh tentang respon kita dalam keselamatan, seperti : “induk kucing membawa anaknya” dan induk monyet membawa anaknya” , ada perbedaan diantara keduanya ; induk kucing “mengendong” anaknya dengan cara menggigit bagian leher anaknya, sianak kucing pasrah, percaya sepenuhnya. Berbeda dengan monyet, ketika si induk “mengendongnya” melompat dari satu dahan ke dahan yang lain, justru sianak arus memeluk dengan erat pinggang ibunya, jika ia melepaskan pelukannya diastikan ia akan terjatuh.Saudara yang terkasih; Keselamatan memang cuma-cuma, kita tidak mempunyai kekuatan untuk mendapatnya, seperti “anak kucing” namun hidup dalam keselamatan menuntut kita untuk melakukan sesuatu, ber-Aksi dan ber-Saksi. seperti “anak Monyet”
Melaui pembacaan I Kor 10:1-13 , kita juga diingatkan untuk tetap mencari Tuhan, janganlah kiranya seperti nenek monyang Israel , yang telah dibaptis dalam awan dan dalam laut, yang telah memakan makanan rohani dan meminum minuman rohani, namun mereka mencobai Tuhan, bersungut-sungut dsbnya. Perjalanan hidup bangsa Israel hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi kita yang hidup di zaman sekarang ini. Ketika mereka mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh ada keamanan, perlindungan dan kemenangan. Namun, ketika mereka meninggalkan Tuhan, berkompromi dengan dosa dan mencari pertolongan kepada ilah lain, kekalahan demi kekalahan harus mereka alami.
Kita mencari Tuhan karena Dia adalah sumber pertolongan sejati. Sementara segala hal yang ada di dunia ini tak bisa memberikan jawaban dan jaminan yang pasti bagi kita. Karena itu jangan sekali-kali kita menggantungkan harapan pada uang, kekayaan, jabatan, pengalaman, kepintaran atau kemampuan, semuanya adalah sia-sia. Gantungkan harapan sepenuhnya kepada Tuhan sebab Dia selalu punya jalan ajaib untuk menolong kita. Dia tidak pernah kehabisan cara melepaskan kita dari berbagai masalah. "Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:9). Apa yang didapatkan bila bersungguh hati mencari.
Marilah kita datang kepada undanagan keselamatan dari Tuhan untuk menerima anugerah pengampunan, persekutuan yang kudus dan berkat-berkatNya yang melimpah yang membawa kita pada kehidupan kekal. Bersama Tuhan kita akan memenangkan hari-hari yang kita lalui, apapun permasalahan, pergumulan, tantangan, cita-cita, harapan kita, jawabannya hanya ada pada Tuhan kita Yesus Kristus.
Pdt,Iswan Ginting Manik,M.Div
GBKP Pondok Gede
HP. 081270209020