Suplemen PA Mamre : Mazmur 1 : 1 - 3 ; Tgl 05 - 11 Juli 2020

Bacaan         : Mazmur 1:1-3

Tema           : Sumber Kebahagiaan (Palas kemalemen ate)

I.Pendahuluan

          Ada banyak buku yang menulis tentang kebahagiaan hidup.Penulis buku-buku tersebut melihat kebahagiaan dari berbagai sudut pandang.Resep yang ditawarkan juga sangat beragam.Kendati demikian masih saja banyak orang mencari kebahagiaan. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan kebahagiaan hidup begitu tinggi.

          Ukuran kebahagiaan bagi banyak orang berbeda-beda, ada yang mengatakan bahwa kebahagiaan hidup ditentukan oleh harta yang banyak. Ada juga yang mengatakan bahwa kebahagiaan hidup ditentukan oleh status social yang tinggi, atau kebahagiaan itu ditentukan oleh kesehatan yang baik atau tidak mengalami sakit penyakit, atau seseorang akan bahagia jika bias memiliki suami/istri yang ganteng/cantik. Tetapi faktanya apa yang menjadi ukuran kebahagiaan banyak orang tidaklah membuat ia bahagia walaupun sudah mendapatkannya. Harta, status social, pasangan tidak bisa menjamin kebahagiaan seseorang.Kalau demikian keadaannya, pertanyaan bagi kita, dimanakah sesungguhnya letak kebahagiaan hidup itu?

II. Isi

Ayat 1:”Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasehat orang fasik, yang tidak berdiri dijalan orang berdosa, dan tidak duduk dalam kumpulan pencemooh”.Ada 3 kata TIDAK yang diperlihatkan dalam ayat ini. Orang percaya sejati dapat diketahui dari apa yang tidak mereka lakukan, tempat yang tidak merekakunjungi dan kumpulan yang tidak mereka masuki. Tidak seorangpunyang dapat menikmati berkat Allah tanpa berbalik dari hal-hal yang merusak atau membahayakan. Komunitas dimana kita berada akan mempengaruhipola,cara dan gaya hidup kita. Komunitas yang sehat akan mendukung perkembangan karakter kita secara positif, sebaliknya komunitas yang tidak sehatberpotensi untuk membuat hidup seseorang kehilangan kebahagiaan.Rasul  Paulus dalam suratnya kepada jemaat Korintus mengatakan:” Janganlah kamu sesat:Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik’.

Ayat 2:”Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, danyang merenungkan Taurat itu siang dan malam”.Orang yang diberkati Allah bukan hanya berbalik dari kejahatan, tetapi juga membangun hidup mereka di sekitar Firman Tuhan.Mereka berusaha untuk menaati kehendah Allah dengan kesungguhan hati.Merenungkan Firman Tuhan siang dan malam.Mereka yang berusaha untuk hidup dengan berkat Allah, merenungkan Taurat Tuhan supaya membentuk pikiran, sikap dan tindakan mereka.

Ayat 3:”Ia seperti pohon, yang ditanam ditepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya:apa saja diperbuatnya berhasil”.Hasil untuk mereka yang setia mencari Allah dan FirmanNya  ialah hidup dalam Roh Allah (bnd Yoh.7:38-39), maka mereka yang diajar oleh Allah dan tinggal di dalam FirmanNya akan menerima sumber hidup yang tidak habis-habisnya. Frasa “apa saja yang diperbuatnya berhasil” bukan berarti tidak terjadi masalah atau kegagalan, tetapi orang benar selalu mengetahui kehendak Allah, mereka mengerti bahwa Allah memberkati hidupnya sebagai hidup yang dipinpin oleh Nya.

III.     Aplikasi

          Tidak seorangpun dari kita ingin menjadi orang yang gagal, penuh masalah, melainkan semua kita ingin menjadi orang yang berbahagia , berhasil dalam segala hal. Mungkinkah itu bisa terjadi?Jawabnya adalah sangat mungkin. Karena hidup yang berbahagia (malem ate)adalah rancangan Tuhan bagi anak-anakNya. Yang perlu ditekankan disini adalah siapa yang mampu memberikan kebahagiaan yang sejati, yang tidak dipengaruhi oleh situasi dan kondisi.Pemazmur mengatakan orang yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan. Semakin lama orang yang hidup dalam Tuhan akan memahami apa yang harus ia raih dalam kehidupan ini, dan apa yang harus ia tinggalkan. Dunia dengan segala keberadaanya tidak akan pernah membahagiakan kita. Kadang-kadang apa yang kita anggap sebagai suatu kebahagiaan, dan berusaha mendapatkannya, tetapi pada kenyataannya justru sesuatu itu membawa ketidakbaikan dalam hidup kita (she sura-sura turah sinanggel).

          Orang yang berbahagia  adalah orang yang senantiasa melekat pada Sang Sumber kebahagiaan itu, yakni Allah sendiri. Hidupnya ibarat pohon yang menghasilkan buah, daunnya tidak pernah layu dan apa saja yang diperbuatnya berhasil. Ini adalah gambaran orang Kristen yang senantiasa melekat kepada Tuhan yang merenungkan FirmanNya siang dan malam. Sehingga kehidupannya berbuah dan menjadi kesaksian bagi orang lain.Kita bisa berbahagia karena hal-hal yang jasmani, akan tetapi kebahagiaan yang lebih bertahan lama adalah ketika kita memilki hal-hal yang rohani dalam hidup kita, karena itulah yang menjadi kebahagiaan kita yang sesungguhnya.

                                                                                      Pdt Rena Tetty Ginting

                                                                                            GBKP Bandung Barat