Pekan Kebatian Keluarga wari V tahun 2020 ; kisah Para Rasul 18 : 1- 4

Invocatio       : Kejadian 3 :19a :” dengan berpeluh  engkau akan mencari makananmu,  

Bacaan          : Amsal 10 : 3-5

Khotbah         : Kisah Rasul 18 : 1-4

Tema             : Keluarga yang tetap Bekerja/ jabu si tetap erdahin

A.   Pendahuluan

Keluarga adalah tempat pertama dan utama dalam Pendidikan dan perkembangan setiap anggota keluarga. Didalam keluarga kita dapat saling mendukung dan bertumbuh. pengertian keluarga adalah beberapa individu yang tergabung dalam satu rumah tangga yang sama karena hubungan darah, ikatan perkawinan, dan hal-hal lainnya. Secara umum, keluarga selalu menjadi tempat pertama untuk berbagi kasih sayang, mengatasi masalah yang sedang dialami salah satu anggota keluarga, dan membentuk karakter diri masing-masing individu dalam keluarga. Betapa pentingnya arti dari sebuah keluarga. Hari ini pekan keluarga ke 5,  kita akan mendalami dan mengenal keluarga Aquila dan Priskilla yang senantiasa bekerja dan juga melayani Tuhan. Mereka adalah keluarga yang kreatif dan bekerjasama.

B.   Pendalaman teks

• Kisah Para Rasul 18:1-4

Dengan mengenal pribadi-pribadi mereka, kita dapat belajar banyak mengenai hidup beriman. Kali ini akan diperkenalkan sepasang suami-isteri yang bernama Akwila (Aquila) dan Priskila (Priscila).  Dalam tahun 52 A.D. Kaisar Roma Claudius memberi perintah mengeluarkan semua orang Yahudi dari kota Roma. Kelihatannya, dari sejarawan Roma, mereka menyiksa orang Kristen dan menyebabkan kekacauan dalam kota. Claudius tidak hanya melihat siapa yang salah. Dia tahu mereka Yahudi, dan itu sudah cukup; jadi semua orang Yahudi dikeluarkan dari Roma, baik yang bersalah dan yang benar.

Pada saat itulah seorang Yahudi bernama Aquila, yang dulu pindah ke Roma dari Pontus melalui laut hitam, mengepak barangnya, mengucapkan selamat tinggal pada teman-temannya, dan pergi keKorintus. Bersama dengan istrinya yang setia, Priskila. Kenyataannya, mereka selalu bersama-sama. Nama mereka selalu disebutkan bersamaan.

Satu sisi, mereka melakukan pekerjaan bersama-sama. “mereka sama-sama tukang kemah” (Kis. 18:3). Setiap anak Yahudi dalam PB diajarkan satu jenis perdagangan. Karena tenda merupakan bagian penting dalam hidup orang Ibrani, orangtua Akuila memilih mengajarkan anak mereka cara membuat tenda sebagai cara menghidupi dirinya. Tenda mereka dibuat dari kulit kambing yang harus dipotong seorang ahli dan dijahit dengan tepat. Akuila mendapatkan keahlian itu dan kemudian mengajarkan itu pada istrinya, dan dia dengan senang membantu suaminya dalam pekerjaan itu.

Mereka tidak hanya pasangan yang saling mengasihi tapi teman baik dan rekan bisnis. Mereka bersedia saling memberi lebih dari yang mereka dapat. Mereka harus mampu menerima usulan yang diberikan. Mereka menikmati kebersamaan dan bekerja bersama. Mereka tidak terpisahkan, dan mereka setara. Keakraban mereka sangat dekat, dan persahabatan yang dalam dan berlangsung lama dimulai hari itu. Paulus bekerja ditoko mereka, dan hidup bersama mereka selama dia tinggal diKorintus.  Pernikahan  dan keluarga mereka lengkap. Sekarang mereka satu dalam Kristus, dan kasihNya membuat pernikahan mereka lebih baik lagi. Mereka meletakkan iman pada Kristus yang menjadi Juru selamat dan menebus dosa mereka

Sejak Akuila dan Priskuila mengenal Yesus, mereka bertumbuh dalam Firman bersama. Jelas mereka pergi dengan Paulus ke sinagoge setiap hari Sabat ketika dia berkotbah pada orang Yahudi dan Yunani agar mereka percaya pada Kristus untuk selamat (Kis. 18:4). Tidak setiap orang menerima kesaksian ini. Sebagian menolak bahkan menghujat. Jadi, dia mengundurkan diri dari sinagoge dan mulai mengajar dalam rumah Titus Yustus. Tuhan memberkati pelayanannya. Bahkan kepala sinagoge jadi mengenal Kristus. “Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka” (Kis. 18:11). Pikirkan ini, 18 bulan belajar Alkitab secara intensif oleh pengajar Alkitab terbesar dimasa gereja mula-mula. Betapa pesat pertumbuhan Akuila dan Priskila! Paulus adalah salah satu murid Gamaliel. Tentu Paulus sangat cerdas dan berkualitas. Dan setelah pelajaran berakhir, mereka pulang kerumah dan duduk membicarakan tentang Tuhan dan FirmanNya.

Mereka bertumbuh mengasihi Firman Tuhan. Dan walau mereka bekerja keras ditoko, membuat dan memperbaiki tenda, memelihara keluarga dan memperhatikan tamunya, mereka selalu meluangkan waktu untuk mempelajari Alkitab secara serius. Membagikan Firman untuk memperkuat kasih mereka dan kebersamaan mereka.

Kaitan dengan tema adalah mereka (Aquila dan Priskila tetap bekerja untuk memenuhi hidupnya namun iman mereka dan kasih mereka juga bertumbuh dan berkembang. Mereka menjadi keluarga pembawa berkat bagi oranglain.

• Teks Amsal 10:3-5

Amsal ini menguraikan pemeliharaan dan penyediaan Allah dalam memenuhi kebutuhan jasmaniah umat-Nya yang rajin dan tidak malas. Memakai waktu dengan tepat dan bijaksana. (bd. Mat 6:11,33). Tuhan tak akan membiarkan orang baik kelaparan; tetapi Ia menghalang-halangi orang jahat supaya orang itu tidak memperoleh yang diinginkannya. Orang malas akan jatuh miskin; orang yang rajin akan menjadi kaya. Orang bijaksana mengumpulkan panen pada musimnya tapi orang yang tidur saja pada musim panen, mendatangkan malu pada dirinya.

C.   Aplikasi

Apakah yang perlu dipelajari pasangan menikah dari Akwila dan Priskila? Berikut tiga pelajaran penting yang mereka bagikan bagi sebuah pernikahan yang kuat.

1.    Saling mengakui sebagai pasangan dalam rumahtangga yang memiliki kedudukan yang sama sebagai pasangan yang takut akan Tuhan, Akwila dan Priskila belajar untuk memiliki cara pandangnya Tuhan. Saling bekerja sama sebagai satu tim dalam membina keluarga yang penuh hikmat. Dalam Perjanjian Baru, kita bisa tahu bagaimana Priskila selalu disebutkan bersamaan dengan Akwila. Entah itu bicara soal karir atau pelayanan mereka, keduanya selalu disebut secara bersamaan. Jelas saja hal ini disebutkan bukan karena tanpa alasan, tapi karena mereka memang adalah sebuah tim yang saling bekerja sama. Tanpa Priskila, Akwila bukanlah apa-apa, sebaliknya tanpa Akwila pun Priskila tak akan mampu melakukan pelayanannya.

2. Suami/istri harusnya melayani Tuhan bersama-sama. Demikianlah kita juga dalam rumahtangga suami dan istri adalah pasangan yang punya kedudukan yang sama dan menjadi tim/mitra Allah mewujudkan keluarga yang baik dan saling menopang, saling bekerjasama. Pasangan suai istri yang sudah menikah perlu menyadari bahwa Tuhan mempersatukan mereka untuk sebuah tujuan yang mulia yaitu melayani-Nya. Suami tak boleh menganggap dirinya lebih tinggi dari istri, begitu pula sebaliknya. Tapi dengan karunia masing-masing Tuhan ingin suami/istri bisa saling mendukung dalam segala hal yang sudah dirancangkan Tuhan atas hidup mereka dan anak-anak.

 

3. Dalam hidup ini, kita memang harus bekerja keras untuk mencari nafkah dan memenui kebutuhan hidup. Hal itu adalah salah satu akibat kejatuhan manusia ke dalam dosa. Kita harus bersusah payah bahkan hingga berpeluh dalam mencari rejeki kita (Kej 3:17-19). Terutama pada saat sekarang ini, pandemic covid 19 telah mempengaruhi keadaan ekonomi kita namun Ketika kita percaya pada Tuhan Sang sumber berkat, dan hal tersebut yang membedakan antara kita sebagai orang percaya dengan orang lain yang belum percaya, kita yakin akan terus diberkati dan tidak dibiarkan kekurangan. Ketika kita hidup benar  di hadapan Tuhan serta mau bekerja keras (memakai waktu, tenaga, pikiran dan iman dengan baik)  ada waktu untuk bekerja dan melayani TUhan, maka Tuhan pasti tidak akan membiarkan kita menderita kelaparan (ay. 3). Sudah banyak contoh di Alkitab, bahkan dari kesaksian yang kita dengar bahwa Tuhan selalu menolong anak-anakNya tepat pada waktuNya. Dengan kata lain, kombinasi dari iman dan usaha itulah yang akan membuat kita mampu hidup dalam berkat Tuhan bahkan dalam segala kelimpahanNya. Tetaplah jadi keluarga kreatif dan inovatif yang bekerja dengan iman dan giat, juga mau terus belajar dan mengucap syukur kepada Tuhan senantiasa. Amin

Pdt  Rosaliana br Sinulingga

Rg GBKP Bumiangrek