Kebaktian Pekan Doa Wari VII Tahun 2021 ; Kisah Para Rasul 10; 1-4

Invocatio      :Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa (Roma 12:12).

Khotbah        :Kisah Para Rasul 10:1-4

Tema              :Bertekun dalam doa (Ertoto la erngadi-ngadi)

A.Pendahuluan

          Doa merupakan alat kita untuk terus berkomunikasi dengan Tuhan. Dengan doa kita akan selalu intim dengan Tuhan. Doa bukan sekedar meminta apa yang kita mau dari Tuhan, tapi lebih dari itu, yaitu bagaimana kita mengerti dan memahami apa yang Tuhan inginkan, sehingga dalam doa-doa tersebut kita tidak memaksa Tuhan mengikuti kemauan kita, tetapi kita belajar mengikuti kehendak Tuhan. Melalui doa yang terus menerus, hubungan kita dengan Tuhan akan lebih mendalam. Melalui doa yang terus menerus kita benar-benar mendapatkan ketenangan hidup. Bertahan dalam doa yang terus menerus kita akan bertahan kesukaran dan tekanan hidup. Hanya dengan doa kita akan lebih menyerahkan hidup kepada Tuhan.

          Salah satu kelemahan kita adalah tidak memiliki komitmen berdoa untuk bertahan dalam jangka panjang. Kita meledak-ledak dalam berdoa, namun tidak memiliki kesabaran dalam menantikan jawaban Tuhan. Betapa seringnya kita hanya berdoa sebentar, hanya berdoa beberapa waktu, tetapi kemudian kitapun cepat merasa bosan dan kecewa kepada Tuhan. Mari kita lihat bagaimana doa Kornelius telah sampai, naik kehadirat Tuhan yang artinya doanya diperhatian dan didengar Tuhan.

 

B. Isi

Ayat 1: Kornelius adalah seorang perwira pasukan Romawi yang disebut pasukan Italia. Menurut catatan Kisah Para Rasul, Kornelius merupakan orang non Yahudi pertama yang menjadi orang Kristen. Pada waktu itu ia tinggal dikota Kaesarea, yang dikenal sebagai tempat tinggal para petinggi pemerintahan kendudukan Romawi di Israel. Kornelius dikenal sebagai peminpin yang membawahi 100 tentara yaitu sekelompok pasukan cadangan yang direkrut dari Italia.

Ayat 2: Kornelius dan seisi rumahnya adalah orang yang takut akan Allah, Dia mengenal dan menyembah Allah orang Israel, tetapi tidak menjadi orang Yahudi. Dia tetap berada sebagai keadaan non Yahudi dan keadaan hatinya yang takut akan Allah. Kelompok seperti ini walaupun sama-sama menyembah Allah Israel, tetapi orang kafir dalam pandangan orang Yahudi walaupun dia memiliki iman kepada Tuhan, Allah Israel. Tetapi Kornelius ternyata memiliki hati dan tingkah laku yang sangat saleh. Kornelius disenangi oleh orang-orang Yahudi dan diperkenankan oleh Allah. Dia seorang yang memberi banyak bantuan kepada orang miskin dan memiliki kehidupan doa yang sangat baik. Secara khusus Lukas menekankan dua aspek ini didalam kerohanian yaitu memperhatikan orang-orang miskin dan memiliki ketekunan dalam hal berdoa. Lukas mencatat tentang peminpin pasukan Romawi yang saleh (Luk.7:1-10). Orang-orang kafir yang seperti ini sangat mempermalukan orang-orang Yahudi. Kesalehan mereka melampaui kesalehan orang-orang Yahudi yang puas dengan ketaatan menjalankan taurat secara buta dan tanpa memiliki kesalehan yang sejati.

Ayat 3:Seorang malaikat diutus untuk berbicara dengan Kornelius. Malaikat itu terlihat dalam sebuah penglihatan dan dia memerintahkan Kornelius untuk mencari Petrus. Kornelius mengutus orang-orangnya untuk menemukan Petrus, dan Roh Kudus memberi tahu Petrus untuk pergi Bersama mereka.

Ayat 4:Allah mengingat Kornelius, mendengar doa-doanya dan mengetahui kesalehannya.Memang kesalehan tidak dapat membawamanusia kepada keselamatan, tetapi kesalehan juga tidak bisa dilepaskan dari syarat seseorang menjalani hidup hidup beriman yang sejati. Iman tanpa adanya kesalehan adalah iman yang palsu. Demikian juga kesalehan tanpa iman tidak akan membuat seseorang berkenan kepada Allah. Kornelius tidak mungkin dapat menjadi umat Allah jika dia tidak percaya kepada Kristus yang mati menebus dosa manusia. Kata “Allah mengingat engkau” adalah kata-kata yang indah yang disejajarkan dengan Allah mengingat umatNya Israel diperbudakan Mesisr (Kel.2:24), Allah mengingat Rahel yang merasa dirinya tidak berharga (Kej.30:22). Kornelius menjadi contohyang sangat baik tentang bagaimana Allah tidak pernah melupakan ketekunan seseorang di dalam mencari Dia dan beribadah kepada Dia.

C. Penutup

          Tema kita adalah bertekun dalam doa, hal ini berarti berdoa tanpa henti. Doa bukan sekedar meminta apa yang kita mau kepada Tuhan, tapi lebih dari itu, yaitu bagaimana kita mengerti dan memahami apa yang Tuhan inginkan, sehingga dalam doa-doa tersebut kita tidak memaksa Tuhan mengikuti kemauan kita, tetapi kita belajar mengikuti kehendak Tuhan. Doa Kornelius sampai, naik ke hadirat Tuhan, artinya doanya diperhatikan dan didengar oleh Tuhan. Hal ini dapat kita lihat dalam:1) Kesungguhan dalam berdoa. Berdoa secara sungguh-sungguh berarti fokus, ada kesatuan hati dan fikiran, jiwa dan roh disertai penghormatan yang tinggi kepada Tuhan (bnd.Yak.5:17-18).2)Motivasi berdoa kepada Tuhan.Hal ini berbicara soal apa yang menjadi motivasi dalam berdoa (bnd.Yak.4:3). Doa yang dijawab oleh Tuhan adalah yang dilakukan dengan sepenuh hati dan dengan sikap hati yang benar.

Berdoa bukan berarti pasif, berdoa justru membuat kita terbuka terhadap Tuhan akan rencanaNya dan orang lain, kita belajar untuk mengasihi mereka. Doa orang benar besar kuasanya (Yak.5:16) juga ternyata besar kerkatnya. Orang yang suka berdoa justru akan dipakai Tuhan untuk membawa pengaruh besar bagi komunitasnya. Orang yang suka berdoa justru menjadi berkat yang luar biasa bagi orang yang ditemuinya. Kesadaran akan Allah yang melebihi sesuatu, telah menggugah Kornelius dan seisi rumahnya untuk bertekun dalam doa. Dan doa-doa yang mereka naikkan telah menghubungkan mereka dengan Allah. Keterhubungan dengan Allah itulah yang membuat Kornelius dan keluarganya hidup saleh, suka memberi sedekah dan terkenal baik diantara seluruh orang Yahudi. Tuhan tidak membiarkan orang-orang yang tulus hatinya dalam mencari Tuhan. Dia tidak membiarkan orang yang tulus seperti Kornelius berada dalam keadaan tersesat dan tanpa harapan karena tidak mengenal Tuhan Yesus. Kornelius akhirnya akan bertemu dengan Kristus pada waktu yang Dia tetapkan.

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa (Roma 12:12). Apakah keluarga kita menjadi keluarga yang bertekun dalam berdoa,? Apakah keluarga kita dikenal sebagai keluarga yang saleh?. Seharusnya keluarga kita adalah keluarga yang tekun berdoa. Biarlah kita juga memelihara ketulusan  mencari kebenaranNya, menjalani hidup yang berkenan kepadaNya, Dia akan memperhatikan dan menuntun setiap orang yang sungguh-sungguh dengan tekun dalam doa. Doa belum tentu mengubah hidup orang lain, tetapi setidaknya dengan doa dapat mengubah kehidupan kita sendiri. Jika kita lebih bertekun dalam doa, maka kita akan memiliki iman yang teguh didalam Tuhan. Setiap doa yang kita utarakan akan menumbuhkan iman. Semakin kita sering berdoa maka semakin besar iman kita kepada Tuhan. Mari kita selalu berdoa tanpa henti dalam kehidupan kita.                                               

Pdt.Rena Tetty Ginting

Gbkp Runggun Bandung Barat