Pekan Doa Wari VII : Yohanes 17 : 20-26

Invocatio      : “Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu” (Yeremia 29:7).

Renungen     : Yohanes 17:20-26

Tema            : Berdoa syafaat untuk semua (Ertoto Sapaat Guna Kerinana)

·       Aktor membaca naskah skenario dengan teliti, berulang-ulang, sangat serius. Sampai benar-benar menjiwai, seolah-olah dialah sosok asli orang yang diperankannya. Dia melarutkan dirinya kepada orang yang diperankannya. Semua ini demi karier, demi popularitas atau ketenaran dan demi uang. Sedangkan kita hidup untuk Kristus, mengikut jejak Kristus dan semuanya untuk kemuliaan Tuhan. Kita membaca naskah firman Tuhan, mempelajari Yesus Kristus dan melakukan seperti Kristus lakukan. Dalam hal berdoa juga kita pelajari dari Kristus.

·       Sebagai apakah kita memperlakukan doa? Jangan-jangan kita berdoa untuk memberitahukan keinginan kita kepada Tuhan sehingga segala keinginan kita terjadi. Apakah Yesus berdoa kepada Bapa-Nya supaya semua permintaan-Nya dipenuhi sehingga Ia tinggal diam? Justru setelah Yesus berdoa, Ia bekerja keras melaksanakan kehendak Bapa-Nya. Yesus memaknai doa sebagai awal untuk melakukan pekerjaan.

·       Kristus sudah lebih dulu mendoakan kesatuan orang percaya. Suatu kesatuan rohani yang melampaui pemikiran kita. Kesatuan yang dibuka dan diarahkan Yesus yaitu orang-orang percaya dalam Perjanjian Lama yang mengharapkan kedatangan-Nya, orang Kristen mula-mula dan orang Kristen yang akan percaya. Hanya Yesus yang mampu menyatukan semuanya.

·       Doa Tuhan Yesus menembus ruang dan waktu. Oprasional doa Tuhan Yesus tidak terbatas bagi orang-orang pada zaman-Nya, menjangkau jauh ke depan. Orang-orang percaya kepada Yesus oleh pemberitaan mereka sudah di doakan Tuhan Yesus. Berarti sebelum mereka percaya, sebelum murid-murid berangkat memberitakan.

·       Tujuan Tuhan Yesus membawa semua orang percaya menjadi satu, bersatu di dalam kasih Tuhan yang sempurna. Dan Tuhan Yesus yang mengajarkan arti kasih yang sejati, kasih yang mengorbankan diri bagi sahabat-sahabat-Nya. Agar mereka benar-benar memahami dan merasakan kasih yang sejati, sehingga mereka bisa menghidupinya.

·       Apa yang Kristus doakan menjadi doa kita. Kita diharapkan untuk mendoakan dengan yakin bahwa kesatuan ini pasti terjadi. Karena Kristus mengerjakan apa yang Ia doakan. Sekarang kita juga mengerjakan yang kita doakan. Kalau kita berdoa supaya kami menjadi satu maka kita juga mengupayakan kesatuan itu. Kalau kita berdoa untuk kesejahteraan kota tempat kita tinggal maka kita pun mengupayakan kesejahteraan kota tersebut. Doa membawa kita kepada aksi yang nyata.

·       Apa yang menjadi dasar kesatuan Kristen yang benar? Pribadi dan pekerjaan Yesus Kristus dan kemuliaan-Nya (ay. 2-5). Ia telah memberikan kemuliaan-Nya kepada kita. Di dalam diri semua orang percaya yang benar ada kemuliaan Allah. Keharmonisan Kristen tidak berdasarkan pada hal-hal lahiriah atau kedagingan, tetapi pada hal-hal batiniah dan kekal dari Roh Kudus yang tinggal di dalam manusia batiniah kita. Ketika kita bertumbuh di dalam Tuhan, kemuliaan di dalam kita mulai bertumbuh dan menyatakan diri melalui perkataan dan perbuatan kita. Pengkhotbah Puritan, Thomas Brooks, menulis: “Perselisihan dan perpecahan bukanlah kekristenan. Karena bila serigala menyakiti anak-anak domba, hal itu tidaklah mengherankan, tetapi bila anak-anak domba itu saling menyakiti, ini menunjukkan kondisi yang tidak wajar dan mengerikan”.

·       Salah satu hal yang paling mengesankan bagi dunia adalah cara orang Kristen saling mengasihi dan hidup bersama dalam keharmonisan. Kesaksian seperti itu dikehendaki Tuhan, “Supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku” (17:21). Jika mereka melihat kasih dan kesatuan, mereka akan percaya bahwa Allah adalah kasih. Jika mereka melihat kebencian dan perpecahan, mereka akan menolak berita Injil. Sebab seharusnya kebenaran tidak ber-kontradiksi, kebenaran menyatu dengan kebenaran. Beberapa orang Kristen lebih mirip jaksa penuntut dan hakim daripada sebagai saksi yang setia, dan ini hanya akan semakin menjauhkan orang-orang berdosa dari Juruselamat. Yesus menegaskan bahwa kebenaran dan kasih harus berjalan seiring (lihat Ef. 4:15). Kita telah mendengar perkataan bahwa kebenaran tanpa kasih itu kejam, tetapi kasih tanpa kebenaran itu munafik. Pikiran bertumbuh dengan menerima kebenaran, tetapi hati bertumbuh dengan memberi di dalam kasih. Pengetahuan tanpa kasih dapat membawa kepada kesombongan (1 Kor. 8:1), dan kasih tanpa pengetahuan dapat membawa kepada keputusan yang salah. Filipi 1:9-11 “Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian, sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus, penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah”.

·       Perlu juga kita pahami dalam doa kesatuan yang dikehendaki Kristus, bukan sekedar masalah bersatu, kalau kita bersatu dalam kepalsuan, kebohongan, kelicikan maka kita menuju celaka, maka kesatuan itu tidak ada artinya. Tuhan Yesus tidak pernah mau berkompromi dan menjalin persatuan dengan “kemunafikan dan kepalsuan”. Yesus menghendaki agar kita bersatu dalam kebenaran Firman Tuhan. Maka yang dimaksudkan bersatu di dalam iman kepada Yesus dan bersatu dalam kasih yang sejati.

·       Prioritas-prioritas rohani yang ada di dalam hati Juruselamat: kemuliaan Allah; kekudusan umat Allah; kesatuan gereja; pelayanan pemberitaan Injil kepada dunia yang terhilang. Adalah bijaksana kalau kita saat ini juga berpokus pada prioritas-prioritas yang sama. Maka yang perlu kita doakan dan upayakan seperti dikatakan Paulus dalam Efesus 4:13 “sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus”. Kesatuan itu menjadi nyata jika iman dan pengetahuan berpusat pada Yesus Kristus. Kesatuan gereja terwujud jika semua anggota gereja bertumbuh dalam kedewasaan dan kepenuhan Kristus. Amin.

Pdt. Sura Purba Saputra, M.Th

GBKP Harapan Indah