Khotbah Minggu tgl 07 Juli 2019 : Bilangan 28 : 26-31
Invocatio : Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu. (Amsal. 3:9)
Khotbah : Bilangan 28:26-31.
Tema
Persembahen Ulih Peranin./ Persembahan Hasil Panen.
Pembukaan.
Setiap orang yanh melakukan pekerjaan atau usaha yang dikerjakan pasti mengharapkan hasil yang baik, misalkan seorang petani yang menanam tanaman, pastilah mengharapkan agar tanamannya tumbuh subur, dan menghasilkan buah yang banyak serta harga jualnya tinggi di pasaran. Untuk memperoleh hasil yang baik, tentu saja petani tersebut melakukan proses yang benar, mulai memilah benih, merawat serta memupuk tanamannya, serta menjaga tanaman itu agar tidak dirusak hama serta aman dari pencuri tanaman. Apakah usaha itu sudah cukup..?, tentu saja sebagai orang Kristen kita tidak boleh mengabaikan hal yang penting sekali yaitu tetap berdoa dan berpengharapan kepada Allah sebagai penentu hidup dan usaha kita. Berpengharapan kepada Allah menunjukkan pengakuan iman kita bahwa Allah lah yang memberkati segala pekerjaan anak-anakNya (Bdk. Maz. 27:3).
Minggu ini adalah minggu Kerja Rani GBKP, Kerja Rani adalah salah satu pesta iman dalam kalender gereja kita, dimana setiap jemaat kita akan mempersembahkan sebahagian dari hasil usaha/pekerjaan kita sebagai bentuk ucapan syukur kepada Allah sumber dari segala berkat yang kita terima.
Kegiatan ini bukanlah rutinitas tahunan dalam gereja kita, namun merupakan sarana peneguhan iman dan mendukung pelayanan Runggun secara lokal dan GBKP secara sinodal, oleh karenanya kita harus melakukan Atau mempersiapkannya dengan sungguh-sungguh dan mendasarinya dengan Firman Tuhan dan pertolongan Roh Kudus.
Kitab Bilangan (dari bahasa Yunani: Αριθμοί, Arithmoi; bahasa Inggris: Book of Numbers, dari bahasa Latin: Numeri; bahasa Ibrani: במדבר, Bəmidbar, "di padang gurun") adalah kitab keempat Taurat dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, juga dalam Perjanjian Lama yang ditulis oleh Musa, Kitab ini menceritakan peristiwa peristiwa yang dialami oleh bangsa Yahudi ketika berada selama 38 tahun di padang pasir dalam perjalanan dari tanah Mesir ke tanah Kanaan. Di dalam kitab ini banyak menyajikan angka-angka, baik sensus penduduk, penanggalan upacada keagamaan serta jumlah besaran dalam aturan keagamaan umat pilihan.
Ada beberapa pointer khotbah kita berdasarkan teks renungan kita pada minggu ini.
1. Kitab Bilangan sebagai salah satu Panduan waktu dan Teknis Pelaksanaan Perayaan-perayaan Umat Pilihan.
Di dalam melaksanakan upacara keagamaan, harus dilaksanakan dengan sungguh sungguh dan disiplin. Kitab Bilangan 28:26-31, merupakan petunjuk waktu (cronos), dan teknis pelaksanaan upacara Persembahan Pesta Panen (bdk. Imamat 23:15-22). kitab ini mengarahkan agar umat Allah memberikan persembahan yang menyenangkan Tuhan, baik dalam kualitas dan kwantitasnya. Bahan-baham atau material dari persembahan itu adalah yang terbaik serta pelaksanaannya didasari dengan iman dan ucapan syukur bersama-sama dengan umat percaya di dalam acara kebaktian/ibadah.
2. Persembahan Sebagai Wujud Ucapan Syukur dan kepatuhan kepada Allah. Tujuan dari upacara ini adalah untuk mengingatkan umat Israel bahwa Tuhanlah yang memelihara umat PilihanNya, yang telah memimpin mereka dari Mesir ke Kanaan, yang telah menganugerahkan tanah yang penuh dengan susu dan madu serta yang tetap melindungi, memberkati dan menghapuskan dosa dan pelanggaran mereka. Melalui persembahan Pesta Panen ini, umat Allah mengakui otoritas Tuhan dan pemeliharaanNya dalam kehidupan mereka beserta keturunannya. Melalui upacara ini, umat mengingat kembali karya Allah dalam kehidupan mereka dan tetap bergantung kepadanNya, niscaya Allah akan memberikan anugerah yang lebih luar biasa lagi pada masa mendatang.
3. Memberikan persembahan, sebagai upaya pengendalian diri terhadap mamon (harta, kekayaan). Manusia hidup di dunia ini membutuhkan harta/uang, namun harta dan uang janganlah menjadi tujuan hidup, tetapi sebagai sarana/alat untuk kesejahteraan. Di dalam Kitab Matius 6:19-21, kita diingatkan agar jangan mengabdi kepada dua tuan, yaitu Mamon dan Allah, karena mamon tidak kekal dan tidak memberikan keselamatan namun hanya Allah yang dapat memberikan kebahagiaan dan keselamatan sejati. Dengan memberi persembahan kita membuktikan bahwa uang atau harta bukalah segalanya, kita tidak merasa rugi walaupun harta/uang kita berkurang ketika mempersembahkannya kepada Allah. Bahkan kita sangat bersukacita ketika masih diberikan waktu untuk memberi persembahan.
4. Persembahan Sebagai Sarana Mendukung Pelayanan Gereja. Persembahan Pesta Panen dilaksanakan sekali dalam setahun, adalah salah satu sumber pemasukan keuangan Gereja kita, menurut aturan keuangan GBKP, pembagian persembahan ini adalah 60 persen untuk Runggun, 40 persen disetorkan ke kas Umum GBKP. Seluruh Jemaat harus memahami bahwa persembahan ini bukan hanya untuk gereja lokal tetapi untuk GBKP secara sinodal, melalui persembahan yang kita berikan, banyak kegiatan pelayanan yang terlaksana, oleh karenanya harus kita dukung dan sukseskan demi kemuliaan Tuhan. Amin.
Pdt Togu Persadan Munthe
GBKP RG Cililitan