Khotbah Minggu tgl 17 Februari 2019 : 1 Korintus 1 : 18-25

Invocatio

”O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! sungguh tak terselidiki  keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya!” (Roma 11:33).

Ogen : Ibrani 12:18-24

Khotbah : 1 Korintus 1:18-25

Tema  

Kristus adalah Kekuatan dan HikmatAllah

Jalan Tuhan tak terselami oleh setiap hati kita manusia, seperti tingginya langit dari bumi, demikian tingginya jalan Tuhan dengan jalan kita manusia. Bagi orang percaya salib adalah keselamatan, bagi dunia salib adalah kebodohan. Latar belakang Korintus di mana ada banyak karunia Roh yang terjadi yang diberikan Allah, namun banyak pula permasalahan di Korintus. Ada banyak golongan dalam jemaat, ada golongan Paulus, Kefas, Kristus, dan lain-lain. Belum lagi dalam jemaat tersebut ada golongan Yahudi dan golongan Yunani. Bagi golongan Yahudi, salib suatu batu sandungan dan bagi golongan Yunani suatu kebodohan (ay. 23). Paulus memiliki suatu uraian argumentasi yang sangat indah dalam menjawab pertanyaan orang Yunani dan dan Yahudi tentang makna Salib. Kedua golongan masyarakat ini memiliki pengaruh di jamannya. Orang Yunani mencari hikmat: mereka terkenal dengan para filsufnya dan sudah memiliki pikiran yang sangat maju pada jamannya dengan mengembangkan nalar dan pikiran-pikiran logis. Mengapa bagi orang Yunani salib sebagai kebodohan? Salib dalam pandangan mereka adalah kutuk atau akhir perjalanan bagi seorang yang memiliki hukuman berat. Maka sungguh tak masuk akal bagi mereka kalau salib adalah jalan keselamatan dari Allah. Demikian halnya bagi Yahudi, salib pada Yesus dianggap sebagai skandal. Istilah ini muncul karena ketika vonis terhadap Yesus dihadapan Pilatus sebagaimana tuntutan para Sanhedrin, Saduse dan para ahli Taurat atas tuntutan hukum mati Yesus adalah karena menyebut dirinya Anak Allah. Sehingga olehNya Dia telah melakukan penistaan agama. Sekalipun vonis itu tidak berkaitan dengan itu, karena Pilatus sendiri menyebut Yesus tidak bersalah, namun kehadiran Yesus ditengah-tengah Yahudi menjadi kebencian bagi para imam, Ahli Taurat dan tokoh-tokoh Agama Yahudi di jamannya hingga mereka terus merencanakan dan mencari cara untuk membunuh Yesus.

Dari penjelasan Paulus tentang salib maka sesungguhnya apa yang dianggap Yunani sebagai kebodohan dan bagi orang Yahudi sebagai batu sandungan sesungguhnya sangat terbalik. Pemberitaan salib Kristus adalah hikmat Allah dan kekuatan Allah dalam menyelamatkan manusia. Bahkan bagi Paulus sendiri hikmat dunia telah membuat manusia tidak mengenal Allah. Yang bodoh bagi Allah lebih besar dari hikmat manusia, atau yang lemah dari Allah adalah lebih kuat dari pada manusia. Jadi siapakah yang sesungguhnya berhikmat atau jalan hikmat, apakah hikmat manusia yang mau binasa itu atau mereka yang percaya yang sekalipun dianggap manusia suatu kebodohan? Pada ayat 24-25, jelas Paulus menyebutkan “tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah. Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.”

Jalan salib adalah jalan yang dipakai Allah untuk menyelamatkan manusia, jalan salib ini merupakan alur pikir yang sungguh terbalik bahkan pikiran bodoh bagi mereka yang menganggap dirinya berhikmat di jamannya. Manusia dibenarkan Allah melalui Kristus bukan karena benar, sama sekali tidak! Manusia berdosa dan semestinya mendapatkan hukuman mati, karena dosa namun Kristus membenarkan manusia melalui pengorbanan Kristus di salib sehingga dengan itu memperoleh pembenaran sebagai anugerah Allah di dalam Kristus.Pengudusan di dalam Kristus dilakukan lewat pengorbanan Kristus yang rela mati di kayu salib dan memberikan hidupNya. Kematian Kristus di kayu salib adalah sebagai korban penghapusan dosa yang sekali untuk selamanya demi menyelamatkan manusia. Darah Yesus membasuh dosa, manusia tidak dapat bersih oleh karena perbuatannya sendiri atau hasil usahanya sendiri, manusia dikuduskan hanya oleh darah Yesus Kristus yang ditumpahkan untuk tebusan dosa.Manusia berdosa adalah budak dosa dan manusia diperhamba dosa, karena itu Kristus telah menebus kita dari perhambaan dosa dan kita menjadi milik Kristus.

Salib Yesus menyatakan bahwa Allah yang kita kenal dan sembah bukan hanya Allah yang jauh (transenden), tetapi juga Allah yang dekat dengan kita (imanen), yang turun ke bumi memberi penebusan bagi kita (Ibrani 12:18-24, bacaan pertama). Pandangan tentang Allah yang transenden, yang Maha Kudus, yang jauh, menakutkan bagi manusia untuk mendekatinya, begitulah yang ditemukan dalam budaya Perjanjian Lama. Manusia perlu melakukan ritual suci untuk menghampiri Allah di tempat kudusNya. Bandingkan penggambarannya dalam Ibrani 12:18-21, dimana Allah digambarkan seperti gunung yang tidak dapat disentuh, api yang menyala-nyala, kekelaman, kegelapan, angin badai, bunyi sangkakala, suara yang menggentarkan dan menakutkan. Penulis menggambarkan keadaan bagaimana nabi Musa dan bangsa Israel dulu mengalami suara Tuhan, langsung, ketika mereka ada di gunung Sinai (bd. Ulangan 9).Pandangan penulis Kitab Ibrani, tentang Allah yang dikenal dalam Kristus Yesus, adalah Allah yangimanen, akrab, dekat. Bandingkan penggambarannya dalam Ibrani 12:22-25, dimana Allah digambarkan sebagai Bukit Sion, Kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi, kumpulan yang meriah bersama beribu-ribu malaikat, jemaat-jemaat anak-anak sulung, Allah yang menghakimi semua orang, yang hidup bersama roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, Yesus Pengantara perjanjian baru.Dan melaluiNya orang Kristen dimampukan untuk mendatangi hadirat Allah dan mengalami hubungan yang akrab dan intim.Inilah hikmat Allah dan kekuatan Allah di dalam salib yang menjadi jalan keselamatan bagi manusia.

Kenyataan dalam gereja saat ini juga ada golongan Yahudi dan Yunani. Golongan Yahudi selalu ingin melihat tanda-tanda ajaib dalam gereja (mukjizat); sementara golongan Yunani selalu berpikir rasional dan bisa diterima dengan akal pikiran manusia dan harus memperhatikan kepentingan orang banyak dan perbuatan baik. Namun, salib adalah nyata bahwa Allah berinkarnasi ke dunia, untuk memberikan kemerdekaan dan kebebasan bagi orang berdosa.Kristus adalah fokus bukan manusiadengan segala kecerdasan dan kebijaksanaan filsafat hidupnya. Kristus adalah kekuatan dan hikmat Allah, sebab itu jagalah supaya kita jangan menolak Dia, tetapi menjadikan Dia sebagai sumber hikmat dalam kehidupan kita. Seperti yang tertulis dalam Invocatio “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya!” (Roma 11:33).Amin

Pdt. Melda Tarigan, STh

GBKP Rg. Pontianak

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate