Khotbah Yesaya 12:2-6, Minggu 13 Desember 2015 (Adven III)
ditengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umatKu. II Korinti 6 : 16b)
Bacaan :
Thema :
Salah satu keunikan keKristenan dibanding dengan agama-agama lain adalah: Allah kita hadir ditengah-tengah umatNya, Allah tinggal ditengah-tengah umatNya dalam wujud manusia Yesus Kristus . Ia hadir untuk menebus dosa kita. (Yesus nampaknya sungguh senang tinggal ditengah-tengah umatNya. Lihat ,Matius 18 : 20, Yoh 20 : 26).Dan kini Ia tetap hadir ditengah-tengah kita dalam bentuk ROH , Roh Kudus yang adalah penghibur sejati.
Apakah Makna kehadiran Allah ditengah-tengah umatNya?
Allah menghibur, Allah menyelamatkan.
Apakah Respon kita atas kehadiran Allah ditengah-tengah kita.
Didalam Yesaya 12 ini kita diajak untuk melantunkan puji-pujian kemuliaan (doksologi) bagi Allah atas semua rencana dan tindakan-Nya. Puji-pujian dinaikkan karena meskipun Allah telah menumpahkan murka-Nya, Allah juga adalah Allah yang menyelamatkan dan menghibur umat-Nya. Puji-pujian dinaikkan meskipun hukuman tetap diberikan. Ini adalah sebuah sikap yang indah ketika seseorang menyadari bahwa Allah tetap adalah Allah yang baik meskipun Ia memberikan hukuman. Allah kini dilihat sebagai satu-satunya kekuatan, pengharapan dan keselamatan.
Sedikitnya ada Tiga “Ber” yang berkaitan satu dengan yang lain, yang harus kita lakukan sebagai lantunan puji-pujian kita bagi Tuhan kita.
“Ber” yang Pertama adalah BERSYUKUR. Kata bersyukur banyak digunakan dalam Kitab Mazmur dalam beragam kaitan. Pemazmur mengaitkannya dengan alasan ia bersyukur, seperti: karena keadilan (7:17), pertolongan (28:7; 43:5), keajaiban perbuatan (9:1; 75:2; 107:8), dan kasih setia Tuhan (107:8).
Namun, pemazmur juga menghubungkannya dengan suatu tindakan untuk bersyukur tersebut. Misalnya: Mazmur 9:1, Daud menghubungkan rasa syukurnya dengan menceritakan segala perbuatan Allah yang ajaib. Bersyukur berkaitan dengan tindakan seseorang kepada Allah karena alasan-alasan yang jelas dari pihak Allah.
“Ber” yang KEDUA adalah BERMAZMUR
Kata Indonesia "Mazmur" berasal dari bahasa Arab yang berasal dari bahasa Etiopia, yang masih berhubungan dengan kata Ibrani "Mizmor" Kata ini menunjuk pada suatu lagu yang dinyanyikan dengan diiringi berbagai alat musik yang menggunakan dawai.
Mazmur berarti nyanyian / himne - (merayakan/perayaan, memperingati/peringatan) dan berarti kidung puji-pujian yang dipersembahkan kepada Allah, dewa, pahlawan, atau orang-orang besar.
“Ber” yang Ketiga adalah BERSORAK-SARAK
Bersorak-sorak atau bersorak sorai =berseru-seru, berteriak-teriak memberi tanda semboyan , memekikkan pekik perang , mengangkat sorak , meniup , elu-elukanlah dsbnya
Ajakan bersorak-sorai dalam Nats ini , karena Allah yang kudus ada ditengah-tengah umatNya.
“Ketiga ber” ini mengajak kita Aktif, bertindak, melakukan sesuatu, ikut berkontribusi atas kehadiran Tuhan ditengah-tengah kita. Didalam pembacaan kita Lukas 3 : 7-18, Yohanes Pembabtis dengan tegas berkata bahwa kita harus menghasilkan buah-buah yang sesuai dengan pertobatan, pertobatan itu bukan sekedar pengakuan namun lebih kepada perbuatan nyata; “Barang siapa yang mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan siapa mempunyai makanan hendaklah ia juga berbuat demikian..dst.
Janganlah kiranya kita menjadi seorang yang munafik,seperti ular beludak, Seolah-olah orang yang sangat Bersyukur, BerMazmur, Bersorak-sorai, namun tidak meninggalkan bekas, karena ini dilakukan hanya sebagai seremonial.
Jika boleh meminjam istilah dari Pdt.Andar Ismail, dalam bukunya Seri Selamat, dengan tegas ia berkata : Ibadah yang sejati bukan ketika engkau mengucap syukur, BerMazmur, Bersorak-sorai di gereja, namun ketika engkau melakukan sesuatu yang baik setelah keluar dari gereja. Kita juga mengingat baru-baru ini Paus Benecditus mengingatkan umat kristiani : “jika kita hanya berdoa, Misa dsb didalam gereja itu sudah usang.
Kita telah memasuki Minggu Adven yang ketiga, itu berarti sesaat lagi kita akan menanti peringatan/perayaan akan kehadiranNya ditengah-tengah umatNya, apakah yang telah kita persiapkan; Panitia Natal?, Konsumsi?,Dana?, Seragam?????.
Akhirnya kita memang menambahkan “Ber” yang ke-Empat, yakni Berbuat.
Persiapkan hati kita untuk Bersyukur, BerMazmur, Bersorak-sorai melaui perbuatan kita.