Kebaktian Pekan Keluarga Wari Keempat 2021 : Pengkotbah 3:12-15

(KESEHATAN DAN EKONOMI KELUARGA)

Invocatio    : “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang  patah mengeringkan tulang. Amsal 17:22

Bacaan I     : Lukas 15:20-32

Khotbah      : Pengkhotbah 3:12-15

Tema          : Keluarga Yang Merasakan Berkat Tuha

                     (Jabu Singenanami Pemere Dibata)

Pendahuluan

Musa berdoa dalam Mazmur 90, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (ay.12). Dan Paulus menulis, “Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat” (Ef. 5:15-16). Dan Salomo berkata, “Untuk segala sesuatu ada waktunya” (Pkh. 3:1).

Musa, Paulus dan Salomo tentu setuju bahwa mempergunakan waktu yang ada secara bijak bukanlah soal hanya sebatas mengatur jadwal dengan bermacam-macam kegiatan. Keadaan bisa saja mengharuskan kita untuk mempunyai jadwal yang padat atau sebaliknya. Tetapi Firman Tuhan mengingatkan bagaimana kita bisa mempergunakan waktu dengan bijaksana dan memberi arti dari setiap waktu yang kita miliki. Bagaimana kita mempengaruhi kehidupan ini dengan dampak yang kekal ketika kita mengisi waktu yang ada dengan kekuatan dan anugerah dari Kristus, terkhusus dengan orang-orang terdekat kita, keluarga. Melalui Pekan Kebaktian Keluarga GBKP Tahun ini, kita diingatkan untuk menjadi JABU SI MEHULI (Keluarga Baik), salah satunya adalah dengan bersama keluarga mempergunakan waktu sebaik-baiknya untuk merasakan/menikmati setiap berkat yang Tuhan berikan, baik melalui kesehatan, pekerjaan, rezeki, dsb.

Pembahasan Nas

Secara tradisional orang-orang Yahudi meyakini bahwa penulis Kitab Pengkhotbah adalah Salomo. Keyakinan ini terlihat dari berbagai petunjuk. Penerjemah LXX (Septuaginta) sengaja meletakkan Kitab Amsal, Pengkhotbah dan Kidung Agung setelah Mazmur dengan pertimbangan bahwa tulisan anak (Salomo) sudah seharusnya mengikuti tulisan bapak (Daud). Sumber kerabian yang lain bahkan menjelaskan bahwa Kitab Kidung Agung ditulis Salomo waktu ia masih muda karena menekankan cinta, Kitab Amsal pada usia menengah ketika menghadapi berbagai problem praktis kehidupan, Kitab Pengkhotbah pada waktu usia lanjut.

Dalam teks dijelaskan bahwa Pengkhotbah sangat mengetahui bahwa Tuhan memang benar-benar baik! KebaikanNya ditunjukkan lewat segala sesuatu yang Dia lakukan sesuai dengan waktunya; ada waktu yang Dia berikan bagi kita untuk mencurahkan segala tenaga, keringat, dan air mata dalam melakukan pekerjaan juga ada pula waktu yang Dia berikan bagi kita untuk bersukacita bersama dengan keluarga atau sahabat; menikmati hasil dari pekerjaan yang kita kerjakan selama ini.

Pengkhotbah 3:12-15 berbicara tentang menikmati jerih payah yang Tuhan berikan. Menurut Pengkhotbah, tak ada yang lebih baik selain makan, minum, dan bersenang-senang sebagai bagian dari menikmati hasil jerih payah dalam berkat Tuhan. Jika tanpa berkat Tuhan, sekuat apa pun seseorang berusaha, hasilnya bisa menguap dalam sekejap. Tak ada yang dapat merasakan makan, minum, atau menikmati hidup di luar Dia. Namun, dalam menikmati berkat yang Tuhan berikan, baik untuk makanan, minuman, atau hiburan, tetaplah ada batasan yang perlu kita perhatikan. Konsumsi berlebihan akan menyebabkan penyakit dan juga tidak semua hiburan manusia berkenan di hadapan Allah.

Setiap keluarga Kristen harus menyadari bahwa Tuhan yang memberikan berkat, dalam hal ini keuangan juga kesehatan, supaya kita dapat menikmati hasil jerih payah kita di dalam Dia. Tak ada yang salah dengan menikmati berkat Tuhan, selagi masih dalam takaran normal dan tidak melanggar kebenaran firman Tuhan. Mari bersyukur atas berkat yang Tuhan berikan. Bersyukurlah, bersukacitalah, bersenang-senanglah, dan nikmatilah berkatNya bersama dengan orang yang kita kasihi, dalam hal ini adalah keluarga kita. Sebab ini semua juga menjadi ”obat” bagi kita dalam menjalani kehidupan ini (Invocatio: Amsal 17:22).

Namun, tetap harus kita ingat saat kita diizinkan menikmati hasil dari pekerjaan yang kita kerjakan selama ini, jangan sampai kita melupakan Tuhan melainkan sempatkan waktu untuk menaikkan ucapan syukur dalam doa; karena kita masih diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk bekerja dan menikmati hasil dari pekerjaan yang kita kerjakan selama ini. Selain itu, berbagilah juga dengan sesama.

Ilustrasi Khotbah

Ada dua orang bersaudara bernama Rina dan Rani. Keduanya adalah anak seorang pengusaha yang sukses. Kedua-duanya bersifat periang, murah senyum, dan mewarisi bakat orang tuanya. Di usia 36 tahun, keduanya sudah memiliki beberapa perusahaan yang berkembang dengan cepat. Namun mereka mempunyai kebiasaan yang berbeda dalam menghabiskan waktu luang mereka. Rina suka sekali berolahraga dan berkumpul dengan keluarga dan teman-temannya di saat senggang. Sedangkan Rani lebih suka melewatkan waktu dengan terus bekerja dan bekerja sampai larut malam bahkan kadang sampai menjelang pagi. Ia sangat terobsesi untuk mendapat lebih banyak pemasukan lagi dan menjadi lebih sukses lagi dalam karirnya.

Dua tahun kemudian Rani terserang penyakit darah tinggi, yang mengharuskannya istirahat di tempat tidur selama dua bulan. Sebaliknya Rina tampak sangat sehat dan dapat bekerja serta beraktivitas seperti biasa. Setiap hari secara bergiliran anggota keluarga dan teman-teman mengunjungi Rani di rumahnya, untuk menghibur dan mengecek kondisi kesehatan Rani. Waktu istirahat selama dua bulan itu membuat Rani menyadari betapa berharganya kesehatan tubuh, anggota keluarga dan teman-temannya. Setelah dokter menyatakan Rani cukup sehat untuk kembali bekerja dan beraktivitas, Rani pun mengubah kebiasaannya. Rani mulai berolah raga, dan juga menikmati saat-saat kebersamaan dengan keluarga dan teman-temannya.

Kadangkala saat kita berada di puncak kesuksesan, kita terobsesi untuk terus melakukan lebih dan lebih banyak lagi pekerjaan, untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak lagi. Obsesi ini membuat kita lupa untuk berhenti sejenak, bersyukur dan menikmati semua yang Tuhan berikan kepada kita. Menjadi kaya itu baik karena kita bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain. Namun apalah artinya kekayaan materi jika kita tidak bisa menikmatinya? Kesehatan tubuh, anggota keluarga dan teman-teman adalah berkat Tuhan yang tidak ternilai harganya. Tanpa ketiga hal di atas, kita tidak bisa menikmati kekayaan materi yang Tuhan berikan. Jangan terobsesi bekerja keras tanpa berhenti.
Penutup (Refleksi)

Perikop ini mau menunjukkan otoritas Tuhan di dalam kehidupan manusia. Segala sesuatu  yang terjadi dalam kehidupan manusia, ada waktunya. Setiap  kenikmatan hidup yang kita peroleh di tengah-tengah keluarga, baik kesehatan dan rezeki adalah pemberian dari Tuhan, yang datang hanya pada saat kita memasuki hubungan yang benar dengan Dia dan sungguh-sungguh tunduk kepada Dia selaku Tuhan Allah kita. Maka Ia memberi sukacita dalam segala hal yang kita lakukan.

Pointer

1.Untuk segala sesuatu di dunia ini ada waktunya. Setiap keluarga mari mempergunakan waktu bersama dengan bijaksana.

2.Jabu simehuli (tema umum PKK) adalah keluarga yang mampu merasakan berkat-berkat Tuhan dalam kehidupannya, dan menghadirkannya itu di tengah-tengah keluarga juga orang-orang di sekitarnya.

3.Menyadari bahwa segala sesuatu yang ada pada dirinya dan keluarga, baik kesehatan dan rezeki adalah pemberian Tuhan (berkat).

4.Memanfaatkan waktu kebersamaan dengan sebaik mungkin (bdk. Ayah yang menerima kembali anak yang hilang, Bacaan I: Lukas 15:20-32)

5.Harus ada pengampunan kepada saudara seburuk apapun yang dilakukannya, memanfaatkan waktu yang ada (Bacaan I: Lukas 15:20-32)

Pdt. Melda Tarigan

GBKP Rg. Pontianak