Invocatio :
Ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian, jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam,
(Amsal 2:3-4).
Ogen :
Amsal 23:12-15 (Tunggal); Khotbah :1 Timotius 4:12-16 (Tunggal)
Tema : PERMATA Jadi Teladan
Pendahuluan
Lirik lagunya Rhoma Irama, berkata: Darah muda, darahnya para remaja, yang selalu merasa gagah dan tak pernah mau mengalah. Masa muda masa yang berapi-api, yang maunya menang sendiri walau salah tak perduli... dsb. Lirik ini menunjukkan bahwa memang pada masa muda, anak muda dapat melakukan banyak hal, keberanian, kreativitas, solidaritas, simpati dan sebagainya. Namun, bagaimana jika keberanian dan semuanya itu, terjadi dalam situasi yang tidak tepat? Tema hari ini adalah Permata Jadi Teladan. Untuk itu, mari kita lihat kembali apa yang dikatakan Paulus di dalam surat Timotius...
Pembahasan
Surat 1 Timotius ini merupakan sebuah mandat ataupun tanggung jawab yang diberikan Paulus kepada Timotius untuk melayani di jemaat Efesus. Timotius adalah orang Listra (Moden Turki), ayahnya seorang Yunani, namun ibunya adalah seorang Kristen Yahudi (Kis. 16:1-3). Sejak kecil ia telah diajarkan tentang Firman Allah (PL) (2 Tim 1:5; 3:15). Paulus menyebutnya “anakku yang sah dalam iman” (2 Tim. & 1 Tim. 1:2) sehingga kemungkinan Pauluslah yang telah menginjili dia dan memberitakan Kristus kepadanya. Timotius bergabung dengan Paulus pada perjalanan misinya yang kedua (Kis. 16:1-3) yakni ketika Paulus menunjungi Tesalonika, Filipi, Korintus, dan juga ada bersama dengan Paulus ketika ia menulis surat Roma, 2 Korintus, Filipi, Kolose, 1 dan 2 Tesalonika serta Filemon. Dalam surat-suranya, Paulus
banyak menyebut Timotius sebagai “anaknya” bahkan anak yang terkasih, hal ini menunjukkan kedekatan Paulus dengan Timotius.
Jemaat yang dikasihi Tuhan, sebagaimana dikatakan bahwa inilah surat mandat kepada Timotius, tentu dalam bagian ini, disertakan kiat ataupun cara Timotius untuk tetap dapat bertahan melayani dan menjadi contoh bagi jemaat Efesus, sebab memang Timotius masih sangat muda (1 Tim. 1:3, 18). Oleh karena itu, melalui perikop hari ini ada beberapa hal yang ditegaskan Paulus kepada Timotius yakni:
1. Menjadi teladan dalam segala hal (ay 12)
Jangan seorangpun menganggap engkau rendah, oleh karena usia yang masih muda, tetapi jadilah teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesucian. Hal ini menegaskan bahwa seseorang berkenan di hadapan Tuhan, dan dihargai hadapan manusia bukan karena usia atau jabatan, gelar, pangkat, dan sebagainya. Memang umumnya selaku orang tua sudah barang tentu dihormati oleh orang yang lebih muda. Namun,sesungguhnya oleh karakter manusia itu sendiri. Pemimpin yang sejati tidak dilihat dari gelarnya ataupun kekuasaannya. Tetapi, bagaimana ia melakoni kehidupannya sendiri dan juga keluarga ataupun orang-orang di sekitarnya.
Timotius, seorang muda. Namun, ia dipercayai oleh Paulus untuk melayani di Efesus. Dalam hal ini, tidak secara otomatis Timotius menjadi sempurna dalam seluruh kehidupannya. tetapi, Paulus meyakini bahwa memang sebagai orang yang masih muda, Paulus yakin bahwa Timotius bisa diarahkan dan diingatkan untuk tetap bertahan dan menjadi teladan di dalam hidupnya. Bung Karno pernah berkata: “Berikan aku 10 orang pemuda, akan kuguncang dunia”. Dari ini juga nyata terlihat bahwa dengan dukungan kaum muda, yang penuh dengan semangat, masih cekatan dan berani bermimpi dapat mengubah sesuatu yang terasa mustahil, sebab pemuda memiliki banyak ide kreatif dan semangat. Tidak salah rasanya, jika sebelum Bung Karno, Paulus pun telah memikirkan bahwa memang kaum muda, sangat potensial dalam banyak hal, sehingga ia tidak ragu terhadap Timotius.
2. Ketekunan (ay. 13)
Teladan yang baik, tidak hanya terlihat dari luarnya saja, tetapi harus juga nyata di dalam diri orang tersebut. Jika Timotius hanya berusaha menjadi yang terbaik atau menjadi teladan ketika di hadapan orang lain, maka sikap yang demikian merupakan sebuah kepura-puraan. Dan kepuraan-puraan tidak akan bertahan lama. Paulus mengajarkan kepada Timotius untuk tetap bertekun dalam membaca Kitab suci dan dalam membangun dan mengajar. Hal ini menegaskan bahwa sumbernya agar tetap ia bisa melakukan tugas pelayanan dengan baik adalah ketika ada ketekunan dalam membahas Kitab Suci.
Jelas bahwa dalam pelayanan yang ia temui bukan semuanya mudah. Sebagaimana dikatakan bahwa keadaan jemaat di Epesus di mana Paulus melayani sedang dipegaruhi oleh ajaran-ajaran sesat (1 Tim.1:3-7; 4:1-8; 6:3-5, 20-21), sehingga senjata yang paling ia butuhkan adalah dengan membangun waktu yang erat dengan Tuhan agar ia mampu menghadapi jemaat di Epesus.
Ketekunan yang dituntut di sini bukan hanya di dalam membaca dan merenungkan Kitab Suci, tetapi sebagaimana dikatakan di ayat 14 Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. Ini juga menegaskan bahwa ketekunan menjadikan seseorang tahu dan bijak dalam mempergunakan karunia yang ada padanya. Paulus semakin meneguhkan Timotius dengan penyebutan tumpang tangan sidang penatua.
Dengan demikian, maka Timotius harus mampu tekun, teliti dan cekatan dalam mempergunakan karunia yang telah ada padanya.
3. Senantiasa berjaga-jaga (Ay. 15-16)
15 Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang. 16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Kata “memperhatikan” dalam ayat ini, tidak hanya sebatas memperhatikan, tetapi juga menjaga, merawat, memlihara. Dengan kata lain, ayat ini menegaskan kepada Timotius agar Timotius senantiasa menjaga dan memelihara dan bahkan senantiasa memeriksa apa yang telah ia ajarkan dan lakukan di dalam kehidupan berjemaat, dengan tujuan tetap berada di dalam koridor Firman Tuhan.
Dengan tetap mengawasi dan memeriksa diri sendiri, maka sikap demikian akan membawa Timotius tetap waspada, dan siap sedia setiap saat, ketika ada orang/kelompok yang akan menentang ajarannya dan pelayanannya. Pada pihak lain, sikap yang berjaga-jaga tersebut semakin membawanya agar tidak bertindak ceroboh, tetapi sangat hati-hati, sehingga ia semakin nyata di dalam pelayanannya. Dengan kata lain ini merupakan tuntutan untuk berintegritas di tengan-tengah pelayanan.
Jemaat yang dikasihi Tuhan, demikianlah Timotius muda di dalam pelayannya. Sebagaimana minggu ini adalah minggu Permata GBKP, Permata dituntut untuk menjadi contoh atau teladan. Tujuannya adalah dapat menyatakan kemuliaan Tuhan di dalam kehidupan sehar-hari. Seperti tadi yang telah disebutkan, bahwa permata teladan adalah mereka yang mau melakukan Firman Tuhan, tekun dan berintegritas di dalam kehidupannya sehari-hari.
Jemaat yang dikasihi Tuhan, sebagaiman Timmotius adalah hasil pelayanan Paulus, kita sebagai orangtua juga tidak terlepas dari tanggung jawab dalam hal mendukung permata menjadi teladan. Permata bisa menjadi teladan memerlukan figur yang dapat ia lihat pula yakni orangtua mereka di rumah.
Jadi sebagai orang tua, senantiasa didik dan arahkanlah anak permata kepada pengetahuan dan didikan yang kekal. Sebagaimana di dalam bacaan dikataka bahwa adalah sukacita bagi sang Guru Hikmat ketika anaknya menjadi bijak. Demikianlah hendaknya para orangtua, seharusnya senang dan bangga ketika permata bisa dewasa di dalam iman. Bukan tidak mungkin permata juga dapat menegur kita ketika orangtua salah. Namun, sebagai orangtua hendaknya kita juga bisa menerima teguran dari anak permata kita. Justru bukan merasa bahwa mereka menjadi lebih bijak ataupun lebih pintar. Kecenderungan orangtua, tidak mau salah di depan anak dan tidak mau mengaku salah.
Selamat menjadi permata teladan dan orangtua yang mendukung. Amin
Pdt. Andreas Josep Tarigan, M.Div
Rg. Harapan Indah