Minggu 01 Maret 2020 ; Matius 9 : 27 -31
Invocatio : Aku membaringkan diri lalu tidur, aku bangun, sebab Tuhan menopang aku (Masmur 3 : 5)
Ogen : Masmur 91 : 14-16
Kotbah : Matius 9 : 27-31
Tema : Aku memanggil nama Tuhan, Dia menjawabku
Kata pengantar
Apakah setiap kita memanggil nama Tuhan, akan dijawab oleh Tuhan? Sering kita bertanya terhadap diri sendiri, apakah Tuhan mendengar dan akan menjawab doa permohonanku? Mengapa Tuhan tidak mendengar dan menjawab doaku? Bagaimana caranya agar Tuhan mendengar dan menjawab doaku? Tentu sebagai anak-anak Tuhan, kita sering bergumul tentang penderitaan. Terkadang dalam kehidupan ini, kita sering berseru kepada Tuhan, namun Tuhan belum memberikan jawaban terhadap pergumulan kita.
Penjelasan teks kotbah
Ay 27, Ketika Yesus meneruskan perjalanan dari sana, dua orang buta mengikutiNya sambil berseru-seru dan berkata “Kasihanilah kami, hai Anak Daud”. Dalam hal ini, tidak selamanya pertolongan Tuhan datang seketika itu. Dimana ketika Yesus meneruskan perjalanannya dari sana, dua orang mengikutiNya sambil berseru-seru dan berkata “Kasihanilah kami hai Anak Daud.” Dapat kita bayangkan bahwa Yesus sedang berjalan, kemudian dua orang buta sedang berjalan mengikuti Yesus. Kedua orang tersebut memanggil nama Yesus adalah Anak Daud. Anak Daud mengacu kepada Matius 1 : 1 yaitu Mesias yang artinya adalah yang di urapi. Panggilan kedua orang buta terhadap Yesus menunjukkan bahwa mereka sungguh mengenal Yesus dalam kehidupannya.
Ay 28, Setelah Yesus masuk kedalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepadaNya dan Yesus berkata kepada mereka “Percayakah kamu bahwa Aku dapat melakukannya?” mereka menjawab “Ya Tuhan kami percaya”.
Ayat ini menunjukkan bahwa pada saat kedua orang buta berseru-seru kepada Yesus, seruan mereka tidak didengar dan seruan mereka diabaikan oleh Yesus itu sendiri. Itulah sebabnya pertolongan Tuhan tidak datang seketika itu. Mengapa? Karena pada ayat 28 dikatakan “Setelah Yesus masuk kedalam rumah datanglah kedua orang buta itu kepadaNya dan Yesus berkata kepada mereka “Percayakah kamu bahwa Aku dapat melakukannya?”. Dalam hal ini Yesus mau melihat kesetiaan kedua orang buta. Tetapi pertanyaan untuk kita, ketika kita berdoa pada Tuhab dan doa kita tidak dijawab oleh Tuhan, apakah iman kita tidak goyah? Masihkah kita tetap mengatakan bahwa Tuhan Yesus adalah Allah yang menyembuhkan? Atau walaupun kita terus menerus berdoa dan pergumulan kita tetap tidak pernah selesai? Apakah kita terus berharap pada Yesus Kristus? Inilah yang menjadi pergumulan iman kita. Perlu kita renungkan tentang pertanyaan Yesus “Percayakah kamu bahwa Aku dapat melakukannya?”. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa yang terpenting sejauh mana kita memiliki iman atau kepercayaan kepada Yesus Kristus. Kita sering berdoa kepada Tuhan namun kita belum mengandalkan hidup kita kepada Tuhan.
Ay 31, Tetapi mereka keluar dan memasyurkan Dia keseluruh daerah itu.
Orang buta yang disembuhkan Yesus, walau Yesus melarang mereka untuk tidak menceritakan kepada orang banyak, namun pengalaman hidupnya bersama Yesus, membuat orang buta tersebut memasyurkan Yesus keseluruh daerah tersebut. Namun kenyataan gereja pada saat ini bahwa, jemaat disuruh untuk mengabarkan kabar keselamatan justru penolakan yang sering kita dengar dengan berbagai alasan.
Aplikasi
Kita sering memanggil nama Tuhan dan kita berdoa meminta pertolongan Tuhan, namun setelah kita berdoa, dan doa kita belum dikabulkan oleh Tuhan, yang sering terjadi adalah kuatir, bosan, dll, namun yang diharapkan Tuhan dari permohonan kita adalah sikap kita yaitu kesetiaan dan kepercayaan kita terhadap doa permohonan kita. Kita harus percaya bahwa Yesus pasti mendengar permohonan kita, kemurahannNya akan tetap diberikan kepada orang-orang yang percaya dan setia terhadap pertolongan Tuhan.
Pdt Abel Sembiring
GBKP Rg Tambun