Khotbah II Korintus 3:12-18, Minggu 07 Februari 2016, PASSION I

Invocatio    :
Tuhan hidup ! Trpujilah gunung batuku, dan mulialah Allah
Penyelamatku (Mas.18:46)

Bacaan    :
Keluaran 34 : 29 – 35   (Tunggal)

Thema    :
“Cerminkan/ Pancarkan Kemuliaan Tuhan”
Pembincarken Kemulian Dibata

 
Jemat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus

Minggu ini adalah Minggu Passion I, yang mengingatkan kita tentang kesengsaraan dan penderitaan Tuhan Yesus Kristus untuk menebus kesalahan dan dosa-dosa manusia. Sesungguhnya penyakit kitalah yang ditanggungNya, kesengsaraan kitalah yang dipikulNya. Dia tertikam oleh karena pemberontakan yang kita lakukan, Dia diremukkan oleh kejahatan kita. Ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadaNya. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus AnakNya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, tapi untuk menyelamatkannya oleh Dia (Yoh.3:16-17). Penderitaan dan pengorbanan Yesus Kristus bagi dunia ini adalah perwujudan kemulian Allah. Sepanjang kehidupan dan pelayanan Yesus di dunia ini walau pun melalui kesengsaraan dan penderitaan sampai kepada kematian, Dia tetap mencerminkan atau memancarkan kemuliaan Allah. Demikian juga tetunya bagi setiap orang percaya tetap setia dan taat dalam iman kepada Yesus Kristus dari setiap situasi yang kita hadapi kini, dan terus berjuang untuk mencerminkan kemuliaan Allah.
 
Firman Tuhan yang menjadi perenungan kita hari ini dalam 2 Korintus 3:12-18, dalam nats ini Rasul Paulus bersaksi tentang diri dan pelayanannya sebagai pelayan perjanjian baru. Dalam hal ini Paulus mengambil pelajaran dari Keluaran 34:30,34-35, Musa menyelubungi mukanya demi umatnya; mereka takut menghampiri dia karena wajahya masih memancarkan kemuliaan ilahi dari perjumpaannya dengan Allah di gunung Sinai. Dengan keberaniannya Paulus tidak seperti Musa, yang tidak dapat berkomunikasi dengan bangsa Israel dengan ketulusan yang serupa. Tapi Paulus dan rekan-rekan sepelayanan bertindak dengan penuh keberanian. Keberanian berarti kemampuan berbicara tentang keterbukaan, kejujuran, ketulusan yang mutlak. Musa menutupi wajahnya serta memudarnya cahaya dari wajah Musa, Paulus melihat suatu makna dari peristiwa itu bahwa Musa menghalangi umat Israel melihat seluruh kebenarannya- bahwa perjanjian yang lama itu harus berahir dengan kedatangan Kristus(Rom.10:4,Gal.3:24)”Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya”.  Selubung yang menutupi wajah Musa merupakan gambaran tertutupnya pemahaman dan tumpulnya pikiran orang Yahudi hingga kini untuk menerima penyataan yang baru, yaitu hanya di dalam Kristuslah penutup mata yang menyebabkan kebodohan tentang maksud Allah dalam memberikan torah itu diambil dari padanya. Rasul Paulus kini mengadaptasi penyataan pada peristiwa pertobatannya. Apabila hati seseorang berbalik kepada Tuhan, selubung itu di ambil daripadanya. Tuhan adalah tidak lain daripada Roh itu sendiri yang mengangkat selubung ketidak pahaman. Seperti halnya Roh yang menyebabkan pelupuk kebodohan jatuh dari mata Rasul Paulus(Kis.9:17-18). Ketika Roh melaksanakan kuasaNya yang berdaulat, di situ ada kemerdekaan  dari hukum yang menghukum dan mematikan. Roh yang menghasilkan kemerdekaan dari dosa dan maut(gal.2:4, Rom.6:18,22,23). Kemerdekaan yang diberikan oleh Roh itulah yang menetapkan dia menjadi Rasul dan dengan keberanian untuk mengatakan kebenaran dengan terus terang. Kuasa Roh lah yang memberikan Paulus keberanian untuk melaksanakan pelayanannya. Kemuliaan dari perjanjian yang baru itu tidak disingkapkan dalam kekuatan manusia, tetapi di dalam kuat kuasa Roh. Dahulu wajah Musa lah yang menampakkan kemuliaan Allah. Hanya dia yang dapat bercakap-cakap dengan Allah dengan wajah yang tersingkap(Kel.34:34). Kini semua orang percaya di dalam Kristus mempunyai pemandangan yang jelas tentang kemuliaan Tuhan. Orang percaya adalah orang yang dibentuk mendekati gambar anak Allah(Rom.8:29). Proses perubahan ini sekarang dan di masa mendatang adalah dari kuasa Tuhan yaitu di dalam Roh. Oleh sebab itu dari keterbatasan dan ketidak sempurnaan setiap orang percaya, tetap menjadi saksi Tuhan untuk mencerminkan-memancarkan kemuliaan Tuhan.
 
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Dari pengalaman hidup Paulus dalam memberitakan Injil seperti halnya yang di utarakan tersebut diatas,ada beberapa sikap yang patut kita teladani yang menjadi kekuatan iman kepada Yesus Kristus dan memancarkan kemuliaan Allah yaitu:  Berani Menghadapi tantangan dan penderitaan dengan mempertaruhkan iman pengharapan kepada Tuhan. Dengan kerendahan hati ia mengakui bahwa kemampuannya dalam melayani adalah oleh karna kuasa Allah yang bekarya di dalam Roh. Selubung yang menutupi yaitu sifat-sifat manusia lama ditanggalkan dan hidup baru di pimpin oleh Roh Kudus(Gal.5:22-26). Tetap setia dan menjadi saksi Kristus untuk memancarkan kemuliaan Tuhan dari sikap hidup, pelayanan, pekerjaan nya. Tentu halini adalah bagian hidup kita sebagai orang percaya. Yesus berkata,” Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apasaja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapaku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu. Amin.

 
      Pdt. Terima Tarigan 
GBKP Rg.CILEUNGSI
 

Info Kontak

GBKP Klasis Jakarta - Kalimantan
Jl. Jatiwaringin raya No. 45/88
Pondok Gede - Bekasi
Indonesia

Phone:
(021-9898xxxxx)

Mediate