Khotbah Minggu tgl 03 Maret 2019 : Matius 16 : 13-20
Pasion I /Estomihi : Tuhanlah gunung batu dan kubu pertahananku
Invocatio : Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih
karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah. (Roma 5:2)
Khotbah : Matius 16:13-20
Tema
Yesus Adalah Mesias Yang Dijanjikan Allah
Pendahuluan
Syalom, selamat hari Minggu. Hari ini kita masuk ke Minggu Pasion yang I. Minggu pasion sering juga kita sebut dengan Minggu-minggu kesengsaraan yang dialami Yesus untuk membuktikan solidaritas-Nya bagi manusia, bahwa Dia adalah Allah yang sungguh mengerti akan penderitaan dan kesengsaraan manusia. Dia bukan Allah yang hanya duduk di tahta kemuliaan Surga (transenden) menanti pertobatan manusia, tetapi Allah yang mau hidup ditengah-tengah kehidupan manusia (Imanuel), merasakan apa yang dirasakan manusia, memberi teladan hidup agar manusia tahu jalan menuju keselamatan.
Minggu ini juga di sebut dengan “Estomihi yang artinya : Tuhanlah gunung batu dan kubu pertahananku, mengingatkan dan menguatkan kita dalaam pergumulan-pergumalan hidup, agar jangan mengandalkan kekuatan sendiri tetapi datang kepada Tuhan, berdiam dihadapan Tuhan menanti pertolongan-Nya, berlindung dibawah naungan sayap-Nya. Dialah gunung batu kota benteng yang kuat, kubu pertahan di dalam Dia kita tidak akan goyah, Didalam Dia kita aman, tentram dan sentosa.
Siapakah Allah, yang disebut dengan “gunungbatu dan kubu pertahanan” kota benteng yang kuat Itu ? mari kita menelusuri nats khotbah kita minggu ini
Pendalaman Nats Khotbah
Ay. 13-16, Siapakah Yesus Bagi Kita ?
Pengenalan yang benar akan memampukan kita “memperlakukannya dengan benar”. Contoh seorang ibu yang tua dan tidak berpendidikan tinggal di kampung seorang diri. Dia sering mendapat kiriman wesel dari anaknya yang tinggal di luar negeri. Karena sang nenek tidak tahu wesel itu barang berharga, setiap kali mendapatkan kiriman langsung di buang ke tempat sampah. Seiring dengan pertambahan usianya yang tidak sanggup lagi bekerja semakin hari semakin buruklah keadaannya, sampai dia “mengutuki anaknya” karena hanya mengirim kertas bukan uang, singkat cerita dia jatuh sakit, akhirnya ada orang yang datang ke tempatnya, setelah nenek itu curhat tentang prilaku anankya lalu orang itu melihat “kertas-kertas yang dibuang nenek tersebut ke tempat sampah, lalu dia katakan pada nenek itu.... wah ini uang semua nek... nenek itu enggak percaya bahwa itu uang semua...lalu mereka pergi ke bank menukar wesel tersebut, dan hari-hari berikutnya kalau dia menerima kiriman tidak lagi di buang ke tempat sampah, tetapi menyimpannya di lemari menunggu kapan dia perlu untuk menukarnya ke bank.
Ketika Yesus datang ke dunia, tampil di kancah pelayan-Nya, dengan kuasa-kuasa yang ajaib, tidak serta merta orang menyambut Dia sebagai Tuhan. Banyak orang mengangap Dia seperti manusia biasa. Walaupun Yesus sering melakukan mujizat-mujizat tetapi mereka memandang-Nya “tidak lebih” dari nabi dan imam-imam yang mereka tahu.
Yesus ingin membuktikan siapa Di dihadapan murid-muri-Nya, inilah yang ditanyaken Yesus ketika mereka sampai di daerah Kaesaria Filipi.adaslah wilayah Herodes Antipas dan juga tempatpenyembahan-penyembahan agama kuno misalnya Baal, Dewa Pan yang agung. Di sana ada gua yang indah di bawahnya ada mata air sunga Yordan dan kuil kaisar yang terbuat dari marmer sebagai lambang keperkasaan keilahian Romawi. Sedangkan Yesus disebut anak tukang kayu dari Nazaret.
Mengapa Yesus menyanakan hal ini kepada murid-murid-Nya di tempat ini ? sebenarnya Yesus mau mengatakan bahwa Dia jauh lebih besar, lebih angung, lebih mulia lebih berkuasa dan lebih layak di sembah dari pada kuil-kuil dan berhala-berhala Romawi itu.
Jawaban murid-murid berdasarkan jawaban khalayak ramai, ada yang mengatakan Yohanes pembabtis, Elia, Yeremia atau salah satu dari nabi yang mereka tahu. Sungguh melalui jawaban murid-murid menurut orang banyak Yesus jauh lebih dari semua kuil-kuil orang Romawi. Yesus belum puas kalau murid-murid mengenal dirinya hanya sebatas pengenalan berdasarkan apa kata orang, tetapi pengakuan yang lahir dari pengenalan pribadi akan Yesus, sehingga Dia bertanya : “ tetapi katamu siapakah aku ini ?
Jawab Simon Petrus “Engkau adalah Mesias. Anak Allah yang hidup!”
Kata Ibrani Mashiach (Mesias) dan kata Yunani Khristos (Kristus) berarti ”Yang Dilantik”. Maka, ”Yesus Kristus” berarti ”Yesus Yang Dilantik”, atau ”Yesus sang Mesias”.
Pada zaman Israel dulu, seseorang biasanya dilantik dengan minyak yang dituangkan di atas kepalanya saat dia dipilih dan diberi kedudukan yang berwenang. (Imamat 8:12; 1 Samuel 16:13) Yesus dilantik oleh Allah sebagai Mesias, suatu kedudukan yang sangat istimewa. (Kisah 2:36) Tapi, Yesus tidak dilantik dengan minyak, dia dilantik Allah dengan kuasa kudus-Nya.—Matius 3:16.
Pengenalan akan Yesus sebagai Mesias tidak cukup hanya melalui apa yang dilihat oleh mata dan apa yang di dengar oleh telinga tetapi harus ada peran Roh Kudus.Seperti yang dikatakan oleh Yesus kepada Petrus. Tidak banyak orang melihat Yesus dengan prespektif Roh Kudus sehingga mereka mamperlakukan dan menerima Yesus hanya hanya seperti rabi, guru , imam dan nabi.
Jadi untuk mengenal Yesus lebih sungguh sampai kita juga mengimani bahwa Dialah Mesias yang diurapi penguasa surga dan dunia, kita membutuhkan pertolongan Roh Kudus (bdk. I Korintus 12:3)
Ay.17-19 Pengenalan Yang Benar Akan Tuhan Membawa Keselamatan
Pengenalan yang benar bahwa Yesus adalah Mesias, akan menjadi pondasi yang kuat bagi iman setiap orang yang percaya. Pengenalan yang benar bahwa Yesus adalah Mesias akan membawa sukacita dan kebahagiaan, di tengah begitu berat tantangan iman.
Iman yang benar dan murni tidak akan terlepas dari “pengujian-pengujian”. Buah dari pengujian itu akan membuktikan seberapa dalam dan kuatnya pondasi iman seseorang. Banyak orang Kristen mengatakan “Puji Tuhan haleluya, ketika semua perjalanan hidup seperti yang kita inginkan, tetapi bagaimana saat keaadaan tidak menyenagkan, apakah kita masih sanggup mengatakan “puji Tuhan haleluya ?” Ada banyak orang Kristen seperti isteri Ayub, yang bersykur dan bersukacita dikala hidupnya berlimpah dan keadaan aman tentram sentosa, tetapi ketika banyak pergumulan hidup, justru dia katakan :”kutukilah Allahmu dan matilah (bdk. Ayub 2:9).
Pondasi iman yang kuat memungkinkan kita membangun persekutuan (koinonia) yang kuat, Kesaksian (Marturia) yang nyata serta pelayanan (diakonia) yang dapat dirasakan. Jadi kalau kita mau membangun gerja yang besar, kita harus sampai kepada pengenalan Yesus secara pribadi.
Ijnilah yang dikatakan Yesus kepada Petrus, di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Orang yeng mengenal Yesus secara pribadi akan mendapatkan kebahagiaan karena alam maut pun tidak berkuasa atasnya. Pengenalan yang benar akan Tuhan membawa keselamtan.
Ay. 20. Jangan Memakaskan Iman Kita Kepada Orang Lain
Di ayat 20 ini sangat menarik kalau kita bahas, di sisi lain Yesus mamanggil dan mengutus murid-murid-Nya untuk memberitakan bahwa Yesus adalah juruselamat dunia, tetapi pada ayat ini justru Yesus melarang murid-murid-Nya mrmberitakan bahwa Yesus adalah Mesias.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa apa yang kita imani tidak bisa kita paksakan kepada orang lain. Iman akan tumbuh berdasarkan prosesnya, tanggung jawab kita hanya memberitakan bahwa Yesus itu adalah Mesias. Biarkan orang lain mengalami proses pertumbuhan imannya sampai dia sendiri yang akan membuat pengakuan secara pribadi bahwa Yesus adalah Mesias.
Pointer Aplikasi
1. Yesus adalah Mesias yang diurapi, ditahbiskan menjadi penguasa atau raja surga dan bumi. Dialah kota benteng tanduk keselamatan, tempat perlindungan yang kuat, kuasa apapun tidak sanggup menggoncangnya, kepada-Nyalah kita berserah
2. Minggu-minggu pasion kita diingatkan akan kesengsaraan Yesus dalm perjuangan iman menuju kemenangan. Demikian juga kita sebagai pengikut Yesus akan terus diperhadapkan dengan tantangan-tantangan iman. Tantangan iman sering membuat kita sulit membedakan mana lawan dan mana musuh, seperti yang dirasakan oleh Yosua. Didalam kekalutanya menghadapi musuh yang tidak dikenal, dia masih sempat “bertanya :”kawankah engkau atau lawan? Dalam masa-masa kampaye Pil Pres dan Pil Leg, mungkin kita sulit menentukan mana yang benar dan mana yang tidak benar. Yosua disuruh untuk meanggalkan :kasutnya, karena tempat itu kudus, artinya dalam segala kebimbangan kita kita harus membawanya kehadirat Tuhan, dan menanggalkan semua hal-hal yang kotor dan kenazisan (baca: kasut)
3. Kuasa Roh Kudus yang akan membawa kita kepada kasih karunia. Hidup dalam kasih karunia membuat kita bersukacita, karena ada pengharapan untuk mendapatkan kemuliaan Tuhan dan mahkota kehidupan.
“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu,
dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri
Akuilah Dia dalam segala lakumu ,
maka Ia akan meluruskan jalanmu” (Amsal 3:5-6)
Pdt. Saul Ginting
GBKP Rg. Bekasi