Khotbah Minggu tgl 02 Mei 2021 ; Mazmur 150 : 1-6
(KANTATE: BERNYANYILAH / RENDELAH)
Invocatio : Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambal mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita. (Kolose 3:17)
Bacaan : Wahyu 15:1-4
Khotbah : Mazmur 150:1-6
Tema : “Semua yang Bernafas Pujilah TUHAN”
(B.Karo: “Kerina Si Erkesah Muji Dibata)
I. Pendahuluan
Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, setiap tahun kita merayakan minggu yang disebut Kantate yaitu minggu untuk mengingatkan atau mengajak setiap umat menyanyikan nyanyian baru bagi TUHAN (Cantate Domino Canticum Novum). Nyanyian tentang kasih Allah yang tidak berkesudahan di dalam kehidupan kita. Kasih yang telah dinyatakan dalam pengorbanan Yesus Kristus bagi keselamatan umat manusia, keselamatan dunia ini. Melalui kasih itu kita telah dipersatukan menjadi umat TUHAN yang baru. Di dalam persekutuan itu juga kita dimungkinkan untuk memberi ‘buah’ yang baik dalam kehidupan kita. Terlebih dalam kondisi Pandemic Covid-19 yang masih mempengaruhi setiap aspek kehidupan kita saat ini. Inilah yang menjadi inti setiap kali kita merayakan minggu Kantate.
II. Pembahasan Teks
Perikop Firman TUHAN Mazmur 150:1-6 merupakan Mazmur terakhir dari kumpulan kitab Mazmur Haleluya (Psl. 146-150) dan pasal penutup dari rangkaian kitab Mazmur. Walaupun Mazmur 150 tidak menyebutkan nama penulisnya tapi Mazmur ini diyakini sebagai karangan Daud.
Mazmur 150:1-6 ini sebuah seruan beribadah kepada orang-orang Israel untuk memuji TUHAN. Panggilan tersebut bukanlah untuk pribadi saja, tetapi ajakan untuk banyak pribadi, dan tentunya adalah orang-orang Israel. Dan kebiasaan ibadah ini dilakukan di Bait Suci Yerusalem. Dalam kitab Mazmur kata ‘Haleluya’ (Pujilah TUHAN) sering diulangi/doksologi. Haleluya pada kata pembuka dan penutup (pasal 106; 113; 135; 150) dan hanya menuliskan kata ‘Haleluya’ pada kata pembuka saja (pasal 111; 112) atau penutup (pasal 116). Adanya pengulangan kata ‘Haleluya’ dalam kitab Mazmur menjelaskan bahwa hanya TUHAN-lah yang patut dipuji. TUHAN yang kudus, menguasai cakrawala, yang perkasa dengan segala kebesaranNya. Dan pujian itu dilakukan dari segala yang ada pada diri setiap orang percaya/umat-Nya. Melalui segala aspek kehidupan umat-Nya patut memuliakan TUHAN.
Dalam perikop ini ada 13 kali perintah untuk memuji TUHAN (Haleluya 2x, Pujilah Allah 1x, Pujilah Dia 9x, Mumuji TUHAN 1x). Memuji TUHAN di tempat kudus-NYa (Bait Suci Yerusalem) dan Cakrawala-Nya yang kuat atau alam (luar tempat ibadah) (ayat 1). Dan umat memuji TUHAN karena segala keperkasaan-NYa dan karena kebesaran-Nya yang hebat (ayat 2). Pujian kepada TUHAN dilakukan dengan melibatkan berbagai alat music dan ditiup mengunakan nafas dan di petik dengan jemari, dan tari-tarian yang melibatkan seluruh tubuh (3-5):
- dengan tiupan sangkakala - gambus dan kecapi
- rebana dan tari-tarian - permaianan kecapi dan seruling
- ceracap yang berdenting - ceracap yang berdentang
Dalam ayat 6 jelas sekali yang diminta memuji TUHAN adalah segala yang bernafas. Bukan yang tidak bernafas. Berarti bisa diartikan yang memuji TUHAN baik manusia dan hewan, tumbuhan yang masih hidup.
Dalam bahan bacaan Wahyu 14:1-4 sebuah gambaran akhir dari pengikut Anak Domba (Yesus Kristus). Mereka akan menjadi milik sorgawi, tempat yang Agung dan Bahagia. Dalam PL bukit Sion adalah nama lain dari Yerusalem (warisan Allah) yang melambangkan kehadiran dan keselamatan TUHAN, juga melambangkan kemenangan bagi umat TUHAN. Anak Domba berdiri di Gunung Sion menunjukkan bahwa Mesias/Yesus Kristus telah menang. 144.000 orang adalah pasukan-Nya yang memenangkan kemengan terakhir dalam pertempuran terakhir (bd. Wahyu 7:1-8). Suara air dan guntur terdengar di langit seolah-olah para musisi itu sedang memainkan musik dan TUHAN yang akan membuat mereka Bahagia. Karena lagu baru adalah lagu pujiian hanya kepada TUHAN, dan lagu baru itu hanya dapat dipelajari oleh mereka yang mengikut TUHAN sampai akhir (bd. Wahyu 15:1-8).
III. Kesimpulan
Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, melaui perikop Firman TUHAN di minggu Kantate ini dalam Mazmur 150:1-6 ada 3 alasan mengapa seluruh yang bernafas memuji TUHAN?
1. Firman TUHAN yang memerintahkan (ayat 1-6)
Dalam Mazmur 150:1-6 jelas sekali perintah untuk memuji TUHAN ada 13 kali. Jika kita renungkan dalam kehidupan kita banyak hal yang sudah kita lalui, baik suka maupun duka. Seperti suara musik dan lagu yang dinyanyikan ada nada yang tinggi dan ada nada yang rendah, semua nada-nada itu jika dimainkan dan dinyanyikan maka akan kelihatan makna dari sebuah lagu, adanya keharmonisan dalam suara musik dan lagu yang bisa kita dengar. Begitu juga dalam kehidupan kita. Oleh sebab itu tidak ada alasan jika kita tidak memuji TUHAN. Sama halnya dalam perjalanan kehidupan umat TUHAN Israel. Begitu panjang perjalanan kehidupan yang mereka lalui sehingga sampai akhirnya mereka keluar dari pembuangan. Merenungkan semua yang telah terjadi tidak ada alasan untuk tidak memuji TUHAN.
2. TUHAN layak menerima pujian (ayat 1-2)
TUHAN layak dipuji karena IA pemilik segalanya, TUHAN perkasa dan besar. Tidak ada yang tidak atas kuasa TUHAN dari seluruh isi dunia ini. Sejarah kelepasan bangsa Israel dalam perbudakan menunjukkan penampakan kekuatan dan kekuasaan TUHAN yang mampu memberikan keselamatan kepada umat-Nya. Peristiwa yang besar itulah yang layak dinyayikan oleh orang yang menang (bd. Wahyu 14:1-4). Terlebih dalam kondisi Pandemic Covid-19 yang kita alami sampai saat ini tidak terlepas atas kekuatan dan kuasa TUHAN yang besar.
3. Kita dilayakkkan dan dimampukan (ayat 3-5)
Dalam perikop ini TUHAN berkenan dipuji oleh alat-alat yang fana yang dibuat oleh manusia dari logam, kayu. Tetapi TUHAN berkenan untuk dipuji dari instrument buatan manusia itu. Nafas untuk meniup, memukul, memetik dan alat tubuh untuk menari semua itu adalah pemberian TUHAN. Dengan kata lain dalam segala yang kita miliki baik harta, jabatan, sikap dan perbuatan menggambarkan sebuah pujian hanya untuk TUHAN. Sebab TUHAN-lah yang memberikan kekuatan dan TUHAN yang melayakkan kita untuk menerima segalanya maka IA pantas untuk dipuji.
Sudah semestinya kita memuji TUHAN tidak dapat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi, sebab dalam Firman TUHAN ini jelas bahwa setiap yang bernafas memuji TUHAN. Jikalau saat ini kita masih bernafas, hal ini mengisyaratkan bahwa kita harus memuji TUHAN. Dan inilah ciri-ciri orang yang percaya kepada TUHAN bahwa dalam segala keadaan tetap memuji TUHAN. Mereka yang menyadari bahwa hidup ini adalah anugerah. Jikalau saat ini kita sedang mengalami berbagai pergumulan, belajarlah untuk senantiasa memuji TUHAN sebagai ungkapan syukur atas kasih-Nya. Jangan enggan untuk memuji TUHAN sebab hanya Dialah yang patut kita puji dan tinggikan.
Pdt.Mulianta E. Purba
GBKP Rg. Cibubur