Khotbah Malam Natal Tgl 24 Desember 2021 : Mazmur 147: 1-11

Invocatio             : IA akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah yang Mahatinggi.

                             Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepadaNya tahta Daud, Bapa leluhur-Nya ( Luk 1 : 32)

Ogen                    : Matius 1 : 18-23  ( Tunggal )

Kotbah                : Mazmur 147 : 1-11 ( Responsoria )

Tema                   : IpepalemNa Pusuh Si Getem

Judul Khotbah    : Penyertaan Allah di tengah tragedi Waba

Pendahuluan

Sejak tahun 2019 sampai 2021 adalah tahun yang berat bagi manusia di dunia ini,dengan adanya Wabah Covid 19.  Tak sedikit orang yang kehilangan anggota keluarga, orang yang sakit merasakan kesepian karena tak boleh dikunjungi dan tidak boleh ditemani, banyak orang yang kehilangan pekerjaan, banyak rumah tangga yang hancur,banyak anak yang mengalami kekerasan dan masalah masalah lainnya. Perubahan yang begitu besar memunculkan tragedi pada kehidupan manusia. Dalam siaran live pemakaman pasien- pasien covid , kita dapat menyaksikan bagaimana keluarga hanya bisa menyaksikan dari kejauhan, dimakamkan dengan peti yang dipacking sedemikian rupa. Keluarga yang terpapar juga hanya disapa dengan jarak 1 meter. Begitu cepatnya perubahan hidup terjadi sehingga tak sedikit yang mengalami gangguan kesehatan mental, gangguan kecemasan karena dijauhi oleh tetangga maupun keluarga, ketakutan, dan kekuatiran.  Pertanyaannya, Dimanakah Allah saat manusia mengalami pandemi covid 19 ini? Apa peran Allah ditengah Wabah?

Firman Allah di Malam Natal ini  diambil dari  Mazmur 147 : 1-11 adalah mazmur ajakan untuk memuji Tuhan atas kuasa dan pemeliharaanNya dalam kehidupan umatNya. Mengapa kita harus memuji Tuhan bukankah kita sedang berduka? Mengapa harus memuji Tuhan saat kita patah hati karena tragedy hidup? Mengapa harus memuji Tuhan jika kita kehilangan orang yang kita cintai? Mengapa harus memuji Tuhan jika kita mengalami kebangkrutan? Mengapa harus memuji Tuhan jika kita mengalami kegagalan dalam rumah Tangga? Mengapa harus memuji Tuhan jika kita mengalami perubahan ekonomi yang drastis? Dimanakah Allah saat hati ini Patah?

ISI

Allah yang kita sembah bukanlah Allah yang Jauh, Allah yang kita sembah bukanlah Allah yang hanya duduk di tahta kebesaran Nya tanpa mau perduli dengan derita ciptaanNya. Allah yang kita sembah adalah Allah yang bekerja dari Alpha hingga Omega. Bukankah hal itu yang kita baca dari Alkitab. Alkitab pertama-tama adalah buku iman yang berisi tentang kesaksian iman akan karya keselamatan Allah. Awalnya diwariskan secara lisan, kisah kesaksian ini kemudian dituliskan. Kisah-kisah ini dituliskan dalam Kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Ibrani, Aram, dan YunaniKitab-kitab tersebut ditulis dengan berbagai macam gaya sastra oleh sejumlah penulis yang tidak kita kenal. Penulisan tersebut terjadi dalam jangka waktu sekitar satu millenium, sekitar 2000-3000 tahun yang lalu, yang zaman dan kebudayaannya tidak kita kenal dengan baik saat ini. Maka pandanglah Alkitab bukan sebagai satu buku/kitab saja, namun sebagai suatu perpustakaan dari buku-buku kuno yang masih tetap bermakna bagi orang zaman sekarang.Penulis Alkitab yang pertama kali disebutkan adalah Musa. Ia hidup sekitar tahun 1400-an sM atau 1200-an sM : “Tuliskanlah segala firman ini, sebab berdasarkan firman ini telah Kuadakan perjanjian dengan engkau dan dengan Israel” (Kel 34:27). Pada masa Daud bertakhta sebagai raja, para pejabat istana mulai mencatat sejarah bangsa Yahudi – termasuk kisah-kisah yang telah diwariskan secara turun temurun. Hal ini semakin berkembang pada zaman pemerintahan Salomo.

Dari awal penciptaan langit, bumi dan isinya, Allah terus bekerja. Dalam kisah kisah Alkitab, dari Abraham sampai kisah Para Rasul dan murid muridNya Allah terus bekerja memulihkan hati terluka. Allah mendengar erangan Israel  yang menjadi Budak  Mesir. Allah mendengar mereka mengerang, lalu ia mengingat  kepada perjanjiannya dengan Abraham. Maka Allah melihat orang Israel itu dan Allah memperhatikan mereka ( Keluaran 2:23, 25) Lalu Allah Mengutus Musa membebaskan Israel dari perbudakan. Lalu Paskah menjadi momentum perayaan Karya Allah bagi bangsa Israel.

Demikian pula Yesus diutus karena banyak hati yang patah dan terbelenggu karena Dosa. “Karena begitu besar kasih Allah kepada dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh. 3:16)

Jika kita membaca kembali 17 : 1- 11, doa Yesus pada Bapa tentang pengikutnya akan tampak betapa KasihNya bagi manusia. Akan terlihat bahwa Allah akan menyertai CiptaanNYA dan yang Percaya PadaNya selama lamanya.

 Lalu Ia menengadah ke langit k  dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; l  permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. m  17:2 Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, n  demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal o  kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. p  17:3 Inilah hidup yang kekal 2  itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, q  satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. r  17:4 Aku telah mempermuliakan s  Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. t  17:5 Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku u  pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu v  sebelum dunia ada. w  17:6 Aku telah menyatakan nama-Mu x  kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku y  dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu 3 17:7 Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari pada-Mu. 17:8 Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku z  telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, a  dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. b  17:9 Aku berdoa

untuk mereka. c  Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, d  sebab mereka adalah milik-Mu 17:10 dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, e  dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. 17:11 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, f  tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. g  Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu h  sama seperti Kita. i

Kini waktunya, kita masing masing menelaah, mengingat KasihNYA dalam kehidupan kita.

Kita sepakat bahwa Allah hadir dalam duka, Allah hadir dalam Suka kita, Allah Hadir dalam setiap musim kita lalui. Namun seringkali kita focus pada persoalan? Mengapa kita harus memuji Allah saat hati kita patah? Mazmur 147 : 1-11 adalah Testimoni Daud atas Karya Allah dalam hidupnya. Pelajaran penting yaitu :

Bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan  indah dan layaklah memuji muji itu

Kita dididik dengan paradigma Problematika oriented sejak kecil sampai tua. Disekolah yang menjadi Langkah pertama adalah “ latar belakang masalah” Kita Khotbah juga akan diawali dengan masalah. Sehingga melihat kehidupan sosial kita selalu dengan masalah menekankan kelemahan, problematika. David Cooperidier mengembangkan paradigma Pendidikan Potential Oriented yang ditulis Pak Banawiratma dalam buku Apreciative Inquiry. Kita diminta melihat potensi, keindahan. Jauh sebelum itu Mazmur sudah mengajarkan bermazmur atas kebaikan Allah baik. Bermazmur ditengah kesesakan penting untuk berjarak dari masalah dan melihat kembali keindahan hidup yang Tuhan berikan

Ia membangun Yerusalem dan  mengumpulkan dan menyembuhkan orang yang patah hati. Pekerjaan Bapa adalah pekerjaan yang bersifat konstruktif. Pekerjaan yang membangun, memelihara, mengumpulkan dan menyembuhkan. Berkaitan dengan pelayanan terhadap komunitas, tidak mudah melayani banyak orang yang beragam. Namun menjadi Kristen atau pengikut Kristus berarti berani siap untuk hidup bersama banyak orang dan saling berbagi. Saling menguatkan, saling memulihkan dan membangun Komunitas yang bersifat dan berkarakter Kristus.

Dia yang menutupi langit  dengan awan, Dia yang memberi makan hewan, anak anak burung gagak yang memanggil. Allah yang Maha kuasa juga Allah yang sangat perduli kepada entitas terkecil dari ciptaanNYA. Dalam kelompok selalu ada yang minoritas atau merasa minoritas,  tidak dianggap, di kucilkan, dibuang. Allahlah yang menjadi Tiang Doa kita. Allah mendengar doa doa. Akan percuma jika kita bercerita pada manusia tanpa menceritakan pada TUHAN. Doa doa kita menjadi media katarsis kita, membuang emosi negative sembari Doa menjadi undangan agar Allah bekerja membuat keadaan kita lebih baik.

Tuhan menegakkan kembali orang tertindas tetapi merendahkan orang orang fasik sampai kebumi. Ia tidak suka kepada kegagahan Kuda, Ia tidak senang pada Kaki Laki-Laki.

Bagi kita yang percaya akan Ajaran Kristus, Bagi kita yang meneladani Yesus Kristus akan memahami ayat diatas. Apakah Allah membenci Laki-Laki? Jadi apa yang dimaksud? Kegagahan menjadi kata penting dalam ayat diatas. Seekor kuda menjadi symbol kekuatan atau kegagahan. Demikian bagi seorang laki laki wibawa atau kegagahan penting sekali, mengingat peran sosialnya dalam budaya Patriarkhi. Tapi jika kita kembali pada penyaliban Yesus, dimana kegagahannya ketika ia di vonis bersalah pada perbuatan yang tidak dilakukannya? Dimana kegagahan Yesus ketika ia di ludahi? Dimana Kegagahan Yesus ketika Ia di telanjangi? Dimana kegagahannya ketika ia dimaki? Dimana Kegagahannya ketika ia ditukar dengan Penjahat yang sebenarnya? Dimana kegagahannya Ketika Murid yang sudah ia beri makan dan pengetahuan meninggalkanNya, menyangkalNya bahkan menjualNya. Dimana kegagahannya?

Tuhan senang kepada orang orang yang takut akan Dia, Tuhan Senang  kepada orang orang  yang berharap  akan kasih SetiaNYA. Apakah Tuhan ingin muridnya menjadi lembek dan lemah? Tidak. Tapi Tuhan menginginkan CiptaanNya menyadari mereka hanyalah Ciptaan. Bahkan Yesus yang adalah AnakNYA senantiasa berdoa kepadaNYA. Bahkan Yesus yang adalah Firman Allah senantiasa berkomunikasi dengan Allah dalam menjalani hidup sebagai manusia. Mengapa kita yang hanya ciptaanNYA (yang disebut Andar Ismail sebagai manusia rapuh.) mengapa melupakanNYA?

Akhirnya dimalam natal ini, marilah kita merenungkan kembali kehadiran Yesus sebagai bukti KasihNYA ALLAH bagi CiptaanNYA. Malaikat Tuhan memberikan penjelasan kepada Yusuf Dia adalah Yesus, nama Yunani “ Yehoshua, atau Yoshua, yang artinya” Tuhan menyelamatkan” . Marilah kita Serukan bahwa YESUSLAH PENYELAMATKU PENYEMBUH HATI YANG TERLUKA!

Pdt. Sastrami Tarigan, S.Th