Pekan Doa Wari V : Mazmur 72 : 1-7

Invocatio : “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat,

hendaklah ia memintakannya kepada Allah yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit-maka hal itu akan diberikan kepadanya” (Yakobus 1:5)

Renungan : Mazmur 72:1-7

Thema      : Ertoto Guna Pemimpin Bangsa.

Pemimpin atau pemerintah seperti apa yang paling didambakan oleh rakyat di seluruh belahan bumi? Tentu saja jawabannya adalah pemimpin yang adil, dapat dipercaya serta yang mengusahakan kesejahteraan bagi rakyat yang dipimpin. Inilah sebabnya mengapa Zhou Enlai (1898-1976) sebagai seorang politikus sangat dicintai dan dihormati oleh rakyat China. Zhou Enlai dikenal sebagai orang yang paling berpengaruh dalam  penyatuan dan pembentukan Republik Rakyat China (RRC). Ia dikenal sebagai politikus yang berintegritas, ramah dan gigih dalam pekerjaan. Bukan saja dalam pekerjaan, tetapi dalam hidup rumah tangganya pun Zhou Enlai menjadi teladan kesetiaan (pada masa itu para politikus biasanya memiliki banyak istri, tetapi Zhou Enlai hidup setia hanya dengan istrinya yang bijak; Deng Yingchou) dan karena itu,ia menjadi sangat dipercaya oleh rakyat.  Seorang penulis (Kim Doo Eung) bahkan menyatakan dalam tulisannya: “Tidak ada orang China yang lebih dihormati lebih dari Zhou Enlai.” 

Ketika pemimpin atau pemerintah memiliki integritas dan dapat mengayomi rakyatnya, niscaya akan terjadi banyak hal-hal baik yang membawa kesejahteraan bagi seluruh Negara. Pada sisi lain, kita juga mesti mengakui bahwa pemimpin dan pemerintahan yang adil dan dapat dipercaya tidak sering kita jumpai hari-hari ini bukan?  Hal ini tertuang dalam salah satu kutipan Lord Acton yang diamini banyak orang mengatakan: “Kekuasaan cenderung menyimpang dan kekuasaan mutlak  pasti mutlak menyimpang.” Daud sendiri juga memahami hal itu dengan baik sehingga di ujung pemerintahannya dia menuliskan Mazmur 72 ini sebagai doa dan harapan bagi Salomo yang akan menggantikannya kelak. Dalam doa yang dia ungkapkan dalam Mamur 72 ini ada beberapa aspek yang disorot sebagia kriteria pemerintahan yang baik, yakni;

1.    Mau menegakkan hukum dengan keadilan serta mempergunakan hukum itu untuk membela yang tertindas (ay.2)

2.    Bekerja untuk membawa damai sejahtera dan kebenaran (ay.3). Dalam hal ini pemimpin dan seluruh jajarannya bekerja bersama mendatangkan kesejahteraan itu (gunung dan bukit adalah bahasa kiasan untuk menunjuk kepada pemerintah di bawah Raja)

3.    Berpihak kepada rakyat kecil (bdk. Ay.4; memberi keadilan kepada orang tertindas dan menolong yang miskin serta meremukkan pemeras)

4.    Rakyat hidup dalam ketaatan kepada pemerintah yang bekerja demi banyak orang (ay.5)

5.    Segala yang dikerjakan tujuannya membawa berkat bagi rakyat (ay.6). Pada ayat ini pemerintahan digambarkan sebagai “hujan atas padang rumput” dan “pancuran yang mengairi bumi”

6.    Terus berupaya dengan setia untuk membangun keadilan dan mendatangkan damai sejahtera (ay.7 bahkan menunjukkan rentang waktunya yakni sampai tidak ada lagi bulan)

Melalui hal-hal yang disoroti oleh Daud dalam Mazmur 72 : 1-6 ini hal yang ingin menyampaikan bahwa pemerintah adalah perwakilan Allah yang ditempatkan untuk memerintah dalam dunia dan sudah seharusnya perwakilan Allah itu memiliki sifat-sifat yang mewakili sifat Allah sendiri. Tidak dapat dipungkiri ketika kita melihat kriteria dan harapan itu kita menjadi kecil hati sebab sesungguhnya tidak ada pemerintahan yang akan mampu memenuhi semua ukuran pemerintahan yang ideal. Hanya pemerintahan Allah sendiri-lah yang dapat memenuhi semua kriteria yang ada dengan sempurna. Itulah sebabnya mengapa kita perlu terus berdoa bagi pemerintahan kita agar mereka dapat terus bekerja menuju ke arah yang tepat sesuai dengan firman Tuhan dalam Mazmur Daud ini.

Dalam konteks Negara Indonesia sendiri tentu tidak mudah bagi pemerintah untuk mewujudkan keadilan dan kebaikan di tengah-tengah tantangan keragaman, terlebih lagi tantangan pandemi Covid-19 yang menjadi pergumulan bersama di seluruh dunia. Sebagai orang percaya dan warga negara yang baik apa yang dapat kita lakukan bagi pemerintahan dan Negara kita dalam situasi sulit saat ini?

1.    Kita setia mengambil waktu untuk mendoakan pemerintah negara kita dalam “pukulan-pukulan” yang sedang dihadapi saat ini. Perang dagang AS-China yang berdampak pada ekonomi, penyebaran Covid-19 yang membutuhkan penanganan serius dan dana yang cukup besar, perlambatan ekonomi akibat pandemi, isu SARA, dan masih banyak lagi persoalan besar yang mesti dihadapi. Pemerintahan perlu dukungan doa kita sama seperti Daud berdoa bagi Salomo dan penerus-penerusnya yang akan memerintah Israel. Kita memohon dalam doa agar pemerintah kita menjadi pemerintah yang takut akan Tuhan dan sungguh-sungguh berjuang menerapkan keadilan Tuhan itu demi kemaslahatan seluruh rakyat Indonesia.

2.    Selain mendoakan, kita juga harus memiliki ketaatan sebagai bentuk dukungan pada pemerintah. Banyak beredar foto-foto yang menunjukkan masyarakat tidak taat pada kebijakan yang diambil pemerintah khususnya dalam konteks pandemi Covid 19. Seruan untuk tinggal di rumah tidak ditanggapi dengan sungguh-sungguh oleh banyak orang dan hasilnya penyebaran virus yang semakin tidak terkendali. Doa tanpa dukungan kita tidak berarti apa-apa, karena itu mari kita mendukung pemerintah dengan tindakan yang konkrit. Tidak perlu kita menjadi penimbun ini dan itu dalam masa sulit sekarang ini, sebab semuanya itu tidak menambah sehasta pun jalan hidup kita. Ditengah kegaduhan informasi yang beredar, mari kita menularkan keteduhan. Mereka tularkan ketegangan, mari kita tularkan ketenangan. Di tengah kekuatiran, mari kita tularkan rasa percaya bahwa semua ini ada masanya dan akan berlalu.

3.    Bersikap kritis sangat diperlukan dalam upaya terus-menerus memperjuangkan keadilan Allah atas kehidupan orang banyak. Salah satu sikap kritis yang dapat kita lakukan adalah dalam era demokrasi ini mari kita memilih pemimpin yang memiliki rasa keadilan. Kita perlu menjadi pemilih-pemilih yang cerdas yang memilih pemimpin yang baik berdasarkan kinerjanya, bukan berdasarkan hubungan persaudaraan ataupun harta kekayaannya. Kita tidak mau menyesal dan menderita di kemudian hari karena kita memilih pemimpin yang salah bukan?

Satu hal yang diyakini Daud dan dituangkan dalam Mazmur 72:1-7 adalah keadilan hanya bersumber dari Allah dan tidak dapat bersumber dari diri kita sendiri. Sehebat apapun kita, kita sangat memerlukan tuntunan dan hikmat dari Tuhan untuk mendatangkan keadilan dalam kehidupan setiap hari. Pemerintah dan juga kita semua perlu menundukkan diri di bawah Allah sehingga dalam ketundukan kita terus menerus belajar kepada Allah, Sang Pemberi hukum sendiri. Invocatio dalam Yakobus 1:5 telah menyampaikannya kepada kita: mintalah hikmat kepada Tuhan dan ia akan memberikannya kepada kita. Dengan demikian kita dapat dijauhkan dari kesewenang-wenangan yang tidak berkenan dihadapanNya.

Pdt. Eden P.Funu-Tarigan S,si (Teol)

Perpulungen GBKP Kupan