Khotbah Kisah Para Rasul 10:44-48, Minggu 10 Mei 2015
Invocatio :
“Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.” (Kolose 4:2)
Ogen : Mazmur 22:25-31 (Antiponal); Khotbah : Kisah Para Rasul 10:44-48 (Tunggal)
Tema : “Tiada Perbedaan Dihadapan Tuhan”
PENDAHULUAN
“Yesus cinta semua bangsa, semua bangsa di dunia, kuning, putih dan hitam, semua di cinta Tuhan, Yesus cinta semua bangsa di dunia..” Lirik lagu yang sederhana ini, kembali mengingatkan kita akan makna cinta Tuhan yang universal. Tidak membedakan bangsa, warna kulit, bahasa atau perbedaan lainnya. Semua orang sama di hadapan Tuhan dan kepada siapa pun kabar keselamatan harus dinyatakan dan disaksikan. Tidak ada perbedaan di hadapan Tuhan, menjadi sebuah pemahaman yang akan mendorong kita untuk lebih mengasihi sesama dan mewartakan cinta kasih Tuhan yang telah kita nikmati. Namun, dalam kenyataan hidup sering kali manusia terjebak dalam sikap pengkotak-kotakan, pemisahan berdasarkan kepentingan masing-masing pribadi atau kelompok. Sehingga tanpa disadari kekristenan dan gereja pun dapat terancam sikap tertutup melakukan misi Kristus, yakni beritakan Injil sampai ke ujung dunia. Bagaimana Firman Tuhan menyaksikannya bagi kita dan memampukan untuk melakukannya?
ISI
Kisah Para Rasul menjadi rangkaian kesaksian bagaimana Roh Kudus yang diutus Tuhan menjadi penolong bagi manusia, bekerja di atas orang-orang yang percaya. Jemaat mula-mula terdiri dari orang-orang yang melihat langsung sebagai saksi karya Yesus di dunia dan ada pula yang mendengar lalu percaya sehingga mereka menjadi pengikut Kristus. Tugas orang yang percaya, tidak hanya mendengar tetapi juga memperdengarkan kabar keselamatan tersebut. Tentunya hal ini tidak mudah dilakukan. Kita mengingat bagaimana para murid Yesus saat pertama kali melihat Yesus telah mati di kayu salib? Tentu pada awalnya mereka menjadi takut dan gentar. Tantangan memberitakan kabar keselamatan datang dari dalam dan luar diri sendiri. Termasuk pembatasan sosial antara Yahudi dan bukan Yahudi menjadi salah satu tantangan pada saat itu.
Ketika Roh Kudus yang dijanjikan Tuhan turun ke atas mereka pada hari Pentakosta (Kis 2), hal berbeda mulai terlihat. Para murid yang berkumpul di Yerusalem mulai menyaksikan tentang karya Allah yang tidak hanya dimengerti orang Yahudi. Melalui khotbah Petrus, banyak orang yang memberi diri untuk bertobat dan dibabtis. Perjalanan pemberitaan Injil menyaksikan Roh Kudus bekerja melalui orang percaya dan dalam kehidupan jemaat mula-mula yang menembus tembok-tembok pemisah. Roh Kudus memakai banyak orang dari berbagai suku bangsa untuk turut menyaksikan kabar keselamatan.
Kisah Para Rasul 10 mencatatkan tentang Injil yang diberitakan kepada bangsa lain, bukan Yahudi. Kornelius merupakan seorang perwira Romawi di Kaisarea yang mendapat penglihatan dari Tuhan (Kis 10:1-8). Kornelius dan seisi rumahnya taat kepada Allah dalam doa dan persembahan. Tuhan memerintahkannya untuk pergi ke Yope dan menjemput Simon Petrus. Sebelum mereka bertemu, Tuhan juga memberikan Petrus penglihatan hingga tiga kali, tentang perintah Allah memakan apa yang selama ini dianggap makanan haram bagi orang Yahudi (Kis 10:9-16). Hal ini memberikan pengertian kepada Petrus bahwa pemberitaan keselamatan dari Tuhan dibukakan bagi semua orang, tidak hanya orang Yahudi (menentang larangan seorang Yahudi bergaul dengan orang yang bukan Yahudi).
Allah tidak membeda-bedakan orang yang mau percaya dan melakukan FirmanNya. Pada saat itu orang-orang percaya yang berkumpul di rumah Kornelius menerima karunia Roh Kudus. Roh Kudus yang dicurahkan bagi bangsa-bangsa lain juga menjadi saksi bahwa semua orang yang membuka hati menerima Tuhan akan menyaksikan kemuliaanNya (ay 44-46). Setelah menerima curahan Roh Kudus dan babtisan, mereka meminta Petrus untuk tinggal beberapa hari lagi dan menyampaikan pengajaran tentang Kristus.
Dalam Mazmur 22:25-31, pemasmur juga mengungkapkan bagaimana Tuhan bekerja dalam kehidupannya. Tuhan tidak menyingkirkan orang yang tertindas, sengsara, tetapi Tuhan menunjukkan wajahNya, mendengar seruan minta tolong. Rasa syukur pemazmur dinyatakan dalam pujian dan persembahan kepada Tuhan. Hati yang mencari Tuhan akan menjadi saksi yang memberitakan kepada semua orang dan bangsa di bumi hingga mereka pun memujiNya. Dalam kemuliaanNyalah Tuhan menjadi Raja yang diwartakan kepada semua bangsa dari setiap angkatan yang percaya. Tidak ada hal yang membatasi kuasa Allah bekerja, menyaksikan kepada manusia dan menjadikannya bagian dari keselamatan.
APLIKASI
Minggu ini merupakan minggu Rogate (Berdoa). Doa adalah nafas kehidupan setiap orang percaya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa betapa lemahnya manusia dan sangat membutuhkan Tuhan. Oleh sebab itu, doa yang dinaikkan kepada Tuhan seharusnya tidak bisa hanya berisi pergumulan atau persoalan pribadi saja. Kesaksian Petrus, Kornelius tentang peran Roh Kudus bagi semua orang yang mau percaya dan juga pemazmur yang mengagungkan Tuhan dan bersaksi ke penjuru bumi, menjadi dorongan buat kita bahwa berdoa tidak hanya bagi diri sendiri, berdoalah juga bagi orang lain. Manusia membutuhkan anugerah Tuhan dan dalam hidup yang berdoa, memberi persembahan dan memuji Tuhan karena kuasa, kebesaran, dan kasih setia-Nya, itulah yang menjadi kesaksian yang hidup.
Tantangan yang kita hadapi sebagai orang percaya yang mau setia melakukan dan memberitakan Injil, akan menjadikan doa sebagai kekuatan kita. Invocatio (Kolose 4:2) merupakan peneguhan bahwa doa akan menguatkan hati kita agar semakin berserah kepada Tuhan dalam pujian dan persembahan. Roh Kudus memampukan kita juga bersekutu dan saling menopang di dalamNya sehingga kesaksian hidup orang yang berdoa dan melakukan, akan menjadi kekuatan pemberitaan Firman. Hal yang harus kita lakukan adalah:
- Bertekunlah dalam doa. Sebab di dalam doa, Tuhan akan berbicara tentang apa yang harus kita lakukan sebagai orang percaya.
- Memberitakan keselamatan. Sikap hidup yang berdoa dan bersaksi akan menjadi pemberitaan Firman yang hidup. Oleh sebab itu lakukan Firman dalam sikap hidup kita sebagai orang percaya.
- Doakan dan beritakan kepada semua orang. Persekutuan dalam doa dan pemberitaan Firman akan menjangkau banyak orang. Karena kita melakukan apa yang Tuhan perintahkan dan Roh Kudus memampukan dan tidak akan diam, melainkan bekerja menggerakkan hati banyak orang.
Keselamatan dari Tuhan melalui Kristus, tidak tertutup bagi beberapa orang saja, melainkan harus dinyatakan kepada semua orang. Dalam minggu ini kita semakin dikuatkan untuk membawa setiap doa dan pergumulan pribadi dan pemberitaan Injil bagi banyak orang, dalam namaNya. Karena sungguh besar kuasanya doa menyatakan keselamatan bagi semua orang, tanpa perbedaan dihadapanNya. Amin.
Vic. Deci Kinita Sembiring
Perpulungen Balikpapan