Khotbah Amsal 31 : 28 – 30, Minggu 11 Oktober 2015
Invocatio :
Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku
(Maz 139 :13)
Bacaan :
2 Korintus 12 : 11 – 12 (Tunggal)
Thema :
Moria yang Berhikmat ( Moria Si pentar)
I. Pendahuluan
Syalom, mejuah-juah , Selamat Ulang tahun kepada Moria GBKP. Pada tanggal 16 Oktober 1957 telah disahkan menjadi satu organisasi dalam tubuh GBKP. Saat ini umur Moria telah mencapai 58 tahun, artinya Moria GBKP telah cukup dewasa. Kedewasaannya menjadikan Moria semakin bermakna di tengah-tengah Gereja dan masyarakat, hal ini dapat kita lihat melalui program-program tersebut, baik ditingkat pusat, klasis dan bahkan di runggun-runggun. Juga bagaimana Moria GBKP telah mampu memperlihatkan jati dirinya sebagai garam dan terang dunia baik terhadap gereja dan bahkan telah menyentuh kepada pemerintahan .
Walau demikian , Moria banyak menghadapi tantangan baik dari luar organisasi Moria itu sendiri maupun dari dalam tubuh organisasi Moria. Untuk menjadikan Moria GBKP dirindukan kehadirannya ditengah-tengah keluarga, gereja dan masyarakat, Moria harus menjadi Moria yang berhikmat dan bijaksana dalam segala hal.
II. Isi
Saudara –saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, adalah suatu kebahagiaan bagi sang suami memiliki seorang istri yang cakap . Dikatakan bahwa istri yang cakap melebihi dari pada permata (31:10).
Mengapa dikatakan demikian ? memiliki istri yang cakap senantiasa memikirkan masa depan keluarga , senantiasa memikirkan kebahagiaan suami dan anak-anaknya. Istri yang cakap tidak pernah memiliki pikiran yang jahat terhadap keluarga (31:12), selalu memikirkan kebutuhan rumah tangga dan mandiri, senang mengasihi (31: 13, 20).
Saudara-saudara , Moria yang memiliki sikap seperti inilah , sehingga ada pengakuan dari anak-anak dan suaminya. Anak –anaknya mengatakan berbahagia, suami memuji istrinya (31:28). Bahkan si suami mengatakan , tidak ada wanita dimuka bumi melebihi dari pada istrinya (31:29). Kemolekan dan kecantikan bukan menjadi ukuran bagi si suami, namun yang menjadi ukuran adalah istri yang capak , berhikmat ( istri yang takut akan Tuhan ) (31:30)
III. Refleksi
Saudara-saudari dalam Yesus Kristus, minggu ini kita sungguh bersuka cita, dimana Moria telah genap umurnya 58 tahun. Umur ini menandakan Moria telah mapan dalam iman kepada Yesus Kristus maupun dalam organisasi , mapan dalam berfikir , bertindak , bahkan telah mapan dalam membina rumah tangga.
Kalau kita melihat perjalanan GBKP , peran Moria sangat menentukan dalam menjalankan program-program gereja secara organisasi. Tanpa kehadiran Moria ditengah-tengah Gereja, sama seperti sayur tanpa garam. Demikian juga halnya dalam perjalanan rumah tangga, kehadiran Moria menyempurnakan kehidupan keluarga.
Apa yang diungkapkan oleh sang anak dan sang suami terhadap istrinya dan ibunya tak lain karena si istri benar-benar menjadi pondasi atau penopang dalam kehidupan rumah tangga.
Dikatakan bahwa , istri senantiasa berbuat baik kepada suaminya, mandiri, mampu melihat jauh ke depan untuk keselamatan kebutuhan keluarga, senang memberikan pertolongan terhadap orang yang lemah. Perbuatan baik dari seorang istri membuat si suami melontarkan suatu pengakuaan bahwa kemolekan adalah bohong dan kecantikan adalah sia-sia, bahkan sisuami mengatakan bahwa walau banyak wanita telah berbuat baik, namun kebaikan istrinya tidak ada yang mampu melebihinya .
Dengan demikian jadilah moria GBKP yang berhikmat dan bijaksana untuk memuliakan Tuhan.
Pdt. Abel Sembiring
Rg. Tambun