Minggu 29 November 2020 ; Mazmur 24 : 7-10

ADVENT I

Invocatio      : Lukas 12:35, Hendaklah pinggangmu tetap berikat dan pelitamu tetap menyala.

Ogen            : Lukas 12:35-40

Khotbah       : Mazmur 24:7-10

Tema            : Bersiaplah! Supaya masuk Raja Kemuliaan.

1.    Pendahuluan

Minggu ini adalah minggu adven pertama, kata Adven diambil dari kata latin adventus  yang artinya adalah kedatangan. Sehingga masa adven kita pahami sebagai masa menunggu/ menanti kedatangan Tuhan Yesus; masa persiapan rohani umat beriman sebelum Natal. Dalam masa adven ada tradisi dibeberapa gereja untuk memasang lingkaran adven, Lingkaran adven biasanya terbuat dari tumbuh-tumbuhan segar yang dirangkai menjadi lingkaran yang melambangkan keikutsertaan kita dalam rencana keselamatan Allah; ditengah lingkaran diletakkan tiga lilin berwarna ungu yang melambangkan pertobatan, persiapan dan pengorbanan dan satu lilin berwarna merah jambu yang melambangkan hal yang sama namun diletakkan diminggu adven ketiga dengan makna saat bersukacita karena persiapan sudah mendekati akhir. Saudara kita umat Katolik memaknai minggu adven 1 – 4 menjadi harapan, kesetiaan dan cinta, sukacita, perdamaian. Namun kita akan merayakan adven 1 dengan mempersiapkan diri menyambut Raja kemuliaan, sesuai tema kita.

Jika kita menerima informasi bahwa rumah kita akan kedatangan tamu maka persiapan menyambut tamu tersebut akan dilakukan seperti membersihkan/ merapikan rumah, mempersiapan minuman dan makanan secukupnya. Persiapan tuan rumah dalam menyambut tamu bermakna penghormatan tuan rumah terhadap tamu dan sebaliknya tamu juga akan merasa sukacita karena persiapan tersebut membuat si tamu merasa dihargai dan dikasihi. Dalam konteks menanti Tuhan Yesus tentu kita tidak menunggu dalam keadaan diam, tapi bersiap untuk menyambut Raja Kemuliaan. Persiapan yang dilakukan bukan sekedar menyambut tamu biasa tapi menyambut Raja Kemualiaan, karena itu ada empat minggu adven untuk persiapan penyambutan.

2.    Isi

Mazmur 24 merupakan pujian yang memuliakan Tuhan sebagai Raja dan kemungkinan besar pujian ini dipakai dalam ibadah yang mengantar tabut perjanjian kedalam Bait Allah (Daud ke Yerusalem 2 Sam 6: 12-17; Salomo ke Bait Allah yang baru dibangun 1Raj. 8:1-13). Mazmur ini memiliki pengulangan kalimat yang biasa kita temukan dalam nyanyian dan secara garis besar terdiri dari tiga bagian yaitu

-          ayat 1-2, tentang Allah pemilik dan pencipta alam semesta.

-          ayat 3-6, tentang jawaban atas pertanyaan  “Siapakah yang boleh naik keatas gunung Tuhan?”

-          ayat 7-10, membahas pertanyaan utama yaitu Siapakah itu Raja Kemuliaan?

Bait Allah digambarkan ada diatas bukit maka tabut perjanjian akan diarak dan bagian pertama akan dinyanyikan di kaki bukit, bagian kedua akan dinyanyikan saat di pertengahan pendakian dan bagian ketiga dinyanyikan di depan pintu gerbang Bait Allah. (MacLaren’s Expositions).

Ada penggambaran akan perarakkan yang megah ketika tabut perjanjian masuk ke Bait Allah. Penggambaran tentang pintu gerbang untuk mengangkat kepala adalah karena bentuk gerbang pada masa kuno bukan dibuka tapi bentuk gerbang diangkat (ditarik oleh pemberat). Untuk menarik gerbang tersebut semua petugas harus bersiap-sedia memberi jalan bagi arak-arakan tersebut. Istilah mengangkat kepala juga diartikan sebagai penghormatan dan cara penyambutan dengan sukacita. Raja yang penuh mulia tidak bias disambu dengan cara biasa tapi harus dengan persiapan yang matang dan tentu saja dengan sikap hati yang pebuh hormat dan sukacita.

Pintu disebut sebagai pintu-pintu yang berabad-abad, untuk menggambarkan bahwa Tabut Perjanjian sudah ditempatkan di tempat yang lebih permanen, tidak perlu dipindah-pindah lagi seperti ketika masih di Kemah Suci. Penggambaran penyambutan megah di pintu gerbang tersebut untuk menyambut Raja Kemualiaan (King of glory), menekankan bahwa Allah lah yang akan disambut dan diarak; bahwa tidak ada pintu buatan manusia yang dapat menghambat kedatangan Raja Mulia.

Siapakah itu Raja Kemuliaan?  Merupakan pertanyaan yang penuh makna, karena jawabannya harus menerangkan sifat alami, karakter, pribadi Raja Kemualiaan. Jawaban yang diberikan dalam nyanyian ini adalah Tuhan jaya dan perkasa; perkasa dalam peperangan. Merefleksikan pengalaman bangsa Israel yang menang dalam peperangan atas pertolongan Tuhan. Kita mengingat keberhasilan bangsa Israel keluar dari Mesir dan mengalahkan Firaun dan pasukannya hanya dengan mengandalkan keperkasaan Tuhan; secara pribadi penulis mazmur ini yaitu Daud juga merasakan kemenangan yang adalah karena keperkasaan Tuhan semata yaitu ketika dia menang melawan Goliat dan ketika akhirnya berhasil menjadi raja atas Israel. Kehormatan, kejayaan, keperkasaan dan kemuliaan ada pada Tuhan yang adalah Raja sehingga layak menerima sambutan yang sedemikian megah.

Raja Kemuliaan adalah Tuhan semesta alam, pemilik dan pencipta alam semesta.  Dan siapakah yang layak datang kepada Raja Kemuliaan tersebut yaitu dalam ayat 3-4,

-          mereka yang bersih tanganya yaitu orang yang senantiasa mengerjakan kehendak Tuhan.

-          dan murni hatinya artinya hatinya (motivasinya) dikuasai cinta kasih Allah. Bandingkan Mat 5:8 “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

-          Yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, tidak memberi hati nurani dikuasai egoism dan keserakahan. Hidup jujur dan tulus ikhlas.

-          Dan yang tidak bersumpah palsu, biasanya sumpah dilakukan untuk meyakinkan orang lain supaya percaya pada kita tapi jika dari awal hingga akhir hidup orang Kristen sudah berintegritas maka sumpah tidak diperlukan.

 Jika kita tarik ke PB, maka Raja Kemuliaan yang jaya perkasa dalam peperangan ini menggambarkan kemenangan Yesus dalam peperangan melawan dosa dan maut. Sehingga Raja Kemuliaan itu adalah Tuhan Yesus seperti yang dituliskan dalam Yohanes 1:14,” Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita, dan kita telah melihat kemuliaanNya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepadaNya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”  Demikian juga kutipan Mazmur 118:26 yang diserukan murid-muridNya saat Yesus dielu-elukan di Yerusalem dalam Lukas 19:38, “ Kata mereka: Diberkatilah Dia  yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera disorga dan kemuliaan ditempat yang maha tinggi.” Secara khusus kita jug melihat bahwa Injil Matius menekankan bahwa Yesus  adalah yang diurapi Allah (Mesias), Raja Israel yang besar dari garis keturuna Daud. Yesus Kristus adalah Raja Kemuliaan yang membukaan pintu keselamatan bagi umatNya.

Lukas 12:35-40, menekankan kewaspadaan dan kesiap sediaan dalam menanti kedatangan Tuhan Yesus kembali. Ayat 35, pinggang yang tetap berikat selaras dalam pemahaman yang disampaikan Rasul Paulus dalam Ef 6:14, berikat pinggangkan kebenaran sebagai salah satu perlengkapan senjata Allah; pelitamu tetap menyala, bermakna kesiap siagaan dalam menunggu bandingkan dengan perumpamaan gadis-gadis yang bijaksana gadis-gadis yang bodoh dalam Mat 25:1-13. Hamba tidak tahu kapan tuannya pulang tapi hamba harus beraga-jaga dan siap sedia menyambut tuannya kembali. Sikap si hamba akan membahagiakan dirinya dan tuannya (ay 38). Setiap orang percaya harus siap sedia menunggu kedatangan Tuhan Yesus dalam sikap waspada.

3.    Aplikasi

Ø  Mempersiapkan diri menyambut kedatangan Raja Mulia dalam masa-masa adven dengan cara yang pantas, bukan karena sekedar rutinitas atau dengan sikap hati seadanya (sepele). Masa pandemic janganlah kiranya menyurutkan semangat hati untuk mempersiapkan diri dan hati menyambut Tuhan.

Ø  Menyambut Raja Mulia dengan kemegahan, kita tidak berbicara kemewahan tapi keseriusan mempersiapkan segala sesuatu dalam beracara, sesuai dengan protokoler kesehatan namun tetap kreatif dan memuliakan Tuhan.

Ø  Kesiap sediaan umat harus dimulai dari hati yang murni dan diikuti cara hidup yang benar.

Ø  Raja Kemuliaan membawa keselamatan karena itu sambutlah dia dengan nyanyian pujian yang meriah.

Pdt. Erlikasna br Purba

GBKP Runggun Denpasar