Pekan Kebaktian Keluarga wari VI ; Yohanes 2 : 1 - 12

Invocation        : dan dalam agama Yahudi aku jauh lebih majudari banyak teman yang sebaya dengan  aku diantara bangsaku, sebagai seorang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku.

(Galatia 1:14)

Bacaan         : Kejadian 29:6-30

Khutbah        : Yohanes 2:1-12

Tema            : Keluarga yang berbudaya

PENDAHULUAN

Budaya suatu keluarga adalah gambaran cara hidup anggota keluarga dalam keluarga tersebut. Tinggi rendahnya budaya dalam satu keluarga tercermin dari sikap hidup yang ditunjukkan oleh setiap anggota keluarga tersebut. Keluarga Kristen karo memiliki budaya yang cukup tinggi yang ditunjukkan melalui tatanan kehidupan kita sehari-hari.

ISI

Dalam invocation, Paulus mau menegaskan bahwa dia sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangnya sampai-sampai dia pernah menganiaya orang Kristen karena kepercayaannya tersebut. Hal ini rasul Paulus katakana karena pada waktu itu  ada kelompok Yahudi yang berusaha memaksa jemaat Galatia untuk disunat dan menuduh  rasul Paulus bukan kelompok dari rasul.

Dalam bacaan kita Yakub yang telah menipu kakaknya Esau melarikan diri ke Haran dan mencari pamannya Laban. Mula-mula Yakub bertemu dengan gembala-gembala dari Haran (ay 4), lalu dengan Rahel (9-12, lalu dengan Laban (13-14). Sehingga akhirnya Yakub tinggal Bersama pamannya Laban. Setelah Yakub tinggal satu bulan dengan pamannya Laban, Laban merasa tidak adil kalau Yakub bekerja dengannya tanpa upah. Berarti Yakub ini tidak hanya makan minum saja ditempat pamannya laban tetapi bekerja membantu Laban. Yakub dan laban membuat perjanjian. Perjanjian mereka adalah Yakub bekerja selama tujuh tahun untuk mendapatkan Rahel untuk menjadi Istrinya. Karena Yakub jatuh cinta kepada Rahel, sehingga bagi Yakub tujuh tahun bekerja seperti beberapa hari saja, karena cintanya kepada Rahel. Dalam ay 20-30 terlihat akan sikap Yakub dan Laban terhadap perjanjiannya. Yakub menghormati dan menaati perjanjiannya, dan ia bekerja tujuh tahun pad Laban untuk mendapatkan Rahel. Dia bekerja begitu giat. Tetapi Laban justru mengingkari janjinya. Dimana setelah Yakub bekerja selama tujuh tahun dia memberikan anaknya Lea bukan Rahel. Pada zaman itu pesta dilakukan selama tujuh hari dan mungkin pengantin perempuannya memakai cadar sehingga Yakub tidak menyadarinya. Dan Ketika Yakub menyadarinya maka dia menegor pamannya Laban. Maka Laban melaksanakan perjanjian baru yaitu dia akan memberikan anaknya Rahel jika Yakub bekerja tujuh tahun lagi kepadanya. Dan Yakub menerima usul/perjanjian yang baru yang ditawarkan oleh Laban.

Dalam teks prikop kita dikatakan Maria, Yesus dan teman-temannya diundang ke pesta perkawinan dan Yesus mau datang dan ikut berpesta. Dan mereka kekurangan anggur. Mereka kekurangan anggur mungkin karena mereka pesta selama satu minggu atau mungkin yang melaksanakan pesta bukan orang kaya. Ibu Yesus berkata “mereka kehabisan anggur”. Kenapa Maria mengatakan hal itu kepada Yesus karena Maria mengenal Yesus dan menghendaki supaya Yesus membuat mujizat dan menyatakan diriNya sebagai Mesias. Karena itulah Yesus menjawab mau apakah engkau dari padaKu ibu, saatku belum tiba. Ungkapan ini menunjukkan ketidaksenangan Yesus. Yesus tidak mau menyatakan diri sebagai Mesias karena waktunya belum tiba (bdk Yoh 7:6,8,30) atau bisa dikatakan Yesus belum mau menyatakannya karena belum waktunya. Jadi dari hal ini bis akita lihat bahwa Allah sangat detail dalam rencanaNya.

Kata-kata Yesus dalam ayat 4 tadi jelas menunjukkan akan penolakan Yesus atas permintaan Maria. Tetapi bukan seluruhnya permintaanya ditolak. Yesus akan melakukan mujizat dalam persoalan anggur tetapi Yesus belum mau menyatakan dirinya sebagai Mesias. Dan dalam ay 5 maria menyatakan”apa yang dikatakan kepadamu buatlah itu”. Dengan kata-kata ini Maria Kembali meninggikan otoritas Kristus. Yesus menyuruh pelayan-pelayan itu untuk mengisi tempayan itu dengan air sampai penuh. Tempayan itu biasanya tempat untuk membasuh kaki yang masing-masing isisnya 2-3 buyung (buyung Yun : metretes, yang mengatakan 7,5 galon, 9 galon.) tetapi yang mau dinyatakan adalah bahwa betapa besarnya pemberian Kristus. pengisian tempayan itu sampai penuh kelihatannya tidak masuk akan tetapi ini merupakan ujian. Pada saat perintah ditaati, lalu mujizat terjadi. Air berubah jadi anggur. Dan Yesus menyuruh pelayan itu untuk membawa air yang berubah jadi anggur. Sehingga pemimpin pesta takjub dan memanggil pengantin laki-laki dan mengatakan bahwa dia mempunyai anggur yang tetap enang dari awal sampai akhir dan anggur yang dibuat oleh Yesus punya mutu yang paling baik.  Dari hal ini bisak ita lihat bahwa kehadiran Yesus menjadi berkat bagi pemilik pesta. Karena masalah menjadi suatu perdamaian.

APLIKASI                                                             

Dari tiga bahan pekan hari yang keenam ini menekankan bagi kita :

1.      Sebagai keluarga Kristen kiranya tetap ikut mengambil bagian dalam kehidupan budaya. Kita sebagai orang tua tetap memperkenalkan budaya karo bagi anak-anak kita. sama seperti rasul Paulus yang sangat paham akan adat istiadat Yahudi, seperti Yakub yang masih tahu dan mengenal pamannya (mamanya) dan Maria yang membawa Yesus dalam pesta perkawinan. Agar anak muda masih tetap mengetahui aspek budaya karo yang merupakan identitas masyarakat karo, misalnya merga, Bahasa karo, kesenian karo, adat istiadat. Kita rindu keluarga kita tetap hidup dan mencerminkan budaya karo.

2.      Dalam budaya karo banyak sekali sikap hidup yang sangat baik. Misalnya menghormati orang yang lebih tua (mehamat man kalimbubu). Gigih (gigih mencari pengetahuan), gigih bekerja,  sopan dan suka membantu orang lain. Yang bisa kita lihat dari tokoh rasul Paulus , Jakub dan Yesus. Dimana mereka gigih, hormat dan sopan. Sifat membantu dalam orang karo dapat dilihat dari budaya “aron”. Walaupun ada juga sikap kita yang negative misalnya iri, cemburu, pemarah (gelarna e ateku lang). Bagaimana kita bisa membawa generasi muda supaya sifat sopan, menghormati (mehamat), suka menolong (meringankan beban orang lain melekat dalam diri anak muda Kristen. 

3.      Orang muda yang menjadi berkat. Menjadi berkat bagi keluarganya (orangtuanya), keluarga besarnya, gereja dan masyarakat. Melalui sikap kegigihannya, suka menolong, memakaikan potensi yang ada padanya. sebab Ketika mereka mempergunakannya dengan baik sungguh sangat besar dampaknya. Sama seperti yang dilakukan Yesus dan Yakub tadi. Tetapi bagaimana kita sebagai orang tua atau orang yang lebih dewasa dari anak muda tadi memberikan ruang bagi mereka. Maria dan Laban memberikan kesempatan dan mendorong Yesus untuk melakukannya. Kiranya kita juga bisa melihat akan potensi yang ada dalam diri anak muda dalam gereja kita dan kita juga mendorong mereka untuk memakainya dalam kehidupan bergereja dan bermasyarakat.

Jadi keluarga yang berbudaya adalah keluarga yang mempunyai tatanan hidup. Dan tatanan hidup itu adalah tatanan hidup kekristenan yang menjadi berkat dimanapun kita berada. Disamping itu juga tetap hidup dan menghidupkan budaya kita.

Pdt Kristaloni br Sinulingga