Suplemen PJJ : Tgl 13 – 19 September 2020 ; Epesus 4 : 13-15

Ogen : Epesus 4:13-15

Tema : Dewasa Ras Serta Ibas Kristus (SDM Pengurus)

Pengantar

          Dewasa bias dilihat dari beberapa aspek namun secara umum disebutkan pada segala organism yang telah matang, biasanya yang merujuk pada manusia berarti bukan lagi anak-anak namun yang telah menjadi pria dan wanita. Dari aspek biologi didefenisikan berarti sudah akil balik; dari sudut pandang hokum berarti sudah 16 tahun keatas atau sudah menikah; menurut UU Perkawinan 19 tahun untuk pria dan 16 tahun untuk wanita. Dalam bidang psikologi, dewasa adalah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun atau awal usia dua puluhan dan yang berakhir pada usia tigapuluhan tahun, ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi , pemilihan pasangan, masa perkembangan karir dan lainnya. Pandangan ini bias saja saling kontra karena seseorang bias saja dewasa secara usia biologis tapi tidak memiliki prilaku dewasa dan sebaliknya. Kedewasaan lebih banyak berkenaan tentang sifat, karakter dan komitmen seumur hidup.

          Kedewasaan penuh dalam dalam Kristus, berarti kedewasaan yang dimaksud haruslah bersifat holistic yang diawali oleh iman kemudian berdampak pada seluruh lini kehidupan umatNya.

ISI

Surat kepada jemaat di Efesus dituliskan Rasul Paulus, ketika dia dipenjara karena Kristus di Roma. Tujuan penulisan surat ini tersirat dalam Ef 1:15-17, dengan tekun dia berdoa sambil merindukan agar pembaca suratnya bertumbuh dalam iman, kasih dan hikmat untuk mengenal Kristus lebih dalam lagi. Bagian yang akan menjadi pembahasan kita ada di bagian pasal 4 – 6 yang berbicara tentang arahan-arahan praktis tentang keselamatan yang diwujudnyatakan dalam kehidupan pribadi, keluarga juga dalam kehidupan persekutuan. Dalam Ef 4:1, kembali Paulus menyebutkan dirinya sebagai orang yang dipenjarakan karena Tuhan, dai menyebutkan ini berulang kali bahwa ia tidak malu dengan situasi yang

Keselamatan dalam Yesus Kristus meng-eratakan kesatuan jemaat yang berasal dari latar belakang yang berbeda dan juga memiliki karunia yang berbeda-beda. Istilah kesatuan iman yang dipakai Rasul Paulus untuk merealisasikan kesatuan dalam keberagaman sesuai konteks penerima suratnya yaitu orang Yahudi dan yang bukan Yahudi. Kesatuan didalam tubuh Kristus namun dalam kesatuan tersebut masih juga memelihara keberagamaan individu dalam karunia roh yang berbeda. Sehingga perbedaan yang ada tidak menyebabkan perpisahan dan tidak akan mencederai persekutuan.

Kesatuan iman tersebut adalah satu dalam pengetahuan yang benar tentang Anak Allah. Bahwa Tuhan Yesus merupakan Tuhan dan juru selamat yang diakui oleh seluruh umat. Yang menyatukan ialah iman kepada Tuhan Yesus, dan kata pengetahuan yang dipakai Paulus bukan sekedar pemahaman intelektual namun lebih dalam dari itu yaitu kebergantungan penuh pada pada iman yang diwujudnyatakan dalam perjalanan hidup. Kristuslah yang menyatukan bukan dogma bukan pandangan politik dan bukan ritual. Dalam Kristus kita yang plural menjadi satu.  Kedewasaan penuh (KJV, perfect man) ketika kita sanggup hidup bersatu dalam keberagaman, sebaliknya yang tidak dapat menerima kepelbagaian adalah tanda ketidakdewasaan. Menolak perbedaan adalah sikap kekanak-kanakkan dan ketika gereje semakin bertumbuh dewasa maka kita akan semakin meninggalkan sikap kekanak-kanakkan tersebut. Kedewasaan penuh memakai bentuk tunggal bukan jamak yang berarti Paulus  kembali menekankan tentang banyaknya anggota namun tetap satu tubuh Kristus. Tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus, bahwa setiap umat harus terlebih dahulu menjadi dewasa penuh dan umat yang dewasa penuh tersebut akan membentuk persekutuan  dengan tingkat kepenuhan Kristus. Setiap individu harus terlebih dahulu memiliki kedewasaan iman dalam Kristus, yaitu ketika seseorang menemukan dirinya semakin tertarik memperbaiki diri demi kebaikkan diri sendiri dan orang-orang disekitarnya untuk memuliakan Kristus dan untukk mencapai kepenuhan dalam Kristus dalam persekutuan orang percaya.

Metafora anak-anak dipakai untuk kembali memperlihatkan sikap dewasa yang merupakan kebalikan dari karakter anak-anak yaitu gampang terombang-ambingkan/ dipengaruhi. Matius 18 :2-3 kita menemukan anak-anak digambarkan sebagai penurut, lemah lembut dan bebas dari ambisi kesombongan dan keangkuhan. Tapi anak-anak juga memiliki karakter lain selain kesederhanaan dan kepatuhan yaitu mereka sering berubah pikiran. Paulus dalam hal ini mengangkatkan karakter anak yang seringkali berubah-ubah untuk ditinggalkan oleh umat dan menjadi dewasa iman dalam menjalani hidup.

Pondasi kuat orang percaya adalah Kristus yang adalah kepala gereja. Satu kebenaran yang mempersatukan umat, kebenaran yang mengajarkan kasih kepada Tuhan dan kepada sesame. Kebenaran untuk diucapkan/ diberitakan, kebenaran yang sederhana untuk menghindarkan kita dari kesalahan dan kesulitan hidup (yang sederhana saja jangan dibuat rumit). Setiap perkataan dan pernyataan adalah kebenaran yang berdasar pada iman dan kasih bukan berdasar pada kepentingan dan keinginan pribadi atau golongan. Kebenaran harus diucapkan dalam kasih. Kebenaran terkadang disampaikan dengan cara kasar, sindiran, amarah namun dalam kedewasaan iman kita akan mampu menyatakan kebenaran dalam kasih yang tulus, yang akan menyegarkan jiwa dan yang menerimanya akan merasakan ketulusan kita.

Aplikasi

Ø  Setiap jemaat harus berproses untuk bertumbuh dalam iman menuju kedewasaan iman.

Ø  Kedewasaan iman akan tampak dalam karakter hidup orang percaya yaitu menghargai perbedaan, teguh dalam memegang kebenaran, menyatakan kebenaran dengan kasih.

Ø  Dalam kaitan SDM Pengurus dalam gereja maka hal yang paling penting adalah kedewasaan iman. Dalam organisasi gereja yang diutamakan adalah pelayanan, maka setiap pengurus hendaknya melakukan pelayanan yang mewujudnyatakan kedewasaan beriman yang terlihat dalam kualitas hidup yang berprinsip, rendah hati dan mau belajar juga dapat bekerjasama.

Ø  Sebagai pengurus dalam organisasi gereja tentu seringkali ada perbedaan pendapat dan untuk mengelola perbedaan tersebut para pengurus harus memiliki kedewasaan iman. Perbedaan pendapat dapat diolah untuk mendatangkan kebaikkan bagi seluruh anggota dalam organisasi tersebut.

Ø  Perbedaan pendapat dapat juga dipakai si iblis untuk memecah belah umat Tuhan karena itu cara terbaik untuk kita dapat membentengi diri adalah dengan selalu hidup dekat dengan Tuhan, berdoa dan membaca firman supaya kita mengetahui kebenaran yang datangnya dari Tuhan dan tetap berpegang teguh pada kebenaran tersebut.

Ø  Sebagai pengurus dan anggota harus senantiasa saling mendukung dengn cara menyatakan kebenaran jika ada ditemukan kesilapan atau kesalahan. Namun perlu diingat untuk selalu menyatakan kebenaran dengan kasih.

Pdt Erlikasna br Purba

GBKP Rg  Denpasar Bali