Khotbah Matius 28:16-20, Kamis 14 Mei 2015 (Kenaikan Tuhan Yesus)
Invocatio :
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.
Bacaan : Maz. 8:2-10 (Responsoria); Khotabah : Mat. 28:16-20 (Tunggal)
Tema : Jadikanlah semua bangsa murid-Ku
Pendahuluan
Umumnya tempat makan atau restoran yang makanan ataupun masakannya enak, akan mudah diingat oleh seseorang. Demikian juga dengan kita, ketika menemukan tempat makan yang enak, atau rumah makan yang babi panggangnya enak, tentu akan teringat lama di benak kita. Kita akan mengingat tempatnya dan jalan menuju ke tempat itu, sehingga ketika ada kesempatan untuk makan keluar bersama dengan keluarga, kita dengan mudah menemukan tempat itu. Atau mungkin juga ketika kita kedatangan tamu, atau ada yang bertanya tempat makan, tentu kita akan merekomendasikan tempat maka tersebut, sehingga pengunjung tempat maka itu pun menjadi ramai.
Jemaat yang dikasihi Tuhan, tema hari ini adalah “Jadikanlah semua bangsa murid-Ku”, sebagai orang percaya, sudahkah kita membuat orang lain terpesona dengan rasa yang kita tampilkan dalam kehidupan kita?
Pembahasan
Kitab Matius secara keseluruhan sedang melawan sikap kerohanian yang sangat menggebu-gebu, Namun, tidak memiliki pengaruh dalam tindakan masa kini. Oleh karena itu, pesan utama kitab ini, dapat dikatakan “lakukan” sebab Tuhan yang menyertai (band. Mat. 1:23; 28:20).
Perikop Firman Tuhan saat ini Mat. 28:16-20, menceritakan tentang pertemuan Yesus yang terakhir kalinya bersama para murid sebelum Dia terangkat ke surga. Di dalam pertemuan itu sendiri Tuhan Yesus memberikan suatu tugas kepada para murid yang sering disebut sebagai amanat agung (The Great Commission), yaitu: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Jemaat yang dikasihi Tuhan, melalui perintah ini, sesungguhnya tersirat esensi kasih yang begitu kental terhadap manusia. Allah begitu mengasihi manusia sehingga Ia mengirimkan anak-Nya kepada manusia itu. Bahkan karena begitu Ia mencintai manusia, pesan utamanya adalah untuk menjangkau kembali manusia yang telah hilang itu. Berbeda dengan kita manusia, biasanya ketika kita hendak berpisah dengan sahabat-sahabat/keluarga atau jemaat tempat di mana kita melayani, tentu di situ kita membicarakan tentang kebersamaan kita, baik saat suka maupun duka, kebiasaan kita dan sebagainya. Sebisa mungkin kita hanya membahas tentang kita. Tetapi Yesus justru menekankan agar para murid melanjutkan tugas yang selama ini telah mereka jalani bersama. Sebagaimana juga terdapat dalam Injil Yoh. 21, Yesus berkata kepada Petrus hingga tiga kali “jika engkau mengasihi aku, gembalakanlah domba-dombaku”, hal ini membuat Petrus bersedih.
Jemaat yang dikasihi Tuhan, hari ini perintah ini dikumandangkan kembali kepada kita, yang ada sekarang di sini. Mengapa kita? Sebab kita adalah orang percaya, kita adalah buah dari penginjilan yang dilakukan oleh para rasul zaman dahulu. Dengan kata lain, perintah ini sifatnya tidak hanya masa lalu, tetapi perkataan ini merupakan kata kerja yang berkelanjutan.
Allah memerintahkan hal ini kepada orang percaya kepada-Nya, tujuannya adalah agar orang yang belum percaya dan mengenal Dia, menjadi percaya dan menerima Kristus sebagai juruselamatnya. Inilah misi Yesus datang ke dunia, yaitu menjadikan semua suku bangsa memuji dan menyembah Allah, seperti yang terdapat dalam bacaan Maz. 8, bahwa pemazmur merindukan bahwa kelak semua bangsa bertekuk lutut di hadapan Allah. Nama Tuhan dipermuliakan atas seluruh bumi, dan semua ciptaan bersatu memuji kebesaran-Nya.
Dalam melaksanakan tugas yang demikian besar, Allah tidak membiarkan para murid untuk berjalan sendiri. Sebab Allah juga mengetahui bahwa akan ada tantangan yang dihadapi, yang kemungkinan besar akan membuat para rasul teraniaya, menderita ataupun tertindas. Oleh karena itu, pada ayat 20: Yesus berkata bahwa Ia senantiasa menyertai hingga akhir zaman. Janji penyertaan ini merupakan penghibur sekaligus kekuatan bagi para rasul untuk menjalankan misi Tuhan Yesus. Sebab dalam misi itu, Yesus sendiri yang mengutus mereka, yaitu Allah yang memiliki kuasa atas surga dan dunia (ayat 18).
Janji penyertaan telah dinyatakan kepada kita yang mau mengikutnya. Apakah yang harus menjadi ketakutan kepada kita? Sering kita mendengar bahkan mengucapkan “Tuhan memberkati”, tetapi pertanyaan sekarang adalah, sejauh mana Tuhan memberkati? Dan jawabannya sejauh kita mau melakukan dengan kerendahan hati. Maka, lakukanlah pelayanan dan alami penyertaan Tuhan. Dia tidak akan meninggalkan kita. Dari surga Tuhan melihat bagaimana kita selaku anak-anak-Nya yang setia menjalankan perintah-Nya.
Kemanakah kita harus pergi?
Pada ayat 19, dikatakan: pergilah dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan Baptislah dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Perhatikan kata pergi. Sebagian besar orang berpikir bahwa pergi berarti meninggalkan tempat kita berada sekarang ini, sebagaimana Abraham yang pergi meninggalkan kampung halamannya menuju tanah yang Allah janjikan kepadanya dan keluarganya. Tetapi apakah hanya sebatas itu saja? Sesungguhnya pernyataan ini juga menekankan bahwa orang percaya dan dunia berbeda adanya. Artinya bahwa dunia tentu akan melakukan yang mereka inginkan, tetapi dalam kondisi yang demikian juga dituntut untuk tidak serupa. Dengan demikian, keberadaan kita di dunia dan lingkungan kita, juga dalam proses ‘pergi’ untuk menyatakan kasih Allah akan dunia dan seluruh isinya, seperti di lingkungan, wilayah tempat kita berada. Dengan keberadaan kita, dunia menjadi mengerti dan mengalami bahwa Allah adalah kasih adanya.
Sebagaimana Allah yang hidup di dalam Kristus juga dari kasih, untuk kasih dan demi kasih, demikian jugalah para murid dituntut untuk menyatakan kasih Allah di dalam kehidupan mereka kepada semua orang, tidak hanya kerohanian yang menggebu-gebu seperti halnya orang-orang Yahudi, tetapi harus nyata dan dapat dirasakan kehadiran yang membawa kasih. Untuk tugas yang demikian, Yesus juga tidak hanya memberikan perintah dan janji penyertaan terhadap para murid, tetapi ia juga memberikan kuasa, sebagaimana dalam bacaan kita, Kis. 1:8 “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Inilah bukti Tuhan senantiasa bekerja di dalam diri setiap orang yang melakukan kehendak-Nya. Sehingga dengan demikian, Allah bekerja dalam setiap hati orang percaya dan rendah hati di hadapan-Nya.
Jemaat yang dikasihi Tuhan, dengan menjadikan semua orang murid Allah, Satu hal yang Yesus inginkan di sini adalah semua orang memuji Allah, atau dengan kata lain Tuhanlah yang menjadi pusatnya, sebagaimana pernyataan ini termuat dalam seluruh Khotbah di Bukit (Mat. 5:16, 48; 6:4,24,33; ). Kasih Allah adalah kasih yang menjangkau ke luar, mencari yang hilang. Selamat menjadi utusan Tuhan, damai menyertai. Amin.
Pdt. Iswan Ginting Manik/Nanda br. Tarigan
Rg. Cililitan