Khotbah Daniel 1:11-21, Minggu 08 November 2015
Bacaan :
Thema :
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus
Minggu ini adalah Minggu Kesehatan yang mengingatkan kita akan penting dan mahalnya kesehatan tubuh. Berbagai cara dan upaya dilakukan untuk hidup sehat, dengan berolah raga, mengatur keseimbangan gizi atau mengatur menu makanan setiap hari, mengatur waktu tidur, waktu istirahat, waktu santai atau liburan dan lain-lain. Begitu berharganya kesehatan dalam hidup ini karena berhubungan dengan kesehatan jiwa atau rohani kita, dan sebaliknya dengan jiwa atau rohani yang sehat, menjadikan tubuh kita juga sehat, berpikir sehat dan bekerja yang baik. Dengan kesehatan jasmani dan rohani seseorang menentukan kwalitas setiap aktipitas yang ia lakukan. Untuk menjaga dan mengasihi tubuh kita, ada beberapa hal yang menjadi perenungan dan pembelajaran bagi kita berdasarkan firman Tuhan dalam Daniel 1 :11-21.
Pada tahun 587-538 SM, kerajaan Babel : Nebukadnezar menguasai Yehuda pada masa pemerintahan Yoyakim dan membawanya sebagai tawanan ke Babel. Pada waktu itu kerajaan membutuhkan pegawai istana. Dipilih pemuda yang dari keturan raja dan bangsawan, yang tidak ada sesuatu cela, yang berperawakan baik, memahami berbagai hikmat, berpengetahuan, cakap untuk bekerja dalam istana. Dididik selama 3 tahun, mereka di ajarkan tulisan dan bahasa orang kasdim. Terpilih diantara mereka adalah: Daniel=Beltazar, hananya=Sadrakh, misael=Mesakh dan Azarya=Abednego (Daniel 1:4-6). Dalam peroses pendidikan mereka menolak makanan sajian raja, dan meminta kepada pegawai untuk menjalani pencobaan selama 10 hari dengan memakan sayuran saja dan air untuk di minum. Mereka menolak makanan sajian raja karena beberapa alasan antara lain : Makanan itu tidak di persiapkan sesuai dengan ketentuan Taurat. Misalnya: Dagingnya masih mengandung darah. Larangan untuk memakan darah seluruh mahluk Hidup ( Imamat 17:10-14 ). Makanan dan anggur itu sudah dipersembahkan bagi dewa-dewa Babel, sehingga makanan itu Najis berdasarkan aturan pentahiran berdasarkan Taurat. Tahir atau najis, Haram atau Halal (Bd.Im.11-18). Daniel dan teman-temannya tidak mau melanggar Firman Tuhan, tapi menunjukkan ketaatan terhaadap hukum taurat dan menjaga kekudusan dirinya . Ternyata perawakan mereka lebih sehat dan lebih baik dari seluruh pemuda yang lain.
Dari sikap yang dilakukan oleh Daniel dan teman-temannya adalah menjadi pembelajaran juga bagi kita pada saat ini. Pertama, Makanan yang enak, mahal, mewah tidak menjamin kesehatan tubuh. Makan cepat saji yang mengandung bahan penyedap, pengawet dapat merusak kesehatan tubuh kita. Berhati-hatilah terhadap makanan yang kita konsumsi sebab tidak semua makanan cocok bagi tubuh setiap orang. Kedua, iman kepada Tuhan atau ketaatan terhadap Firman Tuhan tidak di rusak hanya oleh makanan dan minuman. Zaman ini banyak orang yang tidak perduli lagi terhadap kekudusan dirinya baik dari sikap dan perbuatannya, begitu juga dengan makanan dan minuman yang dia konsumsi. Halal atau haram tidak menjadi persoalan yang penting hasrat terpenuhi, keinginan terpuaskan. Tidak mau tau cara mendapatkannya yang penting mendapat hasil yang memuaskan, apakah itu hasil mencuri atau korupsi dari hasil memeras, menindas dan lain-lain. Juga tidak terlepas dari ketergantungan makanan dan minuman, yang merusak kesehatan tubuh dan merusak jiwa atau kesehatan rohani kita, mabuk oleh minuman keras, narkoba dan sejenisnya. Sebagai orang percaya kepada Tuhan Yesus tentu hal ini tidak terjadi dan bukan bagian dari sikap dan perbuatan kita. Dan yang ke tiga, Daniel dan teman-temannya walau pun hanya memakan makanan yang sederhana membuat jasmani dan rohani mereka sehat karena diberkati oleh Tuhan, sekaligus menjadi kesaksian mereka bagi seluruh kalangan istana bahwa kuasa dan kasih Allah menyertai dan melindungi mereka. Menjadi perenungan bagi kita adalah : Apakah kepercayaan, ketaatan terhadap Tuhan Allah dapat mempengaruhi dan memperbaharui sikap dan perbuatan kita ?
Dalam II Raja-Raja20:1-11 yang menjadi bacaan pertama diceritakan tentang Raja Hizkia yang sedang sakit dan hampir mati. Tapi oleh karena kuasa doa nya, dia disembuhkan dan diperpanjang umurnya 15 tahun. Pengalaman Hizkia menyatakan bahwa sakit penyakit manusia dapat disembuhkan oleh kuasa Allah lewat doa. Kesehatan tubuh kita juga terpelihara oleh berkat dan anugrah Allah. Hal ini mengingatkan kita agar tidak mencari jalan pintas untuk mencari kesembuhan dari kuasa kegelapan, pergi kedukun atau orang pintar. Biarlah kita pertaruhkan dalam pemeliharaan dan penyembuhan dari kuasa Allah. Kesehatan jasmani kita tidak terlepas dari kuasa dan pemeliharaan Allah. Kesehatan jasmani dan rohani kita memang membutuhkan dukungan dari asupan gizi dan cara hidup sehat lainnya, namun tidak terlepas dari berkat dan pemeliharaan Tuhan.
Sesuai dengan thema kita hari ini,” Menjaga dan Mengasihi Tubuh “sangatlah penting untuk melakukan seluruh aktipitas kita hari lepas hari. Agar apa yang kita lakukan dan yang kita kerjakan dapat menjadi kesejahteraan bagi kehidupan kita,keluarga dan orang lain, serta memuliakan nama Allah. Firman Tuhan dalam I Korintus 6 : 19 – 20, “ Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah. Dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri ? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar, karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu ! Amin