Suplemen PA Moria : 1 Korinti 15 : 22, 51-58 ; Tgl 26 Juli-01 Agustus 2020

Ogen            : 1 Korinti 15:22, 51-58

Tema            : Doni Kematen

Tujun           : Gelah Moria

-          Meteh maka Jesus nggo naluken kematen ras mereken kemenangen

-          Ngangkai maka kematen e la man kebiarenken

1.     Jika ada pertanyaan, apakah anda takut mati? Jelas saya takut mati! Tetapi ketakutan saya yang terbesar adalah ketika mati belum mengalami hidup baru di dalam Tuhan. Artinya kematian yang saya takutkan adalah kematian yang bukan di dalam Tuhan. Berbeda dengan apa yang dinyatakan dalam Why 14:13a “Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan...”, bahwa kematian di dalam Tuhan itu adalah suatu hal yang membahagiakan.

2.     Jemaat Korintus sebagai jemaat yang baru dan kebanyakan berasal dari non-Yahudi sulit meyakini akan adanya kebangkitan orang mati. Bagi orang Yunani, kehidupan setelah kematian itu adalah pembebasan jiwa dari tubuh. Jadi bagi mereka, seandainya pun mereka percaya akan kebangkitan, tetapi hanya kebangkitan jiwa atau roh saja, tidak ikut kebangkitan daging. Keyakinan seperti itulah membuat mereka sulit meyakini kebangkitan Kristus. Dalam hal inilah Paulus menegaskan bahwa jika Kristus tidak bangkit, Paulus mengatakan sia-sialah pemberitaan Injil yang dia sampaikan dan sia-sialah juga kepercayaan mereka. Dengan kata lain, kebangkitan Kristus adalah inti Injil sejati dan iman Kristen.

3.     Tidak hanya sampai di sana, Paulus juga menegaskan bahwa Allah sudah menyediakan tubuh yang khusus untuk keberadaan yang khusus pula, termasuk kemuliaan yang khusus bagi masing-masing tubuh (15:39-41). Hal yang sama berlaku pada tubuh kita. Dari Adam, kita mewarisi tubuh alamiah yang bisa binasa; di dalam Kristus, kita akan mendapatkan tubuh rohaniah yang kekal (15:42-49).

4.     Kapan akan terjadi kebangkitan daging? Kebangkitan daging hanya akan terjadi di dalam kuasa Allah. Dan hal itu terjadi dalam sekejap mata (ay. 52). Sehingga karya ini, hanya dimungkinkan terjadi oleh karena kuasa Allah. Dan peristiwa tersebut akan terjadi pada saat kedatangan Kristus kedua kali (ay. 52). Dimana Allah akan menyatakan dirinya sebagai Hakim. Bagi orang percaya hari tersebut bukan sebagai hari yang menakutkan karena hari penghakiman tersebut adalah hari kita akan diberi tubuh yang baru dan dimulainya hidup bersama dengan Allah di surga yang Dia sediakan sendiri bagi umat-Nya. Tubuh yang lama akan diberi tubuh yang baru. Perubahan tersebut sifatnya pasti dan itu sudah direncanakan oleh Allah. Dan dalam hal ini tentu banyak pertanyaan yang muncul, itu wajar! Karena memang masih banyak hal yang misteri dan hanya akan dinyatakan pada saatnya tiba nanti.

5.     1 Kor. 15:22 kematian karena Adam diperbandingkan dengan kebangkitan dalam Kristus. Adam telah mengalami kegagalan, ketika dia memakan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat, pertbuatan itu tidak hanya membawa konsekuensi yang buruk bagi dirinya sendiri, tetapi juga kepada seluruh keturunan Adam. Dan sejak saat itulah, kematian merasuki manusia (Rom. 5:12-14). Dari Adam ke semua keturunannya. Sebaliknya terjadi di dalam Kristus. Di dalam Kristus ada jaminan kehidupan yang baru, bagi siapa yang percaya kepada-Nya. Dan sifatnya sama seperti kematian memasuki manusia dari satu orang ke semua orang, demikian juga kehidupan dalam Kristus, dari satu Pribadi yaitu Kristus sampai kepada semua orang (yang percaya kepada-Nya).

6.     Memang kita menganggap sesuatu hal yang tabu jika berbicara tentang kematian. Karena memang hanya sedikit sekali yang kita ketahui tentang kematian. Tetapi meskipun hanya sedikit yang kita ketahui, bukan berarti tidak memberi jaminan dan pengharapan kepada kita. Memang sedikit yang kita tahu tentang apa yang terjadi dibalik kematian, tetapi kita tahu pasti tentang satu hal, Tuhan Juruselamat kita ada disana, dan itu sudah cukup (Mazmur 139:8  Jika aku mendaki ke langit,  Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau) dan Allah mempersiapkan tempat bagi orang yang percaya kepada-Nya (Yohanes 14:2 “Di rumah Bapa-Ku  banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ  untuk menyediakan tempat bagimu.).  Bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya. Pemahaman ini perlu, karena selama ini kita berpikir bahwa kematian merupakan akhir dari segalanya. Ternyata bukan! Yoh. 11:26a “dan setiap orang yang hidup dan yang percaya  kepada-Ku, tidak akan mati  selama-lamanya...  Kematian bagi orang percaya bukanlah bencana tetapi ambang pintu ke puncak kebahagiaan, sehingga Paulus sendiri kesulitan memilih apakah hidup di dunia ini atau diam bersama dengan Kristus (Fil. 1:23).

7.     Kematian itu sifatnya terbatas dan hanya sementara, kehidupan bersama Allah-lah yang kekal. Kebangkitan Yesus menjadi jaminan bagi kita bahwa seperti halnya kematian tidak dapat mengalahkan-Nya (bdk. 1 Kor. 15:17), demkian juga kematian tidak dapat merenggut kita selama-lamanya. Kebangkita Kristus adalah dasar pengharapan kita. Roh yang membangkitkan Kristus dari kematian adalah Roh yang sama yang akan membangkitkan orang percaya dari kematian (Roma 8:11 “Dan jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati,  diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu.)

8.     Kebangkitan: setelah mati, akan ada kebangkitan kembali untuk hidup bersama Allah di surga. Tubuh dan jiwanya dipersatukan kembali, tapi telah diubah (1 Tes. 4:13-18; Why. 21:1-4). Jadi, tubuh dan jiwa akan sama-sama masuk surga atau masuk neraka. Kebangkitan Tuhan Yesus merupakan materai bagi kita (Kol. 1:18). 1 Kor. 15:55 “Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"

9.     Dalam 1 Tes. 4:13-18 berbicara tentang pengharapan akan kebangkitan orang mati. Prosesnya adalah orang yang telah mati lebih dulu akan dibangkitkan lebih dahulu. Tetapi dalam 1 Korintus 15 berbicara tentang tubuh pada saat kebangkitan yaitu tubuh yang baru yang berkenan kepada-Nya (ay. 40, tubuh surgawi/ tubuh yang tiada bandingnya). Tubuh yang baru tersebut adalah tubuh yang layak berada di langit dan bumi yang baru. Dan bagaimana detail tubuh yang baru tsb? Tidak ada yang tahu lebih banyak lagi. Dan memang kita tidak perlu tahu, itu merupakan misteri Allah (1 Kor. 15:36), yang pasti tubuh tersebut adalah tubuh yang tidak dapat binasa.

10.  Karena kebangkitan Kristus, maut dan kematian tidak lagi menakutkan bagi orang-orang percaya, bahkan maut telah menjadi batu loncatan bagi kita menuju kebahagiaan yang tidak berkesudahan di sorga. Kematian lebih merupakan kepulangan kepada Bapa yang sudah lama menunggu kedatangan anak-Nya. Maut bukanlah akhir dari segala-galanya melainkan awal dari kekekalan. Oleh karena itu perpisahan dengan orang-orang yang kita kasihi tidak harus melarutkan kita dalam kesedihan terus-menerus melainkan menghibur kita bahwa mereka telah bersama Tuhan Yesus, di rumah Bapa di mana masih banyak tempat yang tersedia bagi kita.

11.  Sepintas tentang arwah/tendi orang meninggal. Iman Kristen menolak kepercayaan bahwa ada arwah yang berkeliaran di sekitar tempat tinggalnya sewaktu dunia (apalagi mate sada wari). Dengan demikian tidak perlu lagi memberi rokok, uang, sesajen, dsb. Orang Kristen tidak percaya bwah ada arwah yang sanggup membawa kebaikan ataupun bencana kepada orang hidup. Menurut Luk. 16:26 ada “jurang yang tak terseberangi”. Tetapi bukan berarti bahwa tidak ada roh-roh jahat yang bisa mengganggu manusia. Ketika ada ndilo tendi maka sebenarnya roh yang datang tersebut bukanlah roh leluhur, tetapi tipu daya roh jahat untuk menyesatkan orang yang mempraktikkan okultisme. Cara mengatasinya bukan dengan diberi sesajen tapi dengan datang kepada Yesus Kristus yang berkuasa atas seluruh dunia dan surga.Dalam PL pemanggilan arwah dilarang keras (Im. 19:31; 20:6; 1 Sam. 28:3). Saul pernah melakukan hal tersebut dengan meminta bantuan perempuan pemanggil arwah di En-Dor (1 Sam. 28), dan Saul dinyatakan melakukan dosa besar, sehingga Allah tidak mau mendengar atau memberi petunjuk lagi kepada dia. Dan tindakannya itu percuma saja karena besoknya dia tewas.

12.  Kematian merupakan realita kehidupan dan semua manusia tidak bisa menghindari hal ini. Jadi, setiap kita harusnya menghargai kehidupan selagi masih ada dengan menjaga kesehatan, memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan menghargai kehidupan orang lain, sehingga hidup kita tenang, mati nanti senang (2 Kor. 6:2). Juga setiap kita, dibimbing kepada pengertian supaya dapat menerima kematian sebagai otoritas dari Tuhan bahwa kita tidak pernah tahu kapan, dimana dan bagaimana kita akan meninggal. kematian terjadi pada semua orang, tanpa memandang usia, ras, jenis kelamin, agama, atau status. Juga kita dibimbing bahwa yang telah meninggal tidak akan datang lagi kepada kita (2 Sam. 11:23).

13.  Ambilah keputusan untuk percaya kepada Kristus supaya kehidupan kekal menjadi bagian kita, sebelum kematian tiba. Kapan? Hanya Tuhan yang tahu! Memang kematian sifatnya pasti, tetapi apakah kita hanya menunggu dan pasif? Tidak! Martin Luther pernah mengatakan "seandainya pun saya tahu besok dunia akan berakhir, saya akan tetap menanam apel hari ini". Saya menangkap kalimat ini, jangan berhenti berkarya atau bahasa Paulus di ayat ke 58 “...berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak akan sia-sia”.

 “Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?"

(Yoh. 11:25-26)

Pdt  Dasma  Sejahtra  Turnip

GBKP  Rg  Palangkaraya