Khotbah Roma 12:9-13, Minggu 01 November 2015
Bacaan :
Tema :
Pendahuluan
Khotbah ini kami awali dengan memperhatikan pesan Rasul Paulus di dalam Roma 12:2 " Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." Pesan ini disampaikan Rasul Paulus merupakan sebuah peringatan "darurat" bagi orang percaya, sebab jika orang percaya tidak melakukan pembaharuan budi maka hidup kekristenannya tidak akan menjadi terang dan garam bagi dunia dan nama kristen itu hanya simbol saja. Tanpa pembaharuan budi maka manusia tidak dapat mengetahui kehendak Allah, tidak mengetahui apa yang baik dan yang berkenan bagi Allah dan yang sempurna. Jika tidak memperbaharui budi orang percaya tidak memiliki kemampuan untuk mengasihi dengan tulus sehingga kasihnya terbatas hanya kepada orang orang yang berkenan baginya dan yang memberi keuntungan baginya. Jika demikian apa bedanya sikap kasih orang percaya dengan sikap kasih anak anak dunia ini? Kekristenan yang sama motivasi dan sikap kasihnya dengan motivasi dan sikap kasih anak-anak dunia ini akan menjadi batu sandungan bagi kemuliaan Tuhan.
Pembahasan
Kemampuan orang percaya mengasihi di tentukan pembaharuan budinya. Prestasi "iman" orang percaya terukur pada sikap kasihnya. Apakah pendapat anda tentang pernyataan ini "Banyak orang yang melakukan perbuatan kasih tetapi sedikit yang melakukannya dengan tulus hati". Tidak cukup bagi orang percaya hanya melakukan perbuatan kasih, Rasul Paulus berpesan bahwa orang percaya juga harus menjauhkan diri dari hal yang jahat. Di dalam bahasa karo diterjemahkan "Cigalah atendu si jahat". Ciga lebih kurang pengertiannya di dalam bahasa indonesia "jijik atau bau". Bagi orang kristen kejahatan adalah hal yang menjijikkan, yang bau seperti bau bangkai, yang selalu di jauhi orang, mencium baunya orang akan tutup hidung, melihatnya membuat perut mual. Apa yang jahat harus disebut jahat dan membencinya. Kristen yang mengasihi tidak menyimpan pikiran dan rancangan yang jahat. Orang yang dipenuhi kasih cara pikirnya dan penilaiannya tidak dikuasai kehendak yang jahat.
Kristen yang murni selalu bermisi kasih dan penuh belas kasihan, peduli dan di dalam mengasihi tidak membuat syarat atau batasan- batasan. Ia memiliki rasa persaudaraan yang dalam seperti "gaya" hidup jemaat mula-mula yang diberitakan di dalam Kisah Para Rasul 2: 42-47; mereka setiap hari berkumpul, apa yang dimiliki seorang jemaat dianggapnya kepunyaan bersama, karena itu ada yang menjual hartanya dan hasil penjualannya di iklaskannya kepada rasul rasul untuk dibagikan kepada jemaat yang berkekurangan. Orang yang mengasihi rela mengorbankan waktunya, mengorbankan tenaganya, mengorbankan hartanya untuk menolong sesamanya (bdg. 1 Tesalonika 4:9-10, Yohanes 13:34-35). Rasa persaudaraan berarti memperhatikan kesejahteraan; ekonomi dan keadaan rohani saudaranya seiman (1 Yohanes 4:10-12).
Anak anak dunia tidak memiliki kasih yang dalam seperti sikap kasih orang percaya. Kasih "anak-anak dunia" dangkal ("pura-pura") mereka masih memelihara dendam dan kemarahan ("cinta yang jahat") sehingga persoalan yang kecil dibesar-besarkan, seperti penyebab orang yang tauran antar kampung atau antar Rt atau antar kampus dll. Yang melakukan tauran ada anak anak remaja, pemuda, orang dewasa bahkan yang lanjut usia, yang berpendidikan dan yang berandalan dan...... dan penyebabnya pada umumnya hanyalah persoalan yang kecil. Kasih yang dangkal menyebabkan permusuhan antara saudara sedarah. Kasih yang dangkal menyebabkan suami istri bertengkar bahkan sebahagian dari pertengkaran suami istri beraujung pada perceraian. Pasangan suami istri yang bercerai menidakkan janji pernikahannya yaitu "janji kasih yang tidak terbatas dan tidak berkesudahan kecuali oleh kemaian". Mungkin dahulu pada saat pemberkatan pernikahan mereka saling mengucapkan janji dengan sepenuh hati dan linangan air mata, katanya “Saya ......... di hadapan Tuhan Allah dan di tengah tengah jemaatNya, menyambut dan menerima engkau .............sebagai istriku/suamiku dan dengan ini saya berjanji menerima engkau dalam senang maupun susah, dalam sehat maupun sakit, dalam suka maupun duka. Saya berjanji menjaga kekudusan perkawinan kita, sampai Allah memisahkan kita melalui kematian." Kasih yang dangkal menidakkan yang baik, yang benar dan yang sempurna dan mengerjakan kekacauan.
Sikap kasih tercermin di dalam sikap saling mendahului dalam memberi hormat. Orang yang "penuh kasih" menilai setiap orang dengan segala keadaannya baik atau buruk, sehat atau sakit, menyenangkan atau mengecewakan dll berharga baginya dan pantas untuk di hormati. Kasih orang percaya meneladani kasih Yesus. Mengasihi bukan supaya......., tetapi mengasihi karena sudah lebih dahulu dikasihi Allah (bdg Yohanes 3:16). Kristus mengasihi bukan karena objeknya tetapi karena pribadinya adalah kasih. KasihNya tidak luntur walaupun Ia dibenci, ditolak dan disakiti orang-orang Yahudi. Oleh karena kasihNya ketika mengingat orang orang yang menyakitiNya dan yang menyalibkanNya Ia tetap mengasihi dengan kasih yang terdalam, karena itu di atas kayu salib Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34). Itulah bukti kasih Yesus yang tidak terbatas dan tidak ditentukan objeknya.
Supaya menjadi kristen yang memiliki kekuatan, kesabaran dan kerelaan yang luar biasa harus terlebih dahulu mengalami pembaharuan budi. Tantangan pelayanan (menjadi anggota jemaat) sangat besar sehingga dapat menyebabkan kerajinan kendor (menjadi malas), sakit hati, sikap bermusuhan, yang menyebabkan pelayan atau jemaat meninggalkan pelayanannya (tanggung jawabnya), meninggalkan persekutuan, pindah gereja, dan ada yang murtad pindah agama. Seorang pelayan atau jemaat dapat teguh di dalam cinta kaih persekutuan apabila mereka telah melayani dengan roh yang menyala-nyala; pelayanan yang penuh semangat, pelayanan yang hangat dan memiliki kekuatan bagaikan hangatnya api unggun yang memberi kehangatan di tengah cuaca dingin kepada orang-orang yang mengelilinginya. Kemalasan adalah kesetiaan yang kendor "Orang yang bermalas-malasan.....saudara dari si perusak (Amsal 18:9).
Kesetiaan dan percaya akan bertumbuh di dalam pengharapan, yang menyebabkan suka cita tidak terganggu atau berkurang oleh karena pergumulan dan penderitaan. Yang tetap berpengharapan kepada Allah meskipun di tengah tengah pergumulan atau kekurangan ia tidak akan mengurangi sikap kasih dan persaudaraannya sehingga ia senantiasa dapat memberi bantuan dan membuka diri bagi siapapun yang datang mengharapkan bantuannya. Mereka sanggup berbagi kasih meskipun masih berkekurangan sebab mengasihi bagi orang percaya bukan apabila segala sesuatu sudah cukup atau melimpah ruah.
Refleksi
Orang percaya berbuat baik karena meneladani hidup Yesus. Yesus di utus Allah ke dalam dunia untuk membebaskan manusia dari ikatan dosa dan akibat dosa yaitu penderitaan, kemiskinan dan kemelaratan. Menerima keselamatan berarti meningkatkan sikap hidup yang benar, bertumbuh ke arah kedewasaan kristen dengan mematikan sikap jahat dan kebiasaan buruk.
Orang percaya merupakan pejuang pejuang iman melanjutkan gerakan kasih Kristus. Orang percaya di utus ke dalam dunia bukan hanya berjuang untuk mengalahkan kejahatan dan dosa tetapi juga untuk mengobati penderitaan akibat dosa yaitu menolong sesama lepas dari segala bentuk penderitaan, kemiskinan dan kesengsaraan. Dengan sikap kasih orang percaya dapat memberi warna baru bagi dunia yaitu warna suka cita dan damai sejahtera.
Mengasihi hendaknya menjadi gaya hidup orang percaya; jika mengasihi sudah menjadi gaya hidup orang percaya maka kepuasan dan kebahagiaan hidupnya adalah apabila ia mengasihi sehingga ia selalu ingin berbuat lebih banyak lagi kasih. Apabila ia tidak mengasihi membuatnya kurang percaya diri ("tidak pd"), dan merasa ada yang ganjil di dalam hidupnya karena itu ia akan berbuat kasih lagi dan terus mengasihi.
Sudah saatnya bagi orang percaya (dan gereja)-warga GBKP bukan hanya meningkatkan ibadah (persekutuan); mengikuti kebaktian minggu, kebaktian rumah tangga, PA, retreat dll tetapi juga membangun semangat kasih dengan praktek berbagi kasih. Perorangan, keluarga, sektor, jemaat, organisasi gereja hendaknya membuat program kasih sebagai prioritas program. Dan pada minggu ini kita di panggil untuk menyatakan kasih kepada anak-anak yang tidak mendapat perhatian dan pemeliharaan orangtuanya yang bergabung di panti asuhan Gelora Kasih di Sukamakmur, kepada orangtua yang sudah lanjut usia yang bergabung di Panti Jompo (PPOS: Pusat Pelayanan Orang Sejahtera) di sukamakmur dan anak anak yang berkebutuhan khusus sebab kecerdasan berpikirnya yang rendah di YKPC Alpha Omega (Yayasan Penyandang Cacat Alpha Omega) di Kabanjahe.
Selamat berbagi kasih.
Pdt. Ekwin W. Ginting-GBKP sitelusada bekasi