Minggu tgl 17 Januari 2021 ; Yohanes 1 : 43 - 51
Invocatio : Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain (2 Timotius 2:2)
Ogen : Masmur 139:1-12
Kotbah : Johanes 1:43-51
Tema : Anak Allah, Raja Israel (Tuhan Mengenal Kita)
[Anak Dibata, Raja Israel (Tuhan Nandai Kita)]
1. Pengantar
Epifani berasal dari bahasa Yunani: “epiphaneia,” yang artinya penampakan, pengejawantahan atau perwujudnyataan. Minggu Epifani dirayakan oleh gereja untuk memperingati penampakan Tuhan kepada manusia, di mana Firman menjadi manusia, atau manifestasi Yesus Kristus terhadap dunia. Yesus menampakkan diri kepada manusia untuk membawa pembaruan hidup. Melalui kelahiran, baptisan, pelayanan-Nya manusia dibawa untuk mengenal Allah dan kebenaran-Nya. Bukan hanya untuk orang-orang Yahudi, tapi untuk seluruh bangsa. Pada masa perayaan Epifani ini, umumnya Gereja mengangkatkan tema tentang pembaptisan Yesus dan karya mujizat pertama Yesus mengubah air menjadi anggur di pesta pernikahan Kana. Kedua momen ini juga dianggap sebagai momen dimana kemuliaan Kristus dinyatakan pada dunia.
Dengan demikian, Epifani merupakan suatu perayaan yang memperlihatkan kepada setiap orang yang percaya kepada Tuhan bahwa Yesus Kristus adalah manifestasi kehadiran Allah (theofani) di tengah-tengah kehidupan manusia dan seisi dunia ini. Di dalam diri Yesus Kristus, Tuhan telah menyatakan kuasaNya supaya manusia percaya kepada Tuhan.
2. Pembahasan
Injil Yohanes menceritakan tentang kehidupan dan pelayanan Yesus Kristus. Yesus Kristus disebut sebagai “Firman” yang menjadi seorang manusia (Yohanes 1:14) sehingga orang dapat melihat seperti apa Allah. Dalam Injil Yohanes ini, Yohanes menggambarkan banyak mujizat (tanda-tanda) seperti air menjadi anggur (Yohanes 2:1-11), meredakan angin ribut di danau, memberi makan orang banyak yang kelaparan, menyembuhkan yang sakit dan membangkitkan orang mati. Hal ini memperlihatkan bahwa Yesus adalah Anak Allah dan IA sedang melaksanakan apa yang menjadi kehendak Allah, yaitu menganugerahkan kehidupan baru bagi semua orang. Hal ini disampaikan supaya semua orang percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh keselamatan.
Dalam Yohanes 1:43-51 diceritakan bahwa, setelah Yesus memanggil Andreas dan Simon Petrus untuk mengikut Dia, keesokan harinya Yesus melanjutkan perjalanan pelayananNya ke Galilea.Yesus adalah seorang yang sangat giat bekerja, ia tidak pernah melewatkan satu hari pun untuk memanggil orang-orang yang mau mengikut Dia. Tentu hal ini menjadi teladan juga bagi kita untuk tidak boleh melewatkan satu haripun untuk melakukan pekerjaan bagi Allah. Di Galilea, Yesus bertemu dengan dengan Filipus. Filipus berasal dari Betsaida, demikian pula halnya dengan Andreas dan Petrus (ayat 44). Betsaida merupakan daerah yang umumnya dihuni oleh kaum nelayan. Dari sanalah Kristus memilih murid-muridNya. Kemudian Yesus berkata kepada Filipus “Ikutlah Aku”. Filipus dipanggil langsung oleh Kristus sendiri, tidak seperti Andreas, yang dibawa kepada Kristus oleh Yohanes, atau Petrus, yang diajak oleh saudaranya. Mengikut Kristus merupakan panggilan kepada setiap orang yang percaya kepadaNya. Sebagai seorang pengikut Kristus maka kita mengabdikan diri kepada perkataan dan perbuatanNya, mengikuti segala tindakanNya serta melangkahkan jejak kaki diatas jalan kebenaranNya.
Selanjutnya, Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya : “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.” Hal ini memperlihatkan kepada kita bahwa Filipus tidak bisa berdiam diri saja setelah ia mengikut Yesus. Ia penuh dengan semangat menceritakan tentang Yesus kepada Natanael, sehingga ia mengatakan bahwa “kami telah menemukanNya” padahal sebenarnya Yesuslah yang telah secara langsung menemui dia dan memanggilnya untuk mengikut Dia. Siapakah sebenarnya Natanael ini ? Nama Natanael ini muncul hanya di dalam Yohanes 1:45-51; 21:2. Dia adalah seorang dari dua belas murid Yesus. Ia adalah Bartolomeus. Bartolomeus adalah nama keluarganya.
Kepada Natanael, Filipus mengatakan bahwa Yesus, anak Yusuf dari Nasaret. Hal ini mengundang tanya dari Natanael, “Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nasaret?” Natanael meragukan bahwa Mesias datang dari Nazaret. Untuk menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh Natanael itu, Filipus membawanya langsung kepada Yesus. Ketika bertemu Yesus, apa yang terjadi ?Yesus melihat Natanael datang kepadaNya, lalu berkata tentang dia: “Inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya” (ay. 47). Kalimat ini menyampaikan tentang pujian yang disampaikan oleh Yesus kepada Natanael bahwa Natanael adalah seorang Israel yang sejati dan tidak ada kepalsuan di dalam dirinya. Tentu saja pujian yang disampaikan Yesus kepadanya mengundang tanya dari diri Natanael :“Bagaimana Engkau mengenal aku?” (ay. 48). Yesus mengatakan kepada Natanael bahwa IA telah melihatnya dibawah pohon ara. Sungguh hal ini memperlihatkan kuasa Yesus sebagai Anak Allah yang Mahakuasa (omnipotent), Mahahadir (omni present) dan Mahatahu (omniscience) keberadaan manusia di dunia ini. Yesus sungguh-sungguh mengenal Natanael. Seperti juga yang disampaikan oleh pemasmur Daud dalam Masmur 139:1-12 yang sungguh-sungguh menyaksikan kepada kita tentang Allah Mahakuasa (omnipotent), Allah Mahahadir (omnipresent) dan Allah Mahatahu (omniscience). Pemasmur Daud mengatakan bahwa Tuhan mengetahui apa saja yang diperbuat pemasmur, entah ia duduk atau berdiri, berjalan atau berbaring. Sungguh hal ini membawa pemasmur takjub akan Allah. Ia kagum akan Allah. Pemasmur juga menyatakan tentang kemahahadiran Allah. Sehingga pemasmur tidak dapat lari dari Allah.
Kata “dibawah pohon ara” menandakan keheningan dan ketenangan roh, yang sangat membantu bersekutu dengan Allah (Mikha 4:4; Zakharia 3:10). Natanael dalam hal ini adalah seorang Israel yang sejati, sama seperti orang Israel yang bergumul dengan Allah seorang diri (Kejadian 32:24), dan berdoa tidak seperti orang munafik di ujung-ujung jalan. Natanel memperoleh iman yang sepenuhnya dalam Yesus Kristus, yang diungkapkannya dalam pengakuan “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel”. Natanael hendak mengatakan bahwa Engkaulah Mesias yang sesungguhnya.
“Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel”. Pengakuan Natanael ini menyampaikan kepada kita bahwa :
Pertama : Natanael mengakui Yesus sebagai seorang nabi, dengan memanggilnya sebagai Rabi. Rabi merupakan gelar yang biasa diberikan orang-orang Yahudi kepada guru mereka, Kristus adalah Rabi yang agung.
Kedua :Natanael mengakui misi dan hakikat ilahiNya dengan memanggilnya Anak Allah. Meskipun Kristus hanya nampak dalam rupa dan wajah manusia, namun dengan mempunyai pengetahuan tentang hati dan keberadaan manusia, dan tentang hal-hal yang tersembunyi. Nathanael sadar kalau Kristus bukan manusia biasa melainkan Anak Allah. Meskipun waktu Kristus datang ke dalam dunia sebagai manusia ada keterbatasan karena IA membatasi diri-Nya sendiri, Ia tetap adalah Allah sehingga Kristus bisa mengenal pribadi Nathanael. Dari hal inilah Natanael menyimpulkan bahwa Dia adalah Anak Allah. Dalam Yohanes 1:12-14 bahwa Yesus adalah Anak Allah yang diutus Allah ke dalam dunia untuk menyelamatkan umatnya dari dosa (Yohanes 3:16-17). Yesus melakukan pekerjaan Allah di dalam dunia (Yoh. 10:34-36) dan Dia bersatu dengan Allah (17:1,22).
Ketiga :Natanael mengakui tentang Yesus sebagai : “Engkau Raja orang Israel”. Raja orang Israel yang telah lama dinanti-nantikan untuk membebaskan mereka dari perbudakan Roma. Kristus menyatakan diri-Nya bahwa Ia adalah Raja Israel yang bukan untuk membebaskan Israel dari penjajahan Roma tetapi akan membebasan Israel dan setiap orang yang percaya kepada-Nya dari perbudakan dosa; perbudakan yang lebih besar kuasanya dari kerajaan Roma dan yang menguasai akan setiap manusia. Keberadaan sebagai seorang Raja Israel, akhirnya membawa Yesus ke atas salib mati untuk menebus dosa manusia. Ketika Pilatus berusaha membebaskan Yesus, pemimpin-pemimpin agama bangsa Yahudi berkata kepada Pilatus: “Jikalau engkau membebaskan Dia, engkau bukanlah sahabat Kaisar. Setiap orang yang menganggap dirinya sebagai raja, ia melawan Kaisar.” (Yoh 19:12). Jadi memang Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Raja meskipun tidak secara eksplisit. Namun, Ia menyatakan hal itu secara nyata melalui hidupnya. Misalnya, ketika akhirnya Yesus diolok-olok dan diberi mahkota duri para tentara itu menyembah dan berkata “salam, hai Raja orang Yahudi.” (Yoh 19:3). Ketika Yesus dipaku di atas kayu salib, pemimpin-pemimpin Israel juga mengolok-olok Dia berkata “Ia Raja Israel ? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya.” (Mat 27:42). Ini adalah ironi dari salib: Yesus Kristus yang diolok-olok sebagai raja sesungguhnya Dialah Raja diatas segala raja. Dialah Raja Israel yang mati menebus dosa kita.
Selanjutnya di ayat 50-51 kita dapat melihat bagaimana Yesus mengungkapkan kekagumannya kepada iman Natanael dengan menyampaikan kepada Natanael bahwa sesuau yang lebih besar akan dilihatnya, yaitu mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Kristus juga kebangkitanNya. Lalu apa arti perkataan Kristus ketika Ia berkata: “sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.” (Yohanes 1:51) ? Peristiwa ini menunjuk kepada peristiwa di Bethel dimana Yakub bermimpi dan ia melihat tangga yang ujungnya sampai ke langit dan malaikat turun naik di tangga itu (Kejadian 28:12); disitu Tuhan berjanji kepada Yakub bahwa tanah tempat ia berbaring akan diberikan kepadanya dan Tuhan menyatakan penyertaan-Nya kepada Yakub. Ketika Yakub bangun, ia menyebut tanah itu sebagai Bethel yang artinya rumah Tuhan. Kalau kita membandingkan perikop ini dengan perkataan Yesus di Yohanes 1:51, maka malaikat turun naik bukan kepada tangga tetapi kepada Anak Manusia. Hal ini berarti bahwa Yesuslah pengantara antara surga dan bumi. Jadi di Yoh 1:51, Kristus mau menyatakan kepada Nathanael bahwa suatu saat ia akan mengerti bahwa tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui-Nya dan Ia adalah satu-satunya jalan dan kebenaran dan hidup (Yoh 14:6).
3. Aplikasi
“Anak Allah, Raja Israel” demikianlah tema kotbah Minggu ini, yang menceritakan kepada kita bahwa Yesus adalah Anak Allah, Yesus adalah Raja Israel. Dia telah memperlihatkan kuasaNya kepada manusia melalui berbagai mujizat yang telah dilakukanNya. Dan sebagai seorang Raja, Dia telah menyelamatkan manusia dari dosa melalui karya kematianNya di atas kayu salib. Dia juga adalah Allah yang mengenal setiap orang yang percaya kepadaNya.
Sebagai seorang yang percaya kepadaNya, kita mengikut Dia, Sang Anak Allah, Raja Israel. Tentu saja sebagai seorang pengikut Kristus, kita :
1. Mempergunakan setiap hari kehidupan kita untuk melakukan pekerjaan bagi Allah.
2. Tetap setia mengikut Yesus.
3. Menyaksikan tentang Yesus bagi banyak orang. Seperti yang di sampaikan dalam invocatio :Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain (2 Timotius 2:2)
4. Tidak pernah meragukan kuasaNya dalam kehidupan kita karena ia adalah Allah Mahakuasa (omnipotent), Allah Mahahadir (omnipresent) dan Allah Mahatahu (omniscience) akan seluruh kehidupan kita manusia. Dia sungguh-sungguh mengenal kita manusia.
5. Bertobat dari dosa-dosa kita karena Yesus, Sang Raja Israel telah menebus dosa kita melalui kematianNya di salib.
Pdt. Crismori Veronika Br Ginting, S.Pd, M.Th