Minggu Tgl 20 Desember 2020 ; 2 Samuel 7 : 1 - 16

(MINGGU ADVENT IV)

Invocatio    : “Dialah yang kumaksud ketika kukatakan : Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku” (Yohanes 1:30).

Bacaan       : Roma 16 : 25 - 27

Khotbah      : 2 Samuel 7 : 1 - 16

Tema           : TUHAN BESERTA KITA

1. PENDAHULUAN

Minggu ini kita masuk Minggu Advent yang ke IV dimana suasana Advent semakin kita rasakan dan imani di dalam memperingati hari kelahiran Sang Juruselamat kita, yaitu Kristus Yesus yang datang ke dunia ini untuk menyatakan kasih dan kemuliaan Allah dan menantikan kedatanganNya kembali pada akhir zaman. Pada masa-masa Advent ini sudah menjadi suatu kebiasaan kita sebagai umat Tuhan dan gereja disibukkan dengan persiapan-persiapan berbagai kegiatan dan perayaan untuk memeriahkan sukacita besar akan kasih Allah itu. Kita diajak untuk tetap bersiap menyambut kedatanganNya dengan hidup yang semakin setia dalam iman dan pengharapan akan kehidupan yang kekal, hidup sebagai anak-anak Allah yang telah menerima karunia keselamatan yang tampak nyata melalui sikap hidup kita sekalipun keadaan kehidupan kita saat ini “diwarnai” oleh berbagai situasi dan pergumulan. Kasih setia Allah yang telah IA nyatakan kepada kita dan dunia ini melalui Yesus Kristus menjadi jaminan yang semakin memantapkan kita untuk menjalani kehidupan ini bersama Dia. Kita yakin dan percaya bahwa tidak kehidupan kita yang terlepas dari rancangan dan rencana damai sejahtera yang Allah nyatakan bagi anak-anakNya. Dia adalah Imanuel, Allah yang akan senantiasa beserta kita, menolong, memberkati dan memperlengkapi dalam menghadapi segala keadaan kita. Dia adalah Allah yang setia, yang tidak akan pernah meninggalkan kita. Keadaan kita saat ini tidak akan mampu mengurangi semangat dan sukacita kita dalam memperingati kelahiranNya dan tidak mengurangi kesetiaan kita menanti kedatanganNya kembali dalam iman dan pengharapan.

2. ISI

Invocatio    : Yohanes 1 : 30

Menceritakan tentang Yohanes Pembaptis yang memberi kesaksian tentang Yesus Kristus yang di mulai dengan sebuah pernyataan bahwa IA adalah Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia (ay. 29). Yohanes menggambarkan Yesus sebagai tanda pendamaian bagi dunia. Cukup banyak orang yang mengagumi Yohanes Pembaptis, tetapi Yohanes dengan tegas menyatakan bahwa bukanlah dia Mesias yang dinantikan itu. Yesus datang setelah Yohanes namun lebih tinggi darinya karena Ia telah ada sebelum Yohanes (ay. 30). Hal ini mengacu kepada pre-eksistensi Logos (Firman Tuhan) dalam Yohanes 1 : 1 - 3 dan berkaitan dengan status keilahian Yesus.

Yohanes seorang yang begitu rendah hati dan bersahaja, ia bukan pribadi yang senang mencuri kemuliaan Tuhan sekalipun pada waktu itu begitu banyak yang mengagumi dia. Sebaliknya ,ia dengan begitu bersukacita mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus Kristus bahkan memberi tempat yang lebih tinggi, agung dan mulia bagi Yesus Kristus (Yohanes 3 : 30).

Bacaan       : Roma 16 : 25 - 27

Bagian ini adalah akhir dari surat Paulus kepada jemaat di Roma yang berisi puji-pujian bagi Allah yang telah melayakkan dia untuk memberitakan Injil Keselamatan bagi bangsa-bangsa.

l  Paulus memuji kemuliaan Allah yang berkuasa memelihara kehidupan umat Tuhan, khususnya di Roma. Dipermulaan kitab Roma (Roma 1 : 16) Paulus telah menyatakan kuasa Allah yang menyelamatkan orang berdosa. Kuasa yang sama juga yang akan memelihara mereka yang telah diselamatkan untuk tetap tinggal teguh dalam iman mereka, hidup dalam kekudusan, menegakkan kebenaran dan hidup dalam kesatuan tubuh Kristus.

l  Paulus memuji kemuliaan Allah yang nyata dari Injil yang ia beritakan, yakni kabar baik tentang Yesus sebagai Juruselamat dunia.

l  Paulus memuji kemuliaan Allah yang oleh karena hikmatNya, karya keselamatan di dalam Kristus menjadi nyata bagi semua bangsa-bangsa. Kuasa Allah-Rencana Allah dan hikmat Allah membuat keselamatan yang kita miliki adalah hal yang pasti.

Khotbah      : 2 Samuel 7 : 1 - 16

Tabut Perjanjian yang bermakna kehadiran Allah telah di bawa ke Yerusalem dan hal ini telah mengesahkan dinasti pemerintahan Daud akan bangsa Israel. Namun hal ini tidahlak cukup bagi Daud, dalam ayat 1 dan 2 dijelaskan tentang latar belakang keinginan dan kerinduan Daud dalam membangun rumah bagi Tuhan. Daud telah menikmati penyertaan Tuhan yang membuat hidupnya nyaman, tetapi hati Daud gelisah karena menurutnya Tuhan harus “senyaman” dirinya juga. Oleh karena itu Daud ingin membangun rumah bagi Tuhan (baca : Bait Allah). Ide dan keinginan Daud ini juga dipandang baik oleh nabi Natan (ayat. 3). Namun tidak demikian bagi Tuhan sehingga Tuhan berfirman kepada Nabi Natan untuk menyatakan kehendak Tuhan bagi raja Daud bahwa bukan Daud yang akan mendirikan rumah bagi Tuhan tetapi keturunannya Salomo (ay. 12) dikarenakan tangan Daud telah banyak menumpahkan darah (bdk. 1 Taw. 22 : 8). Lebih dari itu Allah berjanji untuk mengokohkan kerajaan Daud melalui keturunannya. Sehingga jelas bahwa nubuat ini berbicara tentang keturunan Daud yang akan tetap menduduki tahta Kerajaan Israel dan juga tentang Kerajaan Mesias yang kekal, yang akan lahir dari keturunan Daud yaitu Yesus Kristus yang akan memerintah dunia dan surga. Penolakan Allah akan keinginan dan kerinduan Daud untuk mendirikan Rumah Tuhan adalah bentuk kasih tuhan kepadanya sebab dibalik penolakan itu Allah sedang merancang dan merencanakan sesuatu yang lebih besar bagi keturunan Daud, yakni kerajaan kekal sampai selama-lamanya melalui Yesus Kristus. Janji Allah bagi Daud begitu luar biasa. Allah yang biasanya mensyaratkan ketaatan dalam memberi berkat kini menjadi tanpa syarat dalam menganugerahkan kesejahteraan bagi Daud dan keturunannya. Ini adalah pernyataan kasih Allah yang mutlak, yang tidak tergantung dari tindakan manusia. Dan Kasih itu semakin nyata dalam diri Yesus yang memberi diriNya bagi keselamatan dunia ini. Namun ini tidak berarti bahwa ketaatan tidak diperlukan. Kasih Allah yang cuma-cuma itu tidak boleh terbuang percuma, namun harus direspon dengan kesetiaan dan ketaatan kepadaNya.

3. APLIKASI

1)   Marilah kita senantiasa mempersiapkan hati, kehidupan dan keluarga kita menjadi “palungan” tempat Yesus itu lahir, bertumbuh dan berkuasa. Bukan sekedar persiapan secara seremonial dan penampilan untuk sebuah perayaan tanpa adanya pertobatan akan cara hidup yang benar. Persiapkanlah “jalan” bagiNya, Allah yang agung, yang datang dalam rupa manusia untuk keselamatan dunia.

2)   Dalam kita menyambut Natal, Minggu Advent ini menjadi Minggu persiapan dan perenungan bagi kita tentang kasih setia Allah yang dinyatakan melalui Yesus Kristus yang datang kedunia dalam rupa manusia. Masih begitu banyak orang         yang mengaku anak-anak Tuhan bukan seperti Yohanes Pembaptis yang rela semakin kecil agar keagungan dan kebesaran Allah semakin di nyatakan, tetapi malah menjadikan diri sebagai pusat, menjadikan Natal sebagai ajang pamer dan menunjukkan keberadaannya. Masihkan Yesus Kristus itu menjadi pusat kehidupan kita? Masihkan perayaan Natal kita sungguh menghayati kasih Allah itu? Atau kita semakin memfokuskan diri kita akan penampilan dan perayaan kita tanpa pemaknaan. Inilah yang perlu kita persiapkan dan perbaiki dimasa Advent ini, segala pujian dan kemuliaan hanyalah bagiNya. (ula kari kita nari ngenca siakap meriah ras nggerak tapi si “tubuh” e enggom ateNa megogo natap kita…).

3)   Sebagai anak-anak Allah yang telah menerima Kasih KaruniaNya, kita        merespon itu dengan ketaatan dan kesetiaan untuk hidup dalam firmanNya untuk kemuliaanNya. Serta memberi diri untuk dipakai Tuhan menyatakan kasihNya bagi dunia ini dan memberitakan kabar sukacita tentang keselamatan dalam Yesus Kristus.

4)   Begitu banyak rancangan keinginan dan rencana yang kita buat dalam kehidupan kita, yang menurut kita itu baik, tetapi belum tentu baik bagi Tuhan. Oleh karena itu kita lebih menjalin keintiman dengan Allah sehingga kita semakin mengerti apa yang Allah inginkan dalam kehidupan kita.

5)   Sekalipun banyak keinginan dan rencana yang tidah tercapai (“tidak/belum Tuhan kabulkan”) dalam kehidupan kita, jangan kecewa dan hilang harapan karena apa yang Tuhan rancangkan dan rencanakan pasti lebih baik dari apa yang kita pikirkan (Roma 8 : 28 ). Rancangan Allah adalah rancangan damai sejahtera (Yeremia 29 : 11)

6)   Banyak tantangn dan pergumulan yang kita hadapi dalam menjalani kehidupan ini (sama seperti pergumulan dan proses yang Daud hadapi untuk menjadi      seorang raja), ingatlah bahwa Allah kita adalah Allah yang setia yang senantiasa ada bagi kita dalam segala keadaan kehidupan kita. Tidak ada satupun yang dapat memisahkan kita dari kasihNya. (Roma 8 : 37 - 39). Allah akan senantiasa mendengarkan doa umatNya dan pertolonganNya akan selalu tepat pada waktuNya (Yesaya 59 : 1; Yeremia 29 : 12-13). Kasih setiaNya akan tetap untuk selama-lamanya.

Pdt. Elba Pranata Barus, S.Th

(GBKP Rg. Bandung Timur)