Khotbah Minggu Tgl 09 Juni 2019 ; Roma 8 : 9 - 11

(Pentakosta I: Kelimapuluh/ Turunnya Roh Kudus)

Invocatio  : Ketika mereka sampai di Gibeadari sana, maka bertemulah ia dengan serombongan nabi, Roh Allah berkuasa atasnya dan Saul turut kepenuhan seperti nabi di tengah-tengah mereka. (1 Samuel 10:10).

Khotbah   : Roma 8:9-11

Tema :

Roh Kudus Memberikan Hidup Baru (Kesah Si Badia Mereken Geluh si Mbaru

Saudara saudari yang kekasih dalam nama Yesus Kristus, sering sekali untuk mendapatkan apa yang manusia inginkan dalam hidup ini kedagingan mereka lebih kuat dibandingkan mengandalkan kusa Roh Kudus Tuhan. Meskipun pada akhirnya kedagingan itu membawa penderitaan dan kekecewaan serta penyesalan dan mengandalkan kuasa Roh Kudus Tuhan memberikan kebahagiaan dan kesuksesan. Sama halnya seperti cerita ini:

Pada suatu masa, ada seorang Raja Cina yang merasa semakin tua dan harus meninggalkan singgasananya. Alih-alih memilih anak-anaknya atau para pejabat negara untuk menggantikan kedudukannya, raja tersebut memutuskan untuk menggunakan cara yang lain.

Beliau mengumpulkan semua pemuda yang ada di negaranya untuk menghadap, dan berkata: “Sekarang sudah saatnya aku turun dari singgasana, dan sudah saatnya pula aku memilih raja yang baru. Aku akan memilih salah satu dari kalian untuk menjadi raja.” Para pemuda kaget mendengar pengumuman ini. Raja melanjutkan: “Hari ini aku akan memberikan sebuah benih kepada setiap orang. Hanya satu benih saja. Tetapi benih ini sangat istimewa. Aku minta kalian ambil benih ini kemudian pulang ke rumah masing-masing, tanam dan sirami benih ini lalu datanglah kembali kepadaku setahun lagi bersama dengan tanaman dari benih tersebut.Maka aku akan menilainya dengan melihat tanaman yang kalian bawa dan aku akan memutuskan siapa yang akan menjadi rajasebagai penggantiku.”

Di antara orang-orang yang dipanggil ke istana tersebut, ada seorang pemuda yang bernama Ling, ia pun mendapat sebuah benih seperti yang lainnya. Setelah Ling pulang ke rumah, dia menceritakan apa yang dialaminya di istana kepada ibunya dengan antusias. Ibunya memberikan sebuah pot dan sedikit tanah. Ling pun menanamkan benihnya dengan hati-hati, meletakkan pot itu di depan jendela yang bisa dimasuki cahaya matahari. Setiap hari dia menyiram tanamannya dan memastikan apakah benihnya tumbuh atau tidak.

Setelah sekitar tiga minggu berlalu, pemuda-pemuda lain yang tinggal dekat dengan rumah Ling mulai menceritakan bagaimana benih mereka tumbuh dan berkembang. Setiap kali Ling mendengarkan cerita mereka, Ling langsung pulang ke rumah dan mengecek tanamannnya. Tetapi, dia tidak melihat perkembangan apapun di pot miliknya.

Minggu berganti minggu,akan tetapi tidak ada perubahan apapun. Sementara itu teman-temannya dengan penuh kebanggaan senantiasa membahas perkembangan bunga-bunga tanaman milik mereka.Ling diam seribu bahasa, karena tidak ada apapun yang dapat dibahas tentang tanaman miliknya tersebut. Dia hanya memiliki sebuah pot yang diisi dengan tanah, hanya itu saja. Dan dia pun mulai percaya bahwa dirinya telah gagal. Akhirnya enam bulan berlalu. Di pot miliknya, Ling masih tidak mendapatkan apapun. Ling meyakini bahwa benihnya sudah busuk.

Saat benih-benih milik pemuda yang lain sudah berbunga atau bahkan menjadi pohon, dia hanya mempunyai sebuah pot kosong, itusaja!Akhirnya satu tahun genap berlalu dan semua pemuda-pemuda dinegeri itu membawa tanaman yang telah mereka tanam ke hadapan raja. Ling berkata kepada ibunya bahwa dia tidak akan membawa pot kosong ke hadapan raja, akan tetapi ibunya menasihati agar Ling tetap membawa potnya dan bertindak jujur. Ling, yang sampai jatuh sakit karena merasa terbebani dengan keadaannya itu, tetap menuruti perkataan ibunya karena yakin akan kebenaran nasihat beliau.

Dan akhirnya ia memberanikan diri membawa pot kosong itu ke istana. Sesampainya di istana, ia terperangah ketika melihat berbagai jenis tanaman yang dibawa pemuda lain. Semuanya berwarna-warni, indah dan menebarkan wangi semerbak ke segala arah. Pemuda-pemuda lain menceritakan bagaimana mereka menumbuhkan benihnya sehingga menjadi begitu indah dengan seriusnya, mereka juga menertawakan Ling ketika melihat potnya yang kosong. Beberapa orang merasa sedih melihat kondisi Ling dan merangkul bahunya seraya berkata, “Biarlah jangan kau risaukan, kamu telah melakukan yang seharusnya kamu lakukan!”

Raja tersebut mendatangi parapemuda peserta sayembara dan memeriksa tanaman mereka. Pada saat bersamaan, Ling berusaha untuk bersembunyi ke belakang. Rajaberkata, ”Alangkah besarnya pepohonan dan bunga yang kalian pelihara ini! Pada hari ini akan dipilih raja baru dari salah satu di antara kalian.” Tiba-tiba sang raja melihat Ling yang sedang memegang pot kosong. Dengan segera, raja memerintahkan agar pengawal membawa Ling ke hadapannya. Ling pun gemetar ketakutan. Ling berpikir,“Jangan-jangan karena saya gagal menumbuhkan benih itu raja akan membunuhku!”

Raja menanyakan nama Ling. Ling pun menjawab pertanyaan beliau, sedangkan pemuda lainnya mulai menertawakan Ling. Raja mendiamkan cemoohan tersebut dengan isyarat tangannya. Raja menempatkan ling kesebelahnya sambil berkata kepada semua orang yang hadir. “Berikanlah salam penghormatan kepada raja baru kalian! Namanya Ling!”

Ling tidak memercayai apa yang didengarnya.“Bagaimana mungkin saya bisa menjadi raja padahal benih yang ku tanam tak tumbuh”, pikirnya. Raja tersebut melanjutkan pidatonya:

“Satu tahun yang lalu saya memberikan satu benih kepada setiap orang. Saya meminta kepada kalian untuk menanam benih tersebut dan menunjukkannya kepadaku setahun kemudian. Akan tetapi, ketahuilah bahwa benih yang saya berikan itu sebelumnya telah direbus,sehingga tidak mungkin satupun dari benih tersebut yang akan tumbuh. Selain Ling, kalian semua membawakan kepada saya bermacam-macam pohon, tanaman, dan bunga.

Ketika saya melihat benih yang saya berikan kepada kalian tumbuh menjadi berbagai jenis tumbuhan, saya sadari bahwa kalian telah menanam benih lain selain benih yang telah saya berikan. Di antara kalian, hanya Ling yang berani menunjukkan kejujurannya dengan membawa pot kosong yang di dalamnya telah ditanam benih yang saya berikan kepadanya. Oleh karena itu, dialah yang akan menjadiraja baru kalian.”

Demikian juga dalam nas khotbah ini Paulus menguraikan dua golongan orang yaitu mereka yang hidup menurut daging (tabiat berdosa) dan mereka yang hidup menurut Roh. Hidup "menurut daging" berarti mengingini, menyenangi, memperhatikan, dan memuaskan keinginan tabiat manusia berdosa. Ini meliputi bukan saja kedursilaan seksual, perzinaan, kebencian, kepentingan diri sendiri, kemarahan, dan sebagainya (lih. Gal 5:19-21).

Hidup "menurut Roh" ialah mencari dan tunduk kepada pimpinan dan kemampuan Roh Kudus dan memusatkan pikiran pada hal-hal dari Allah. Paulus mengatakan bahwa tidak mungkin seseorang untuk mengikuti hukum daging dan pimpinan Roh pada saat yang bersamaan (ayat Rom 8:7-8; Gal 5:17-18). Jikalau seorang gagal melawan keinginan dosa dengan pertolongan Roh dan sebaliknya hidup menurut hukum daging (ayat Rom 8:13), dia menjadi seteru Allah (Rom 8:7; Yak 4:4) dan dapat menantikan kematian rohani yang kekal (ayat Rom 8:13). Mereka yang terutama mengasihi dan memperhatikan hal-hal dari Allah dalam hidup ini dapat mengharapkan hidup kekal dan hubungan dengan Allah (Rom 8:10-11,15-16).

Semua orang percaya sejak saat menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan memiliki Roh Kudus yang berdiam dalam mereka (bd. 1Kor 3:16; Ef 1:13-14). Orang-orang yang hidup menurut daging adalah orang-orang yang sibuk dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan hidup penuh dosa. Orang yang hidup menurut Roh adalah orang-orang yang hidup dengan segala sesuatu  yang berkenan dengan hidup menurut pimpinan dan kuasa Roh.  Keinginan daging bertentangan dan bermusuhan dengan Allah dan tidak bersedia tunduk pada hukum Allah. Orang-orang yang hidup menurut daging tidak akan dapat menyenangkan hati Allah.

Dalam ayat 9-11 Paulus menunjukkan apa yang membedakan orang-orang yang berada di dalam daging dengan orang-orang yang berada dalam Roh. Orang-orang yang hidup dalam Roh adalah milik Kristus dan orang-orang yang hidup dalam daging bukan milik Kristus. Orang-orang yang dipimpin oleh Roh Allah adalah anak Allah sehingga kita dapat berseru ya Abba, ya Bapa. Jika kita adalah anak Allah maka kita juga adalah ahli waris  yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-ssama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.

Orang yang hidup dalam Roh akan selalu berfikir dan bertindak seturut dengan Roh tersebut yang memberikan kehidupan karena dengan Roh dia mematikan perbuatan-perbuatan daging, tetapi orang yang hidup dalam daging dia akan selalu berusaha memuaskan kedagingannya yang menyebabkan kematian karena orang yang hidup dalam daging akan mati.

Orang hidup dalam kedagingan adalah orang-orang yang masih hidup dalam manusia lama, sedangkan orang-orang yang hidup dalam Roh adalah orang-orang yang sudah menanggalkan manusia lamanya dan hidup dalam manusia baru.

Tema kita adalah Roh Kudus Memberikan Hidup Baru. Dalam bacaan kita Kolose 3:5-11 dikatakan bahwa orang-orang yang hidup dalam kedagingan atau hidup manusia lama mereka adalah orang-orang yang hidup dalam percabulan, Kenajisan, Hawa nafsu, Nafsu jahat, Keserakahan yang sama dengan penyembahan berhala, Marah, Geram, Kejahatan, Fitnah, Kata, kata kotor yang ke luar dari mulutnya.

Orang-orang yang hidup dalam Roh atau orang-orang yang hidup dalam manusia baru adalah orang-orang yang hidup dalam belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan, dan kesabaran, mau mengampuni seorang akan yang lain, mengenakan kasih sebagai pengingat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Semua pengikut Kristus telah dipenuhi (Rm. 8:15-16) dan diurapi Roh Kudus untuk meneguhkan panggilan-Nya (ayat 2Kor. 1:21; 1Yoh. 2:20). Roh yang mendiami kita akan menolong terbentuknya buah Roh, yaitu sifat Kristus dalam kehidupan kita (Gal. 5:22-23). Pengurapan Roh Kudus akan memampukan untuk melakukan lebih dari apa yang kita telah lakukan. Ia juga memampukan kita menyampaikan firman Allah meski ada tantangan, memberikan hikmat dalam berkata-kata tentang Injil, sehingga kita bisa bersaksi tentang Injil.

Oleh sebab itu sebagai orang beriman di Hari Pentakosta ini hendaknyalah kita mampu keluar dari manusia lama kita dengan mengalahkan semua kuasa daging dan hiduplah dengan dipimpin oleh Roh Kudus dengan hidup seturut dengan kehendak Tuhan. Karena hanya dengan kuasa Roh Kuduslah kita mampu mengubah hidup kita menjadi seturut kehendak Tuhan. Seperti yang disampaikan dalam Invocatio 1 Samuel 10, Roh Tuhan dapat mengubah hati Saul (ayat 9). Dia kepenuhan Roh dan bernubuat seperti layaknya nabi (ayat 5-6, 10). Saul diubah hatinya oleh Allah, artinya ia mengalami perubahan sifat batin. Sifat ini bisa dan harus dipelihara melalui ketaatan kepada Allah. Salah satu bentuk ketaatan itu adalah Saul diminta dengan setia menantikan kedatangan Samuel, untuk nantinya ia dilantik sebagai raja di hadapan Allah (ayat 8) dan dikenali oleh umat Israel (ayat 17-27).

Pdt. Jaya Abadi Tarigan

GBKP Runggun Bandung Pusat

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate