Khotbah Minggu tgl 16 Juni 2019 ; 2 Tesalonika 2 : 13-17
(Minggu Trinitatis)
Invicatio : Roh Tuhan akan ada padanya, roh hikmat dan pengertian, roh nasihat dan keperkasaan, roh pengenalan dan takut akan Tuhan (Yesaya 11:2)
Khotbah : 2 Tesalonika 2:13—17
Tema :
“Tuhan Memilih serta Memberi Kekuatan”
(“Dibata Milih dingen Mpegegehi”)
I. Pendahuluan
Saudara – saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus.
Menjadi orang percaya atau orang Kristen bukanlah kebetulan terjadi, sebab "Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu." (Yohanes 15:16a), dan "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku," (Yohanes 6:44). Artinya kita adalah orang-orang pilihan Tuhan yang dipanggil masuk ke dalam kehendak dan rencana-Nya. Ini menunjukkan bahwa kita istimewa dan berharga di mata Tuhan karena dipilih di antara jutaan umat manusia di muka bumi ini. Bukankah banyak yang lebih pandai, lebih kaya, lebih kuat, lebih bertalenta, lebih segala-galanya dibandingkan dengan kita, tapi mengapa Tuhan memilih kita? Inilah yang menjadi renungan kita minggu ini.
II. Pembahasan
Saudara – saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus.
Sebagai umat yang telah dipilih dan diselamatkan, maka layaklah kita untuk menaikkan ucapan syukur itu kepada Allah. Sebab sebaik apapun perbuatan yang kita lakukan atau sekeras apapun usaha yang kita perbuat, namun jika Allah tidak mau memilih kita, maka semuanya itu akan sia-sia belaka.
Dalam kesebelasan tim sepakbola, pemain yang ada merupakan pemain pilihan yang telah lolos seleksi dari sekian banyak orang yang bisa bermain sepakbola. Para pemain ini juga bukan sembarang orang, namun mereka telah teruji dalam pertandingan-pertandingan yang ada. Seleksi pemain ini juga dilakukan secara ketat, supaya bagi mereka yang telah lolos seleksi adalah orang dengan kemampuan bermain yang bagus.
Jikalau untuk sebuah tim sepakbola saja dilakukan seleksi yang sedemikian panjang dan mempunyai standar yang ketat, bagaimana kemudian Allah memilih umat yang akan diselamatkan oleh-Nya? Tentu karya penebusan Allah melalui Kristus adalah bukan hal yang main-main, karena Dia sendiri yang mengutus Putera-Nya untuk melakukan tugas mulia itu bagi kita umat pilihan-Nya.
“Akan tetapi kami harus selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara, yang dikasihi Tuhan, sebab Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai” ( 2 Tesalonika 2:13 ).
Masing-masing kita adalah umat pilihan Allah yang telah dipilih-Nya sendiri. Jikalau tim sepakbola adalah orang-orang pilihan, terlebih lagi kita yang telah dipilih oleh Allah itu sendiri. Anda dan saya begitu berharga di mata Allah sehingga Dia telah memilih kita. Semua itu bukan karena usaha kita sendiri atau perbuatan yang telah kita lakukan, melainkan oleh karena kemurahan Allah semata.
Titik berat pernyataan syukur Paulus ini terletak pada bagian ketika Tuhan memilih jemaat Tesalonika untuk diselamatkan dari kebinasaan. Pentingnya fakta bahwa jemaat Tesalonika dan juga kita sebagai manusia berdosa dipilih oleh Tuhan untuk dapat mengenalNya yang suci sering sekali kita lupakan. Banyak dari manusia sudah menganggap hal tersebut sesuatu yang lumrah dan bukan hal yang luar biasa. Namun jika kita melihat kebelakang lagi dan mengingat kembali momen dimana kita mengenal Tuhan pertama kalinya, kita harusnya mengerti betapa kita dianugerahi sesuatu yang luar biasa.
Sebagai anak, kita merasa bangga jika kita mendengar orang lain berkata betapa miripnya kita dengan orang tua kita. Namun, pernahkah kita bertanya apakah orang tua kita merasa bangga memiliki anak seperti kita? Ketika Alkitab berbicara tentang memperoleh kemuliaan Kristus, Alkitab mengacu kepada pemahaman tentang kebanggaan yang timbul saat kita menampakkan ciri kemuliaan tersebut.
Allah sebagai pencipta kita adalah Allah yang absolut. Dia berhak memiliki kehendak apapun dan apapun kehendakNya merupakan kebenaran yang tidak dapat diganggu gugat. Terlebih lagi, Dia adalah Allah yang adil dan tidak dapat mentolerir sedikitpun pribadi yang bersalah kepadaNya. Adam dan Hawa dapat dikatakan ‘hanya’ memakan sebuah buah yang bahkan mungkin tidak sampai habis memakan buah tersebut, namun Allah menghukum bukan hanya mereka berdua, namun seluruh umat manusia yang lahir ke dunia ini. Hal ini mendemonstrasikan Allah kita yang berhak murka karena ketidaktaatan manusia kepadaNya. Ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah tidak memiliki sedikitpun kewajiban untuk menyelamatkan kita. Namun karena kasihNya yang absolut juga kepada manusia ciptaanNya, Dia mengaruniakan AnakNya untuk datang ke dunia ini dan mati untuk menyelamatkan mereka yang dipilihNya untuk percaya kepadaNya sebagai Juru Selamat.
Fakta ini saja seharusnya membuat kita sadar betul bahwa hidup kita yang sudah diselamatkan memiliki tujuan yang pasti. Alhasil kita harus bergerak menuju tujuan yang Tuhan tetapkan bagi kita, yaitu memuliakan diriNya. Jika masih ada diantara kita yang bertanya mengapa? Jawabannya adalah sesederhana bahwa Dia yang absolut sudah memilih untuk mengasihi kita yang telah berdosa kepadaNya. Adakah anugerah ataupun mujizat yang lebih besar dari ini?
Kiranya hidup kita boleh dikaji ulang sekali lagi ketika kita berhubungan dengan Tuhan. Mari kita ingat kasihNya yang begitu besar dengan memilih kita untuk diselamatkan melalui pengorbanan AnakNya. Agar hidup kita boleh kembali ke jalur yang benar yaitu memuliakan Tuhan kita saja.
Pentingnya Ajaran yang benar. Pengalaman rohani dalam iman Kristen bermakna karena pengalaman itu bersumber pada kebenaran. Apabila keteguhan iman Kristen disandarkan pada pengalaman belaka, iman itu akan melemah dan goyah ketika pengalaman buruk seperti aniaya terjadi. Satu-satunya jalan agar iman Kristen kita dapat kokoh teguh dalam keadaan bagaimana pun ialah dengan mengalaskan iman dan pengalaman kita atas ajaran yang benar.
Yesus adalah Firman kebenaran. Kita kenal Dia secara akrab hanya bila kita bersedia menjadikan seluruh kebenaran Alkitab menjadi sumber dan dasar dari sikap, pola pikir, pertimbangan dan kelakuan kita sehari-hari.
Tidak seorangpun yang kebetulan menjadi seorang Kristen, Terlepas dari bagaimana latar belakang kita menjadi kristen, satu hal yang pasti kita adalah orang-orang yang telah dipilih Allah dan yang dipanggil untuk hidup dalam kehendak dan rencana-Nya. Jika kita menjawab “ya” terhadap panggilan Tuhan, maka Tuhan memberikan penghiburan dengan memperbaharui semangat kita dan Tuhan memberikan kekuatan yang baru, untuk kita tetap berjalan dalam kehendak Tuhan. Sebagai orang pilihan Allah, kita harus memahami benar pengertian dari “dipilih Allah” yaitu :
1. Dipilih Allah berarti diberi tanggung jawab (Matius 5:13—16 ; 28:19—20).
Yesus berkata, “kamu adalah garam dunia”, dibagian lain Ia berkata, “pergi dan jadikanlah semua bangsa murid-Ku”, dalam ucapan Yesus ini terkandung perintah yang harus kita kerjakan dan dipertanggungjawabkan kepada Tuhan.
2. Dipilih Allah berarti dibela Allah (Roma 8:33).
Sebagai orang pilihan memiliki jaminan akan pembelaan Tuhan yang akan menuntun kepada kemenangan.
3. Dipilih Tuhan berarti harus hidup memelihara iman (Titus 1:1).
Orang pilihan Tuhan mempunyai tanggung jawab untuk memelihara imannya agar tetap teguh didalam Tuhan.
Dipilih Allah berarti diberi tanggung jawab, dipisahkan dari kehidupan lama, dan selalu dalam pembelaan Tuhan, juga diberi tugas untuk memelihara iman dirinya sendiri. Dibalik panggilan Allah pasti ada maksud dan rancangan-Nya yang mulia yang hendak dinyatakan didalam kehidupan setiap orang percaya.
III. Penutup – Refleksi
Saudara – saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus.
Menjadi orang pilihan yang ditebus dengan darah Kristus sepatutnyalah membuat kita orang yang percaya senantiasa mewarnai hidup dengan ucapan syukur. Kita yang bernoda dibuatNya berharga karena kasihNya. Kita yang sesat telah dibuatnya selamat karena anugerahNya dan kita yang nista akibat dosa telah diangkat menjadi milikNya. Kenyataan sedemikian membuat Paulus dengan tegas meminta jemaat di Tesalonika untuk terus menerus mengingat dan menghayati penebusan Kristus.
Paulus meminta jemaat Tesalonika dan kita semua untuk mengucap syukur atas keselamatan dan terlebih atas kemuliaan yang mereka terima dalam Kristus Yesus. Tidak ada hal lain yang lebih berharga dari kedua hal tersebut mengingat keadaan manusia yang secara logika sulit pulih (Roma 3:23) tetapi syukur kepada Allah sebab Dia menyelamatkan bukan dengan menggunakan logika/akal ataupun daya upaya manusia tetapi semata-mata hanya karena kasih karuniaNya (Efesus 2:8). Itulah sebabnya Rasul Paulus sangat mengharapkan jemaat Tesalonika dan kita semua sungguh-sungguh menyadari hal itu dan menjalani kehidupan yang berakar/beriman kepada Kristus. Dengan cara apa? Dalam 2 Tesalonika 2:15 Paulus memberikan nasihat agar jemaat Tesalonika beriman melalui hidup yang berdiri teguh dan berpegang pada ajaran-ajaran yang tidak lain adalah kebenaran Firman Tuhan yang mereka terima baik secara lisan maupun tertulis.
Kita sudah merenungkan betapa berartinya hidup kita jika kita mengizinkan Kristus menjadi raja yang memerintah dalam hati kita. Hari ini, melalui nasihat Rasul Paulus, Firman Tuhan kembali menguatkan kebenaran bahwa kita berdiri teguh dan berpegang pada FirmanNya, maka Kristus akan menjadi sumber pengharapan, penghiburan sejati, dan menjadi sumber datangnya segala hal yang baik bagi kita sehingga kita dimampukan untuk mengarungi kehidupan di dunia ini dengan penuh kemenangan.
“Bersumber pada ALLAH, kita tak mungkin SALAH apalagi KALAH, tetapi bersumber pada ilah (sumber selain ALLAH), kita pasti MUSNAH”. Amin.
Pdt. Abdi Edinta Sebayang, M.Th
GBKP Runggun Graha Harapan