Khotbah : I Petrus 5 : 1-5 ; Minggu tgl 15 Maret 2018

KHOTBAH GBKP, Minggu 15 April 2018

(Misseri Cordias Domini)

Invocatio   :  Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia Tuhan” (Mazmur 33:5)

Bacaan      : 1 Petrus 5 : 1 – 5 (Tunggal)

Kotbah      : Mikha 7 : 14 – 20 (Responsoria)

Tema         : “Tuhan Menunjukkan Kasih SetiaNya” (Icidahken Tuhan KekelengenNa Si Tetap)

Pembuka

            Banyak orang mengatakan, jika cinta butuh bukti, tanda kasih perlu aksi. Tidak heran jika dalam setiap kesempatan untuk menunjukkannya, berbagai cara dapat dilakukan. Mulai dari menuliskan kata-kata indah, mengungkapkan langsung dalam percakapan, bahkan memberi tanda berupa barang atau menghabiskan waktu dalam kebersamaan. Namun manusia memiliki keterbatasan untuk dapat mengungkapkan cinta kasihnya dengan sempurna. Sering kali kata-kata indah itu hanya sekedar kiasan, pujian pun hanya gombalan apalagi memberikan apa yang ada, bisa saja banyak perhitungan.

            Cinta kasih manusia tidaklah kekal. Di dalamnya masih banyak kekecewaan, penyesalan, ingkar janji, pelarian dan banyak lagi. Cinta kasih yang kekal dan setia, hanyalah milik Tuhan. Dalam segala zaman, tempat dan situasi kasih setiaNya nyata dan ada untuk selamanya. Kasih setia Tuhan diberikanNya untuk kita. Lalu jika pemberian Tuhan itu sudah kita terima, bagaimana kita dapat memaknainya di dalam hidup kita?

Isi

Bagian dari akhir dari tulisan Mikha ini, merupakan sebuah doa permohonan. Mikha merindukan pemulihan bagi bangsa Tuhan. Permohonan ini juga sebagai kritik Mikha terhadap para pemimpin yang tidak menerapkan keadilan dan kesejahteraan bagi bangsa yang dipimpinnya. Sehingga ia berharap agar kiranya Allah tetap berkenan menggembalakan umatNya, sehingga bangsaNya tetap hidup seturut jalan Tuhan (ay 14). Banyak hal yang telah Allah nyatakan dalam kehidupan bangsaNya. Bagaimana Allah memberi pertolongan yang ajaib saat bangsaNya keluar dari Mesir, menjadi sebuah ingatan yang kuat agar bangsa ini tetap mengandalkan Tuhan saja (ay 15).

Mikha menyadari bahwa di dalam diri bangsaNya, tidak ada kekuatan yang dapat diandalkan, selain dari kekuatan Allah sendiri. Allah digambarkan seperti seorang gembala yang menggunakan tongkat kayu kuat selayaknya menggembalakan domba. Dengan pertolongan dan penjagaan Allah, bangsaNya tidak hanya dikuatkan untuk menjalani kehidupan tetapi juga dapat mengalahkan musuh-musuh dengan berserah penuh pada tuntunan Tuhan dalam kasihNya. Bangsa-bangsa lain pun akan menyaksikan dan menyadari kekuatan Allah dan berpaling kepadaNya, sehingga setiap bangsa akan belajar menjalankan kebaikan dan keadilan seperti yang Tuhan perintahkan (ay 14, 16-17).

Dalam tuntunan Allah, bangsaNya dapat meninggalkan dosa-dosa dan menikmati makna pengampunan. Tidak ada allah lain yang dapat melakukannya selain dari Allah yang disembah. Ia Allah yang mengampuni dosa, memaafkan pelanggaran, tidak bertahan dalam murka-Nya tetapi menunjukkan kasih setia. Mikha berharap agar kasih Tuhan tetap dinyatakan bahkan janji setia akan penyertaan Allah sejak zaman nenek moyang Israel pun, pasti akan diberikan bagi bangsa ini jika mau hidup di dalam Tuhan dan dipulihkan (ay 18-20).

Aplikasi dan penutup

            Dalam banyak cara, Allah menunjukkan kasih setiaNya. Karya terbesar Allah adalah pengampunan yang diberikan melalui pengorbanan Yesus Kristus. Sehingga setiap manusia yang telah beroleh kasih setia dan keselamatan dari Allah, tidak hanya menjadi penikmat kasih setia Tuhan dengan pasif. Melainkan turut aktif menyaksikannya di dalam kehidupan selaku orang yang telah dipulihkan dari dosa. Cinta dan kasih Allah telah dibuktikan, sehingga perlu aksi nyata untuk menyaksikannya bagi banyak orang agar semakin banyak orang yang mengenal kasih setia Tuhan.

            Invocatio Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia Tuhan” (Mazmur 33:5), salah satu cara agar bumi penuh dengan kasih setia Tuhan adalah dengan menjalankan keadilan dalam hukum yang berlaku di kehidupan kita dengan berlandasakan hukum kasih dan keadilan Tuhan. Melalui sikap dan pandangan ini, kita dapat menyaksikan kasih Tuhan bagi banyak orang (khususnya di tahun politik ini). Dalam 1 Petrus 5:1-5 kita diingatkan untuk tetap menjadi gembala bagi domba seperti Allah bagi bangsaNya. Kita menjadi gembala yang baik yang memberi teladan nyata hidup dalam kasih setia Tuhan. Dengan kerendahan hati untuk diubahkan Tuhan, kita mendapatkan pengampunan dan hidup di dalamnya.

            Minggu Misseri Cordias Domini ini, kita percaya bahwa Tuhan akan tetap menyatakan kasih setiaNya bagi manusia. Kita pun harus mewarnai hidup kita dengan kasih setia Tuhan yang terlihat dari cara berbicara, bertingkah laku dan memikirkan hal-hal yang memberi kebaikan bagi banyak orang. Kasih setia Tuhan memberi perubahan hidup agar kita tidak lagi mengulagi dosa-dosa kita dan tidak mau kalah dengan “musuh-musuh” zaman now.

      Lalu jika pemberian Tuhan itu sudah kita terima, bagaimana kita dapat memaknainya di dalam hidup kita? Marilah kita memberi hati merasakan kasih setia Tuhan. Membuat kita tetap berpengharapan, bahwa ada penghiburan dalam kesedihan, ada jalan keluar saat kesusahan, ada kekuatan saat merasa sakit dan lemah, ada pengampunan dalam kesalahan. Kita tidak meninggalkan Tuhan tetapi datang mendekat. Mau meninggalkan dosa-dosa dan dipulihkan. Menjalankan tugas untuk turut bersaksi akan kasih setia Tuhan.

 Pdt. Deci Kinita br Sembiring -  Balikpapan