Pekan Kebaktian Keluarga wari VII tahun 2020 ; Mikha 5 : 2 - 5a

Invocatio      : Kejadian 49:10

Ogen            : Lukas 2:1-7

Khotbah       : Mikha 5:2-5a

Tema            : Jabu Si Maba Dame/ Keluarga sumber Damai Sejahtera

Pendahuluan

Dalam roma 15: 33, “Paulus berkata, Allah sumber damai sejahtera, menyertai kamu sekalian! Amin”. Yang menjadi sumber damai sejahtera adalah Allah sendiri karena itu ketiadaan Allah dalam hidup manusia akan menciptakan kondisi dimana tidak ada damai sejahtera sama sekali. Tidak ada orang yang menginginkan konflik, perselisihan, peperangan, saling menyakiti dan terus hidup dalam kemarahan dan kebencian, kondisi ini membuat frustrasi bahkan depresi. Karena itu kita akan sangat sukacita menerima berkat/ doa damai sejahtera, hidup dalam damai sejahtera akan menyegarkan jiwa dan raga. Karena itu mari kita periksa hidup kita masing-masing terlebih dahulu adakah damai sejahtera dalam hidup kita? Sudahkah kita merasakan damai sejahtera?

Pembahasan Teks

Nabi Mikha berasal dari Moresyet-Gat yang berkarya pada abad 8 SM dan tercatat sebagai nabi pertama yang memberitakan bahwa Yerusalem dan bait Allah akan dihancurkan (band. Mikha 3:12). Nabi Mikha menyuarakan mengenai ketidak adilan social di Yehuda dimana ada tuan tanah yang kaya menindas orang miskin, korupsi yang merajalela, penyelewengan hukum oleh orang yang seharusnya menegakkan hukum dan juga memprotes kultus agama yang dilakukan sekedar rutinitas. Mikha mewartakan bahwa Tuhan akan memakai bangsa asing untuk menghukum Israel yang berdosa.

Teks ini menekankan tentang pentingnya keberadaan Betlehem Efrata (disebut juga Betlehem Yehuda) dalam rancangan keselamatan. Kata Efrata yang ditambahkan untuk membedakan dengan betlehem yang lainnya dan kata ini menjelaskan tentang kesuburan alam kota tersebut, secara literel Betlehem Efrata berarti rumah roti yang subur. Rumah roti yang merupan tempat lahirnya Roti Hidup (Yoh 6:48); tanah subur yang akan menumbuhkan satu bibit yang akan  berbuah banyak (Amsal 78:25). Kota ini kecil, tidak signifikan secara luas wilayah dan jumlah penduduknya, namun Tuhan memilih hal kecil tersebut untuk memancarkan terang kemuliaanNya yang sangat besar. Seorang yang sudah ada dalam kekekalan, dari suku Yehuda akan datang untuk memerintah Israel.

Sebelum waktu keselamatan itu tiba maka Tuhan akan membiarkan umatNya berada ditangan musuhnya dan meninggalkannya untuk mengalami latihan dalam penderitaan dan kesusahan sampai tiba waktu yang ditentukan untuk pembebasan/ penyatuan kembali. Kondisi bangsa Israel saat nubuat ini dinyatakan adalah 12 suku Israel terpecah dimana di sebelah Utara ada 10 suku dan di sebelah Selatan ada 2 suku, perpecahan ini tentu diakibatkan oleh pemimpin yang tidak tunduk pada Allah. Hingga tiba saatnya seorang perempuan melahirkan dan Mesiass yang akan dilahirkan tersebut akan menyatukan kembali persaudaraan anak-anak Israel. Jika kita merujuk kedalam Perjanjian Baru maka penyatuan yang dimaksud adalah kesatuan orang-orang yang percaya dan yang menadi pengikut Kristus, Matius 12:50, “Sebab siapa pun yang melakukan kehendak BapaKu di sorga, dialah saudaraKu laki-laki, dialah saudaraKu perempuan, dialah ibuKu”. Bersaudara, keluarga yang terpecah dan terpencar akhirnya akan dipersatukan kembali oleh Mesias.

Maka Dia yang datang akan bertindak dalam kedaulatan dan keagungan yang pasti. Didalam Dia ada penyatuan martabat seorang raja dan kelembutan perawatan seorang gembala. Kristus akan bertugas menjadi pemimpin sekaligus gembala dalam gereja dalam hal ini Mesias bertindak atas perintah Allah Bapa. Umat akan mengandalkan kekuatan Tuhan dan senantiasa berkarya untuk memegahkan nama Tuhan Allah. Kalimat “sebab sekarang ia menjadi besar sampai keujung bumi” bias saja kita artikan dimana Allah yang benar dikenal diseluruh pelosok bumi namun tampaknya akan lebih tepat jika diarahkan pada Mesias karena Lukas dengan jelas mengutip teks ini dalam Luk 1:32-33, ketika malaikat berkata bahwa Dia akan menjadi besar dan disebut Anak Yang Maha Tinggi.

Kalimat ‘dan ia akan menjadi damai sejahtera’ tentu lebih menyambung ke kalimat sebelumnya daripada kalimat berikut walaupun berada di ayat lima. Mesias akan menjadi damai sejahtera bagi bumi dan bagi setia orang yang menerimaNya sebagai Juru Selamatnya. Kristus adalah damai sejahtera kita yang akan menaklukkan musuh, melindungi umatnya dari serangan si jahat juga yang akan memelihara pikiran kita untuk tetap dalam damai dan tenang. Dampak damai sejahtera bagi kehidupan manusia adalah

1.    Mendatangkan sukacita, kegembiraan dalam hubungan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain.

2.    Memberikan semangat hidup dan semangat berkarya bagi kebaikkan dunia dan bagi kemualiaan Tuhan.

Nubuatan Nabi Mikha ini kemudian dicatatkan pemenuhannya dan dikutip  di Matius 2:6 “ Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil diantara mereka yang memerintah  Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan mengembalakan umatKu Israel.”

Aplikasi

Ø  Nabi Mikha menubuatkan kedatangan sang Mesias dengan cukup menditail, sehingga kelahiran Tuhan Yesus sang Juru selamat kita bukanlah sekedar kebetulan semata. Karena itu seluruh umat hendaknya memperiapkan diri untuk menyambutNya.

Ø  Sesuatu yang kecil dan sederhana seringkali dianggap remeh dan tak berharga. Namun  kita menemukan bukti kuat bahwa Allah memilih yang dianggap kecil dan tidak layak untuk dipakai dalam sebuah rancangan yang besar. Salah satuny adalah kota Betlehem Efrata yang menjadi tempat lahirnya Sang Juru Selamat dunia. Mengubah pola piker untuk lebih menghargai dan bersyukur untuk hal yang sederhana dan kecil sekali pun Lukas 16:10 “Barang siapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barang siapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”

Ø  Keluarga menjadi lembaga terkecil namun menjadi tempat Tuhan hadir untuk membawa damai sejahtera. Setiap anggota keluarga berharga setiap relasi dan komunikasi yang dibangun berharga, maka mulailah menghargai dan mensyukuri sesuatu yang sederhana yang terjadi dalam hidup kita maka damai sejahtera yang lebih besar akan kita terima.

Ø  Jika keluarga bersama-sama menyembah Tuhan dan melakukan kehendakNya tentu segala perkara akan dapat diselesaikan dengan perdamaian sehingga tidak terjadi perpecahan dan juga jika keluarga telah saling bermusuhan maka kehadiran Yesus dalam hati dan dalam keluarga akan memampukan setiap anggota keluarga untuk saling mengampuni sehinga damai sejahtera Tuhan hadir ditengah keluarga.

Ø  Terimalah Yesus yang adalah damai sejahtera dalam keluarga maka keluarga kita akan menjadi sumber damai sejahtera bagi lingkungan yang lebih luas (gereja, masyarakat).

Pdt. Erlikasna Purba

Denpasar