Suplemen PA Moria : 2 Timotius 1:1-7 ; Tgl 27 Juni - 03 Juli 2021

Bahan           : 2 Timotius 1:1-7

Tema            : Cara Nehken Pengajaren si Payo man anak-anak

Tujun           : Gelah Moria:

Ø  Meteh uga belinna pengaruh pengajaren nandangi anak-anak

Ø  Mbedaken pengaruh pengajaren man anak-anak I bas masa sindekah ras jaman modern enda

Ø  Erbahan aksi ngelitken ingan erlajar man anak-anak khususna ingan erlajar kerna orat nggeluh budaya rasp e pengajaren sideban si cukup penting ibas masa gundari.

1.     Seorang ibu yang memiliki tiga orang anak pernah sharing bahwa cara menghadapi ketiganya tidaklah sama walaupun mereka bertiga berasal dari orang tua yang sama. Anak yang pertama akan dengan cepat mengerti dan memahami maksud di ibu jika sedang berdiskusi namun selalu tergesa-gesa dalam bertindak; anak yang kedua lekas marah karena itu segala penyampaian harus dengan lemah lembut; dan anak yang ketiga malas bergerak dan ketika disuruh ibunya akan butuh waktu yang agak panajang untuk dia menyelesaikan tugas yang diberikan. Tiga anak yang memiliki pembawaan dan karakter yang berbeda walaupun tumbuh dalam lingkungan keluarga yang sama. Dan si ibu cukup bijak mengenal ketiga anaknya dengan baik sehingga bisa menyampaikan pengajaran yang benar dengan cara yang masing-masing anak dapat terima dengan baik.

2.     Timotius tumbuh besar di kota Listra dan merupakan anak dari wanita Yahudi bernama Eunike dan ayah yang berkebangsaan Yunani (Kis 16:1). Tidak ada informasi lanjutan tentang ayah Timotius karena itu ada kemungkinan dia diasuh oleh ibunya saja dan dalam ayat 5, Rasul Paulus menyebutkan bahwa neneknya Lois, yang juga adalah orang percaya ikut membesarkan dan mendidik Timotius sehingga memiliki pemahaman yang dalam tentang Kitab Suci dan membawanya dalam keselamatan Kristus. Paulus mengajak serta Timotius dalam perjalanan pekabaran injilnya (Kis 15:36-41) dan sepanjang perjalanan inilah Paulus melatih Timotius menjadi pelayan dan penginjil. Kemudian Paulus mengutus Timotius ke Efesus dan dia melayani ditengan-tengan jemaat. Paulus menyebut Timotius sebagai anak nya sendiri dalam iman. Melaui suratnya Rasul Paulus memberi pengajaran dan penguatan bagaiman seorang pelayan menghadapi tantangan berjemaat dan bagaimana menjalankan pelayanan dengan benar.

3.     Mengawali suratnya Paulus menyampaikan salam kasihnya kepada Timotius, yang adalah anak rohaninya. Dilanjutkan dengan ucapan syukur pada Tuhan karena Timotius memberi dirinya melakukan pelayanan diantara jemaatNya, dalam hal ini di Efesus. Dalam kemudaannya tentu tidak mudah melayani jemaat yang beragam latar belakan budaya, pendidikan dan usia, karena itu kembali lagi Paulus menguatkan Timotius dengan menyatakan: kerinduannya untuk bertemu kembali; mengingat keberadaan ibu dan nenek nya (Eunike dan Lois) yang telah menanamkan iman yang tulus ikhlas dalam dirinya; dan tumpangan tangan Paulus yaitu pengukuhan Timotius menjadi pelayan injil. Dan semua ini kiranya menumbuhkan keberanian pada Timotius untuk kembali semangat dalam melayani jemaat walaupun ada begitu bayak tantangan. (Ayat 7, “ Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” )

4.     Timotius memiliki tiga pribadi yang percaya Tuhan yang membimbing dan mengajarinya tentang kebenaran Firman Tuhan. Iman yang ada pada neneknya dan ibunya ada juga pada diri Timotius dan iman itu terus bertumbuh. Dan ketika bertemu Paulus untuk dibimbing,  iman yang bertumbuh tersebut semakin subur sampai akhirnya menghasilkan buah. Timotius akhirnya menyaksikan imannya dengan menjadi pelayan dan membimbing bayak orang untuk memiliki iman yang tulus ikhlas untuk kemudian berbuah dalam iman.  Ketiga pengajar Timotius adalah pribadi yang berbeda namun memiliki satu kesamaan yaitu percaya pada Tuhan Yesus.

5.     Pada jaman dulu media pengajaran yang tersedia tentu sangat terbatas, yaitu buku dan juga cerita/ pengajaran lisan yang disampaikan turun-temurun. Sehingga orang tua secara khusus menyediakan waktu untuk berkomunikasi dan meyampaikan pengajaran langsung kepada anak. Dampaknya cukup baik yaitu terbentuknya kedekatan orang tua dan anak juga pengajaran bisa tertanam dengan jelas karena selalu diulang. Walaupun kelemahannya ada juga yaitu materi yang terbatas. Dijaman modern sekarang media pengajaran banyak dan bahannya juga melimpah namun seringkali orang tua memberi fasilitas tersebut semua tanpa pendampingan bahkan ada juga yang menyerahkan pendampingannya pada pihak ketiga yaitu pengasuh dan atau guru. Karena itu ketika pendidikan sekolah harus dilakukan dari rumah selama pandemic, belajar dilakukan dibawah pengawasan orang tua maka banyak orang tua yang cukup kewalahan yang akhirny menjadi marah pada anak dan menyalahkan banyak pihak. Mendidiklah tanpa menyakiti hati anak.

6.     Metode, cara dan bahan pengajaran bisa berbeda sesuai perkembangan zaman namun ada prinsip pengajaran kepada anak tidak berubah yaitu harus dengan kesabaran, lemah lembut, jujur dan yang pasti takut akan Tuhan. Amsal 22:6, Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.”

Pdt. Erlikasana Purba, M. Th.