Suplemen PA Moria : Titus 2 : 1-5 : Tgl 13-19 September 2020

Bahan         : Titus 2: 1-5

Thema        : Nikapken Kegeluhen Gereja

Tujun           : Gelah Moria 

: - Ngidah pengajuk Paulus guna nehken pengajaren man   kerina anggota ibas perpulungen Kreta

-      Ikut nikapken kerina anggota perpulungen ngikuti dahin-dahin gereja 

Pengantar

Dibalik sosok Pandit Jawaharlal Nehru (1889-1964) yang sangat disegani dan dikenal sebagai pemimpin yang turut berperan dalam kemerdekaan India ada sosok seorang ibu yang membentuk pandangan dan prinsip-prinsip kehidupannya. Dia adalah  seorang wanita bertubuh mungil bernama Swaroop Rani. Sebagai seorang ibu, yang dia lakukan adalah hal-hal sederhana seperti memperkenalkan  dan membacakan bagian-bagian dari kitab suci kepada anaknya, membacakan kisah-kisah yang berisi ajaran moral kemanusiaan sebagai cerita pengantar tidur kepada anaknya. Tujuannya adalah agar dalam diri sang anak tertanam rasa kecintaan kepada Tuhan, dan nilai moral-kemanusiaan yang ada dalam cerita itu dapat tertanam kuat dalam pribadi anak yang mendasari segala keputusan dan pandangannya dalam kehidupan. Bagi Nehru sendiri, kisah-kisah moral dari kitab suci bukan sekedar pengantar tidur atau pelampiasan hobi baca belaka. Kisah-kisah itu menjadi inspirasi, motivasi dan energi moral untuk melakukan sesuatu bagi bangsanya. Kitab suci tidak hanya dijadikan sebagai identitas yang membakar semangat fanatisme-radikal, melainkan sebagai sumber kegairahan untuk sebuah perjuangan pembebasan India dari kungkungan kolonial. Dapat kita katakan Swaroop Rani adalah seorang ibu yang berhasil mempersiapkan dan membentuk anaknya menjadi salah satu pembebas bagi bangsa India.

 

PENJELASAN TEKS

Konteks penulisan surat Titus ini adalah pemerintahan Romawi dengan Kaisar Nero sebagai pemimpinnya yang sangat menentang kekristenan. Bahkan mereka mengupayakan segala cara untuk menekan segala aktivitas yang berbau kristiani. Dalam upaya menekan itu, salah satu cara yang dipergunakan adalah menjadikan orang-orang Kristen sebagai kambing hitam dalam hidup bermasyarakat. Dalam kondisi dipersalahkan seperti inilah orang-orang Kristen diajak untuk membuat impact (dampak) yang baik kepada orang-orang disekelilingnya. Rasul Paulus sebagai penulis dari surat kepada Titus ini memiliki kekhawatiran akan keberlangsungan pertumbuhan orang percaya bukan hanya pada generasi saat itu, tapi pun kepada generasi-generasi selanjutnya. Kekhawatiran Paulus ini hampir sama seperi kekhawatiran yang juga kita hadapi pada saat ini yakni bagaimana bisa bertahan dalam tantangan berat; bagaimana kita sebagai gereja dapat memperkenalkan Kristus dan menjadi saksi bagiNya? Oleh karena itu, melalui tulisannya, Rasul Paulus pun mempersiapkan para pelayan dan anggota jemaat untuk menghadapi situasi berat tersebut.

Titus sebagai pelayan yang dipersiapkan di tengah-tengah umat diminta untuk pertama-tama memberikan teladan yang baik kepada jemaat.  Selain meminta teladan dari Titus dan pelayan umat lainnya, kepada para anggota jemaat pun dimintakan hal yang sama yakni memperlihatkan dan membagikan ajaran yang sehat dan sesuai dengan Firman Tuhan. Kepada setiap golongan diberikan tugas masing-masing berupa:

1.    Ay. 2: laki-laki yang tua menempatkan diri sebagai orang yang berpikiran jernih (Yun:nephalios), dapat mengendalikan dirinya, mencintai kesederhanaan, memiliki karakter kristiani yang kuat.  Gaya hidup yang demikian hanya dapat terjadi saat seseorang terlebih dahulu menundukkan dirinya dalam pimpinan Tuhan. Perilaku yang demikian akan membawa orang lain tertarik untuk mengenal Tuhan.

2.    Ay.3 : kepada perempuan yang sudah tua diminta untuk mempertahankan kebiasaan- kebiasaan baik, sebagaimana layaknya orang yang rajin beribadah. Para perempuan diminta untuk mengembangkan pikiran-pikiran yang baik dan tidak tenggelam dalam kesenangan sendiri (Yun: sophron) Selain itu, ditekankan juga peran bagi perempuan dalam mengembangkan komunitas yaitu cakap sebagai pendidik untuk mengajarkan hal-hal yang baik.

3.    Ay. 4-5: kecakapan yang diajarkan para perempuan yang sudah tua menjadi bekal bagi para perempuan yang muda (generasi di bawahnya) untuk dapat mengatur dan mengasihi keluarganya. Bukan saja dalam hal mengasihi keluarga, tetapi didikan dan latihan yang  diberikan generasi sebelumnya membuat mereka yang masih muda dapat mewujudnyatakan nilai-nilai kebaikan bagi suami, anak-anak serta menyaksikan firman Tuhan kepada dunia.

APLIKASI

1.    Sebagai orang yang hidup dalam Tuhan dan juga aktif dalam kehidupan bergereja, patutlah kita memperhatikan firman Tuhan ini. Usia kita boleh bertambah tua tetapi hendaknya  inner-nya (karakter dan imannya) jangan sampai berhenti bertumbuh. Kita perlu dan harus terus berbuah dalam kehidupan kita untuk dapat mencerminkan kematangan dalam hidup dan dalam keimanan. Ketika generasi yang lebih tua pun tidak menunjukkan dampak dan teladan yang baik, bagaimana kita dapat mengharapkan generasi muda kita menjadi tertarik untuk hidup dalam Tuhan serta ikut ambil bagian dalam kehidupan bergereja? Terlebih lagi dewasa ini kita dihadapkan dengan issue banyak orang muda yang meninggalkan kehidupan bergereja, bagaimana kita akan mempersiapkan dan melibatkan mereka dalam komunitas gereja? 

2.    Ada peran dan bagian yang dipercayakan kepada kita masing-masing. Seperti halnya jemaat dalam surat Titus yang diminta berperan, kita juga perlu mengambil inisiatif untuk terlibat dan ambil bagian dalam pelayanan gereja kita. Tuhan menginginkan kita bukan hanya sebagai penonton dan penikmat berkat Tuhan saja, kita pun perlu melakukan sesuatu yang memastikan kita meneruskan pengajaran Firman Tuhan dan mempersiapkan generasi selanjutnya untuk mengenal dan mengasihi Kristus dan gerejaNya. Kita dapat memulainya juga dari pendidikan dan kebiasaan-kebiasaan kristiani yang sederhana dalam keluarga kita masing-masing. Bila kita setia melakukannya bukan mustahil bila suatu ketika kita bahkan mampu menjangkau mereka  “yang tidak terjangkau” sehingga dapat  kembali menghayati keberadaan Tuhan dalam hidupnya. 

Pdt. Eden P. Funu-Tarigan, S,si (Teol)                                                                                                                                       Perpulungen GBKP Kupang