Kebaktian Pekan Doa Wari II tahun 2021 ; Efesus 6 : 18-20

Invocatio      : “Tolonglah aku, ya TUHAN, Allahku, selamatkanlah aku sesuai dengan kasih setia-Mu” (Mazmur 109:26).

Khotbah        : Efesus 6:18-20       

Tema              : Berjaga-jaga Dan Tekun Berdoa (Erjaga-jaga Dingen Tutus Ertoto)

PENDAHULUAN

Di Salah satu tulisan ilustrasi menyatakan, “Pada saat mengunjungi sebuah museum, saya terpesona oleh sebuah catatan yang memberikan uraian tentang sekelompok gladiator Romawi-orang Retiarii-yang bertarung, kerap kali sampai mati, hanya dengan menggunakan sebuah jaring dan trisula. Dari antara semua senjata menakutkan dan mematikan yang tersedia, orang-orang ini hanya diberi dua benda, yaitu sebuah jaring dan trisula. Saat memasuki arena, kelangsungan hidup mereka bergantung pada seberapa baik mereka menggunakan senjata”.

Dalam peperangan rohani kita sebagai orang kristiani, Allah telah memilihkan perlengkapan senjata bagi kita. Hal ini dijelaskan demikian: “Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng” (2 Korintus 10:3,4). Orang Kristen harus tetap berjaga-jaga dan tekun, tidak boleh lengah, oleh karena itu Doa adalah kekuatan yang memungkinkan prajurit Kristen memakai perlengkapan senjatanya dan menggunakan pedangnya. Kita tidak dapat berjuang dengan kekuatan kita sendiri, betapa pun kuatnya atau pandainya kita menurut ukuran kita. Doa adalah kekuatan untuk memperoleh kemenangan, tetapi bukan asal berdoa saja. Paulus memberitahukan bagaimana caranya berdoa jika kita ingin menang dalam peperangan rohani.

ISI/PENDALAMAN NATS

Efesus 6: 18-20 merupakan bagian dari Efesus 6: 1-20 berbicara tentang bagaimana iblis berusaha menjatuhkan orang-orang percaya, dan orang-orang percaya diberikan kapasitas untuk menang melalui alat-alat perlengkapan senjata rohani yang digunakan.

Dalam nats renungan Efesus 6:18-20 ini Paulus menjelaskan bahwa Peperangan orang Kristen melawan kekuatan Iblis menuntut kesungguhan dalam doa, yaitu berdoa "di dalam Roh", "setiap waktu", "dengan permohonan yang tak putus-putus", "untuk segala orang kudus", dan "berdoalah senantiasa". Doa jangan dipandang sebagai sekadar senjata yang lain, tetapi sebagai bagian dari peperangan itu sendiri, di mana kemenangan diperoleh bagi diri sendiri dan orang lain dengan bekerja sama dengan Allah. Gagal berdoa dengan rajin, dengan permohonan yang tak putus-putus dalam segala situasi, berarti menyerah kepada musuh. Oleh karena itu perlu :

1.      Berdoa setiap waktu. Kata “berdoa setiap waktu” berarti juga “Kesempatan” yaitu suatu waktu tertentu saat terjadinya suatu pristiwa atau mungkin lebih jelas diterjemahkan:”Untuk itu berdoalah setiap kali kalian melakukan sesuatu”. Seorang Kristen harus berdoa setiap waktu, setiap kali melakukan sesuatu, karena ia selalu menjadi sasaran pencobaan dan serangan Iblis. Doa harus menjadi gaya hidup orang Kristen, menjadi sebuah model dan kebutuhan komunikasi kita yang terus menerus dengan Allah dan ini berarti kita tidak hanya berdoa ketika tercekam dengan kesulitan. Jangan berhenti berdoa pada saat Allah sudah memberikan semua kemenangan atas pergumulan, sebab masih akan ada banyak pergumulan lain yang menanti, dalam rangka proses pendewasaan iman kita.

2.      Berdoa di dalam Roh. Rumus doa dalam Alkitab ialah bahwa kita berdoa kepada Allah Bapa, melalui Allah Anak dan dengan kuasa Allah Roh Kudus. Roma 8: 26-27 mengatakan kepada kita bahwa hanya dengan kuasa Rohlah kita dapat berdoa sesuai kehendak Allah. Kalau tidak, doa kita bersifat mementingkan diri sendiri dan tidak sesuai dengan kehendak Allah.

3.      Berdoa dengan berjaga-jaga. Berdoa tidak pernah menggantikan tanggung jawab kita untuk menghadapi peperangan yang sesungguhnya. Tidak bisa hanya dengan berdoa memohon Tuhan mengampuni dosa orang yang sudah menyakiti kita tetapi kita sendiri tidak mau mengampuni. Berdoa harus dilakukan bersamaan dengan usaha aktif ‘menjaga’ hidup kita agar tidak kalah dalam peperangan rohani.

4.      Berdoa bagi segala orang kudus. Kita berdoa sebagai bagian dari suatu keluarga besar orang percaya, dan kita harus berdoa bagi anggota-anggota lain. Karena itu Paulus langsung melanjutkan nasihatnya dengan meminta dukungan doa dari jemaat bagi pelayanannya. Sama dengan poin no.2, doa yang benar pada akhirnya tidak pernah mementingkan diri sendiri, tetapi juga bagi anggota tubuh Kristus yang lainnya.

5. juga untuk aku (Paulus), supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil.” Dalam konteks ini, Paulus tidak minta didoakan untuk kepentingannya sendiri. Ia memang mengalami banyak kesulitan, penganiayaan dan penderitaan serta sering keluar masuk penjara. Namun ia memiliki jiwa yang memikirkan kehendak Allah. Itulah doa sejati di mana si pendoa rindu untuk mewujudkan isi hati Tuhan dalam kehidupannya di tengah dunia ini hingga terjadi kesamaan visi antara Bapa di Surga dengan dirinya. Paulus mengatakan demikian karena ia merasa belum sempurna, khususnya kegentarannya selama berada di dalam penjara. Namun doa sejati sanggup menghadirkan Kerajaan Allah di tengah dunia.

APLIKASI

1.  Tema Berjaga-jaga dan tekun. Arti kata Berjaga-jaga (kbbi), tidak tidur semalam suntuk, bersiap-siap; bersiap sedia; berawas-awas; berhati-hati. Tekun (kbbi) rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh. Berjaga-jaga dan tekun mempunyai arti, Selalu bersiap-sedia, berawas-awas, tidak boleh lengah dan bersungguh-sungguh dalam doa untuk berperang melawan iblis. Orang Kristen harus selalu mengisi dirinya dengan bersungguh-sungguh meningkatkan spiritualitasnya dengan Tuhan, baik secara pribadi maupun secara persekutuan.

2.  Invocatio menyatakan pemasmur berseru dan memohon kepada Tuhan agar Tuhan bertindak memberikan keselamatan baginya, karena hati pemasmur sangat sakit akibat fitnahan dan kutukan terhadap dirinya dari orang yang membencinya. Orang Kristen mengandalkan Tuhan dalam setiap tantangannya dengan berseru kepada Tuhan, terlebih ditengah situasi covid-19 yang sudah lebih 1 tahun dijalani, begitu juga bencana alam yang terjadi tentu banyak membawa dampak kesulitan dari berbagai aspek. Pemasmur mengajak kita, berseru dan memohon kepada Tuhan, andalkan Tuhan. Karena hanya Tuhan sumber segala kekuatan dan pengharapan yang penuh Kasih bagi semua orang yang berseru kepadaNya.

Pdt Nur Elly Tarigan

GBKP Karawang

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate