Khotbah Minggu Tgl 25 Juli 2021 ; 1 Yohanes 2 : 14-17

Invocatio   : Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri (Yohanes 7:17)

Bacaan       :  Daniel 1:17-21 (Tunggal)

Kotbah        :  1 Yohanes 2:14-17 (Tunggal)

Tema           : Melakukan Kehendak Allah (Ndalanken Peraten Dibata)

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan…

Ada sebuah syair lagu yang dituliskan oleh Adeleide A.Polard (1907). “Have thine own way Lord” 

Kehendak Tuhan laksanakan

Ku tanah liat, Kau penjunan

Bentuklah aku, sesukaMu

Aku menunggu di kakiMu

Yang mendorong kita untuk tetap setia melaksanakan kehendak Tuhan dalam kehidupan kita setiap harinya dan hidup kita ada dalam kuasa Tuhan.  Melakukan kehendak Allah merupakan tanggungjawab hidup orang yang percaya kepadanya. Melalui bahan kotbah Minggu ini, mari bersama kita mendengarkan firman Tuhan yang mendorong kita untuk tetap setia melakukan kehendak Allah.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan..

Bahan kotbah minggu ini dari 1 Yohanes 2:14-17. Surat 1 Yohanes ini ditulis untuk mendorong jemaat agar tetap teguh berpegang kepada kebenaran bahwa Yesus, Anak Allah, adalah sungguh manusia dan benar-benar menumpahkan darahNya untuk menyucikan manusia dari dosa (1:7). Persoalan yang paling menonjol melatarbelakangi penulisan surat ini ialah ajaran palsu mengenai keselamatan dalam Kristus dan caranya bekerja di dalam diri orang percaya. Dari segi doktrin, ajaran sesat itu menyangkal bahwa Yesus itulah Kristus (2:22, bd. 5:1); sedangkan dari segi etika, ia juga mengajarkan bahwa menaati perintah Kristus (2:3-4; 5:3) dan hidup kudus serta terpisah dari dosa (3:7-12) dan dari dunia (2:15-17) tidak diperlukan untuk iman yang menyelamatkan (bd. 1:6; 5:4-5). Karena itu, tujuan Yohanes menyampaikan pengajarannya dalam surat ini adalah untuk menyangkal doktrin dan etika yang salah dari para guru palsu; dan menasehati anak-anak rohaninya agar mengejar suatu kehidupan persekutuan yang kudus dengan Allah dalam kebenaran, dalam sukacita penuh (1:4) dan kepastian (5:13) hidup kekal, melalui iman yang taat kepada Yesus sebagai Putera Allah (4:15; 5:3-5,12), dan dengan kehadiran Roh Kudus (2:20; 4:4,13).

Surat ini mendefenisikan kehidupan Kristen dengan memakai istilah yang bertentangan dan tidak memberi kompromi diantara terang dan gelap, kebenaran dan kebohongan, kebenaran dan dosa, kasih dan kebencian, mengasihi Allah dan mengasihi dunia, anak-anak Allah dan anak-anak setan. Yohanes menuliskan surat ini, dan disampaikannya kepada setiap orang yang percaya kepada Kristus.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, ada dua hal yang hendak disampaikan oleh penulis surat 1 Yohanes ini kepada kita, yaitu :

1.Sapaan dan peneguhan dari Yohanes kepada para pembacanya (ayat 14)

Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa.

Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya.

Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.

Di sini Yohanes hendak menyampaikan pengajarannya kepada anak-anak yaitu orang-orang yang baru percaya kepada Kristus, mereka adalah bayi-bayi dalam Kristus. Selanjutnya Yohanes juga menyapa “hai bapa-bapa” yaitu orang-orang yang sudah lama mengenal Kristus, hidup dalam firman Tuhan serta sungguh-sungguh telah mengetahui, mengenal serta memiliki pengalaman hidup rohani dengan Allah dalam kehidupannya setiap hari. Sedangkan sapaan “hai orang-orang muda” yaitu orang-orang Kristen yang yang sedang mengalami perkembangan dan menuju kepada kedewasaan dalam iman. Yohanes meneguh hati “orang-orang muda” itu bahwa mereka adalah orang yang kuat. Mereka dimampukan untuk membedakan hal yang jahat dan yang baik. Firman Allah yang hidup dalam kehidupan mereka setiap  hari telah mengalahkan yang jahat. Firman Allah merupakan senjata yang dapat digunakan untuk mengalahkan si jahat. Ia bagai pedang Roh untuk menangkal anak-anak panah si iblis. Dan orang-orang yang memiliki firman Allah dalam dirinya, mereka diperlengkap dengan baik untuk menaklukan dunia.

Sapaan dan peneguhan serta pengajaran yang disampaikan Yohanes ini, tentu saja sangat memotiva untuk tetap setia beriman kepada Tuhan dan hidup sesuai dengan kehendak Allah, serta tidak terpengaruh oleh pengajaran-pengajaran palsu yang membawa manusia jatuh ke dalam dosa yang ditawarkan oleh dunia ini.

2.Janganlah mengasihi dunia ini (ayat 15-17)

 Istilah “dunia”  (Yunani : kosmos) merupakan kehidupan yang ditawarkan oleh iblis dan terpisah dengan Allah. Bukan hanya kesenangan dunia yang sudah jelas jahat, dursila dan berdosa tetapi juga menunjuk kepada roh pemberontakan atau ketidakacuhan terhadap kehendak Allah. Iblis mempergunakan berbagai gagasan, moralitas, filsafat, psikologi, keinginan, pemerintah, kebudayaan, pendidikan, sains, kesenian, obat-obatan, musik, sistem ekonomi, sarana hiburan, media massa, agama,  dan lainnya dari dunia ini untuk menentang Allah. Contohnya, media hiburan dapat membinasakan standard rohani seseorang, membuat manusia jatuh kedalam dosa karena perbuatan dagingnya.

Seorang yang percaya kepada Kristus, yang tinggal di dalam dunia ini, tidak menjadi serupa dengan dunia ini (Roma 12:2), mengalahkan dunia ini (1 Yoh. 5:4) membenci kejahatan dunia (Ibrani 1:9), tidak mengasihi dunia (1 Yoh. 2:15), mati terhadap dunia (Galatia 6:14) dan dibebaskan dari dunia (Kolose 1:13-14). Mengasihi dunia mencemarkan persekutuan kita dengan Allah dan mendatangkan kebinasaan rohani. Mustahil mengasihi dunia dan Bapa pada saat yang bersamaan (Mat. 6:24; Luk. 16:13). Mengasihi dunia  berarti bersekutu secara intim dengannya, dan mengabdi kepada nilai-nilai, kepentingan, cara-cara dan kesenangan dunia. Mengasihi dunia  berarti menyenangi dan menikmati  hal-hal yang menentang Allah.

Ada tiga aspek dari dunia berdosa yang menciptakan permusuhan dengan Allah yaitu, pertama: “keinginan daging” termasuk keinginan yang mengejar kesenangan dosa dan pemuasan hawa nafsu (1 Kor. 6:18; Fil. 3:19; Yak. 1:14). Kedua, “keinginan mata” menunjuk kepada keinginan akan hal-hal yang menarik mata tetapi dilarang oleh Allah, termasuk keinginan untuk melihat hal-hal yang memberikan kesenangan berdosa (Kel. 20:17; Roma 7:7). Pada zaman modern, hal ini meliputi keinginan untuk menghibur diri dengan melihat pornografi, kekerasan, kejahatan dan kebejatan di panggung dan di televisi, di media sosial, ataupun dibioskop (Kej. 3:6,Yosua 7:21; 2 Samuel 11:2; Matius 5:28). Ketiga, : “keangkuhan hidup” berarti adanya roh kecongkakan dan kemandirian yang tidak mengakui Allah sebagai Tuhan atau Firman-Nya sebagai kekuasaan tertinggi. Itulah roh yang berusaha untuk mengagungkan diri, memuliakan diri dan memajukan diri sebagai pusat kehidupan (Yakobus 4:16). Seorang yang percaya kepada Kristus akan menghadapi penderitaan dari dunia ini. Dengan menggunakan daya tarik dunia ini, iblis senantiasa berusaha untuk membinasakan hidup Allah dalam diri seorang yang percaya kepadaNya (2 Kor.11:3; 1 Petrus 5:8). Dunia ini bersifat sementara dan akan dibinasakan oleh Allah (1 Kor. 7:31).

Bagaimana kehidupan orang yang melakukan kehendak Allah ? Tetapi, orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya, yaitu orang -orang yang selalu menaati perintah Allah akan menerima anugerah hidup yang kekal (1 Yoh. 1:2).

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan..

Dalam bahan bacaan kita minggu ini, dari Daniel 1:17-21, menceritakan kepada kita bahwa  kepada Daniel, Hanaya, Misael dan Azarya diberikan Allah pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulisan dan hikmat. Mengapa demikian ? Karena keempat pemuda ini mengabdi kepada Allah, mereka setia melakukan kehendak Allah dalam kehidupannya. Mereka tidak menajiskan diri dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja, ketika mereka menjalani pendidikan selama 3 tahun sebelum mereka bekerja kepada raja Babel. Meskipun apa yang mereka lakukan itu dapat mengancam hidupnya karena telah melawan perintah Raja Babel, mereka berketetapan hati untuk tetap setia kepada Allah ketika diperhadapkan dengan pencobaan dari dunia ini.

Sungguh ke empat pemuda ini tidak terpengaruh oleh kenikmatan yang ditawarkan oleh dunia. Imannya kepada Allah telah tertanam dengan kuat sehingga ia melakukan kehendak Allah dengan sepenuh hatinya (Daniel 1:5-8). Allah mewajibkan diriNya untuk menolong mereka. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa jikalau kita sungguh-sungguh berusaha taat kepada Allah serta melakukan kehendakNya, maka Allah pasti menolong dan memberikan anugerahNya.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan…

Minggu ini kita memperingati 80 tahun kemandirian GBKP, tepatnya pada tanggal 23 Juli. Sebagai seorang percaya kepada Tuhan, sebagai seorang warga GBKP :

1.    Marilah kita tetap setia hidup dalam iman kepada Tuhan serta melakukan kehendakNya dalam kehidupan setiap hari dengan sukacita. Meskipun banyak tantangan dari dunia ini yang hendak menjerumuskan kita dalam keinginannya, yaitu keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup; bahkan dunia berusaha menjerumuskan kita kedalam keinginannya yaitu korupsi, pergaulan bebas, individualis, hedonis, materialis, kekerasan, tindakan amoral, dan lain sebagainya. Tetapi karena iman yang teguh di dalam Tuhan, dan hidup yang menyatu dengan Allah (unity in God) menuntun kita tetap setia melakukan kehendaknya dan tidak terperangkap dalam jerat si iblis.

2.    Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (Roma 12:2). Roh kudus memampukan kita melakukan hal yang berkenan kepadaNya.

3.    Kemandirian GBKP memperlihat kepada kita betapa besar kuasa Tuhan sehingga GBKP tetap menjalankan tugasnya bersaksi, bersekutu dan melayani. Kemandirian GBKP dapat terjadi karena didukung juga oleh setiap anggotanya yang ikut ambil bagian dalam hal kemandirian daya, dana dan juga teologi.

Selamat setia melakukan kehendak Allah.

Pdt. Crismori V. Br Ginting

GBKP Sitelusada