Khotbah Minggu tgl 03 Oktober 2021 ; Mazmur 122:3-9

Invocation    : “Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera” (Efesus 4:3)

Bacaan         : Kolose 3:12-15

Kotbah         : Mazmur 122:3-9

Tema            : Berdamai Dengan Saudara (Erdame Ras Sangkep Nggeluh)

-           Pendahuluan

Hidup berdamai dengan saudara-saudara kita merupakan suatu harapan di dalam kehidupan kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan. Ketika kita hidup berdamai ada ketenangan, damai sejahtera, ada suka cita. Inilah yang menjadi harapan kita dalam ibadah kita pada minggu budaya II ini, supaya kita sebagai orang karo yang berbudaya dan sebagai orang yang percaya kepada Tuhan bisa berdamai dengan saudara-saudara kita (sangkep geluhta)

-           Isi

Mazmur 122 ini merupakan mazmur ziarah Daud, dimana dalam mazmur ini menceritakan bagaimana bangsa Israel yang terdiri dari 12 suku datang ke Yerusalem untuk beribadah kepada Tuhan dan memberi persembahan kepada Tuhan. Pemazmur mengingat bagaimana sukacitanya menanggapi ajakan sekelompok peziarah yang hendak ke Yerusalem untuk beribadah kepada Tuhan (Ay 1-2)

Ayat 3 “Hai Yerusalem yang telah didirikan sebagai kota yang bersabung rapat”

Kota Yerusalem merupakan pusat peribadatan kepada Tuhan sejak Daud menjadi Raja Israel. Daud merebut kota Yerusalem dari bangsa Yebusi  dan memindahkan ibu kota Israel dari Hebron ke Yerusalem. Kota ini dibangun dengan tembok-tembok yang kokoh dan besar yang berfungsi untuk menyatukan seluruh bangsa Isreal. Kata kerja Habar, diterjemahken “bersabung rapat” terutama menujuk pada persahabatan manusia yang eret.

Ayat 4. Semua suku bangsa Israel  bersama-sama pergi ke Yerusalem dan saling mengajak satu dengan yang lainnya dengan suka cita untuk bisa bersama-sama dalam peribadatan itu. Di sana mereka beribadah dan mendengarkan Firman Tuhan yang akan disampaikan kepada mereka.

Ayat 5. Selain pusat peribadatan, kota Yerusalem juga merupakan pusat pemerintahan bangsa Israel, dimana raja-raja Israel memerintah bangsa Israel yang adalah bangsa pilihan Tuhan, memerintah dengan adil dan takut akan Tuhan demi kesejahteraan bangsa Israel.

Ayat 6-9. Pemazmur mengajak semua suku-suku Israel berdoa untuk kesejahteraan Yerusalem sebelum mereka pulang dan akan meninggalkan Yerusalem, sebab di sinilah rumah Tuhan.

Pemazmur mengajak rakyatnya untuk berdoa bagi kesejahteraan Yerusalem, sehingga tidak ada ancaman bagi Yerusalem juga untuk seluruh istana raja. Pemazmur mengharapkan ada damai sejahtera dan ketenangan bagi seluruh penduduk Yerusalem.

-                Aplikasi

1.    Minggu ini merupakan minggu budaya II. Melalui minggu budaya ini diharapkan melalui tema kita “Berdamai Dengan Saudara (Erdame Ras Sangkep Nggeluh)” mengajak kita sebagai warga GBKP yang berbudaya dan sebagai orang percaya bisa berdamai dan tetap berdamai dengan saudara-saudara kita (sangkep nggeluh kita). Walaupun memiliki latar belakang pendidikan, ekonomi, pekerjaan yang berbeda-beda, tetapi bagaimana kita bisa bersatu dan berdamai. Sama seperti bangsa Israel yang terdiri dari 12 suku, tapi bisa bersatu dan bersama-sama beribadah kepada Tuhan di Yerusalem. Jika mereka tidak bersatu, jika tidak ada kedamaian di dalam kehidupan mereka, tidak akan bisa bersama-sama dan saling mengajak satu dengan yang lain pergi ke Yerusalem untuk beribadah kepada Tuhan. Mereka tidak akan bersuka cita ketika berangkat dan ketika hendak pulang ke kampung mereka masing-masing.

2.    Seperti pemazmur yang mengajak seluruh bangsanya untuk berdoa bagi Yerusalem, untuk kesejahteraan dan kedamaian Yerusalem, demikian juga kita selalu berdoa untuk kedamanian dan keharmonisan dengan saudara-saudara kita. Karena ketika kita berdoa untuk kedamaian kita dengan saudara-saudara kita (sangkep nggeluh kita) kita akan terhidar dari iri hati, keegoisan dan perpecahan di tengah-tengah keluarga besar kita.

Karena di tengah-tengah kehidupan kita sebagai orang karo, sering sekali terjadi perpecahan dan ketidakdamaian dengan keluarga besar kita oleh karena berbagai-bagai hal (Mis. Karena harta gonogini, dll). Jadi, kita sebagai orang percaya yang memiliki keluarga besar (sangkep nggeluh) tetaplah hidup berdamai dan saling menopang serta saling mendoakan. Kita harus memperlihatkan bahwa kita adalah manusia baru yang telah di tebus oleh Yesus Kristus, yang selalu hidup penduh dengan belas kasihan, rendah hati, lemah lembut, sabar  dan salaing mengampuni satu dengan yang lain (Bnd. Bahan bacaan Kolose 3:12-15)

Pdt  Evlida  br Ginting 

Rg  GBKP Klender