Minggu 26 April 2020 : Roma 3 : 1 - 8
Invocatio : "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah Pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu IA tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai IA akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.( 1 Kor.10:13 ).
Bacaan. : Bilangan 14 : 17-19
Khotbah : Roma 3 : 1-8
Tema. : Tuhan setia pada janjiNYA
Pendahuluan.
Sebagai manusia adalah mudah bagi kita untuk berjanji, namun untuk menepati janji itu tidaklah gampang, bahkan seringkali meleset. Banyak orang kecewa karena orang yang diharapkan ternyata telah ingkar janji. Seorang pemuda berjanji hendak menikahi seorang gadis, ternyata janji itu tidak ia tepati, ia malah berpaling ke lain hati dan meninggalkan gadis itu. Janji manusia seringkali berujung pada kekecewaan, padahal pepatah dunia mengatakan bahwa janji adalah utang, sebab itu bayarlah janjimu supaya jangan berutang.
Namun, Bagaimana dengan Tuhan kalau Dia berjanji? Alkitab menyatakan bahwa "Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya," (2 Petrus 3:9a) dan "Janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah." (Mazmur 12:7). Karena itu jangan pernah ragu akan janji Tuhan.
ISI
Paulus mengingatkan kepada Jemaat Korintus yang sedang menghadapi berbagai percobaan, bahwa Pencobaan-pencobaan yang sedang mereka hadapi pada saat itu bukanlah suatu pencobaan diluar kemampuan manusia. Namun pencobaan itu adalah pencobaan yang biasa yang sering dihadapi oleh orang lain. Namun yang berbeda adalah kekuatan dan cara pandang setiap orang dalam menghadapi pencobaan. Sewaktu menghadapi pencobaan, Tuhan sedang menguji iman kita, sebab Tuhan sedang menuntun kita ke jalan yang baru. Oleh karena itu, dengarkanlah dan berjalanlah bersama Tuhan dengan imanmu. (Invocatio).
Berbagai peristiwa ajaib yang diterima bangsa Israel selama ini dari Tuhan, ternyata tidak cukup untuk membuat mereka percaya terhadap laporan positif dari Yosua dan Kaleb, hanya dikarenakan laporan negatif dari 10 pengintai yang pulang dari mengintai tanah Kanaan. Sehingga Tuhan mendatangkan murkaNya. Oleh karena itu Musa meminta kepada Tuhan, belas kasihNya dan kemurahanNya bagi bangsa Israel. Tuhan panjang sabar dan kasih setiaNya sangat berlimpah-limpah. Tuhan bukan hanya besar kemurahanNya, tapi IA juga mau mengampuni. Walaupun bangsa Israel selalu tidak setia dan selalu memberontak terhadap Tuhan, tapi Tuhan tetap setia kepada bangsaNya. (Bacaan)
Roma 3:1-8, Perlu diketahui bahwa orang-orang Yahudi seringkali menyombongkan diri sebagai umat Allah lalu menghina mereka yang di luar Yahudi sebagai bangsa kafir, tidak berhukum, dll. Mereka merasa bahwa Merekalah yang paling benar, karena merekalah yang menerima dan menjalankan hukum taurat dan sunat. Meskipun berdosa, orang Yahudi tetap memiliki kelebihan. Bukan pada diri mereka, melainkan pada panggilan Allah yang mempercayakan firman-Nya kepada mereka supaya mereka bisa menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain (ay. 2). Lalu, apa jadinya jika bangsa pilihan Allah itu gagal dalam melakukan kehendak Allah? Apakah berpengaruh terhadap kasih dan kesetiaan Allah? Ternyata tidak (ay. 3-4). Paulus menyatakan bahwa ketidaksetiaan manusia tidak akan mempengaruhi kesetiaan Allah kepada manusia. Allah tetap setia kepada manusia walaupun manusia tidak setia kepada Allah. Karena Allah adalah setia, itulah sifat Allah. Allah itu tetap setia walaupun sebagian orang Israel tidak setia terhadap perjanjian karena tidak percaya kepada Yesus Kristus. Orang Yahudi tidak percaya dan tidak setia kepada Firman Tuhan tetapi Allah yang pemberi Firman itu tetap setia kepada mereka yang tidak setia menjalankan FirmanNya. Kegagalan manusia semakin menegaskan kesetiaan Allah. Semakin besar kesalahan manusia, semakin besar pula pengampunan yang Dia berikan. Allah memang setia. Bahkan kesetiaan-Nya mengatasi keberdosaan kita. Tetapi, bukan berarti manusia bisa berlaku seenaknya, bahkan menyepelekan kasih Allah dan hidup cemar (ay. 8).
PENUTUP
1. Sumber kekuatan kita, ketika kita menghadapi berbagai percobaan adalah Kesetiaan Allah yang menolong kita memberikan jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya.
2. Kasih Karunia dan Kemurahan Tuhan mendatangkan keadilan dan kebenaran bagi orang orang yang berdosa.
3. Allah itu adalah Allah yang setia, yang memberikan pengampunan bagi orang yang bertobat.
4. Setialah kita kepada Allah karena Allah jauh sangat lebih setia kepada kita dengan kasih karunia dan pengampunanNya bagi kita.
Pdt. Nur Elly Tarigan
GBKP RG Karawang