Minggu Tgl 15 November 2020 ; Yesaya 8 : 13-15

Invocatio      : Efesus 5:2 “Dan hiduplah dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus, juga telah mengasihi kamu dan telah                          menyerahkan diriNya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah”

Bacaan        : 2  Korintus 9:13-15

Khotbah      : Yesaya 8:16-20 

Tema         : Keluarga menjadi Saksi yang Hidup (Jabu Jadi Berita si Nggeluh)

I.        Pendahuluan

Keluarga adalah beberapa individu yang tergabung dalam satu rumah tangga yang sama karena hubungan darah, ikatan perkawinan, dan hal-hal lainnya. Secara umum, keluarga selalu menjadi tempat pertama untuk berbagi kasih sayang, mengatasi masalah yang sedang dialami salah satu anggota keluarga, dan membentuk karakter diri masing-masing individu dalam keluarga. Betapa pentingnya arti dari sebuah keluarga.

Berdasarkan hasil penelitian, maka didapati bahwa pertama  pertumbuhan kerohanian yang akan dialami oleh seorang anak sangat bergantung kepada pendidikan Kristen di dalam keluarga. Pertumbuhan secara rohani merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena itu, orang tua sebagai pendidik utama harus memberikan pengajaran sekaligus keteladanan yang baik sehingga dapat memberikan pengaruh yang baik pula kepada anak terutama dalam membangun kerohanian anak. Dengan adanya pendidikan Kristen yang baik, maka anak pun dapat bertumbuh secara rohani dengan baik. Kedua, keteladanan orang tua kepada anak-anak merupakan salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam pendidikan agama Kristen. Hal yang ditemukan dalam penelitian ini adalah bahwa, keteladan orang tua adalah salah satu upaya pendidikan Kristen yang sangat memengaruhi pertumbuhan kerohanian anak. Ini terjadi karena pada dasarnya adalah figur yang lebih mengikuti apa yang diilihat dan dianggap baik untuk diikuti. Oleh karena itu, orang tua memiliki tanggung jawab yang besar di dalam memberikan keteladanan yang layak dan patut diikuti sehingga anak dapat belajar dari hal-hal yang dapat dilihat dari kehidupan orang tua. Ketiga, pertumbuhan kerohanian anak adalah tujuan yang utama dalam pendidikan agama Kristen. Anak harus ditolong untuk dapat membangun dirinya secara rohani dengan adanya pendidikan Kristen yang tepat. Orang tua memiliki peran untuk membimbing anak kepada prioritas pendidikan Kristen yang sesuai kehendak Tuhan. Karena itu, pendidikan agama Kristen di dalam keluarga harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat menolong setiap anak untuk dapat bertumbuh ke arah yang benar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai secara rohani. Keempat, anak-anak harus mampu menyatakan kehidupan rohaninya dengan benar dalam hidupnya. ( https://docplayer.info/185131696-Ather-robi-panggarra.html )

II.        ISI

·         Penjelasan Teks 2  Korintus 9:13-15

Maksud Paulus dalam ayat ini, tentu saja, adalah untuk mengingatkan orang-orang Kristen Korintus  tentang kemurahan hati atas karunia keselamatan oleh Yesus Kristus Tuhan yang sudah mereka terima di masa lalu. Mengapa mereka tidak mempercayai Tuhan untuk bermurah hati di masa depan!

"Sediakan dan perbanyaklah benihmu untuk disemai, dan tingkatkan buah kebenaranmu" (ayat 10b). Paulus berdoa agar Tuhan memberkati orang-orang Kristen Korintus ini dengan benih — bukan untuk dimakan tetapi untuk disemai. Mereka dapat yakin bahwa, jika mereka menabur benih dengan murah hati, Tuhan akan memberikan panen yang banyaki bagi orang Kristen yang membutuhkan di Yerusalem.

Paulus menyatakan dua dampak bagi jemaat Korintus jika mereka melakukan tindakan murah hati dan berbagi yaitu pertama mereka  akan melayani kebutuhan fisik orang-orang Kristen Yerusalem, dimana situasi mereka mengerikan, karena kelaparan di Yudea. Penawaran tersebut akan membantu mereka mengimpor makanan. Kedua, dan mungkin yang lebih penting, penerima akan bersyukur kepada Tuhan. Artinya, pemberian Korintus kepada umat Kristen di Yerusalem juga merupakan pemberian kepada Tuhan.

“ Oleh sebab itu kamu sudah tahan uji,  merupakan bukti pelayanan jemaat Koritus" (ayat 13a). Umat Kristen Yerusalem akan melihat kemurahan hati orang Kristen Korintus sebagai Bukti iman orang Kristen Korintus! Bukti kasih agape dari orang Kristen Korintus! Bukti persaudaraan yang ada antara orang Kristen Korintus, terutama orang bukan Yahudi, dan Gereja Yerusalem, yang sebagian besar adalah orang Yahudi!

"Mereka memuliakan Allah karena ketaatan pengakuan/kesaksian (Yunani: homologia) kepada Kabar Baik tentang Kristus, dan karena kemurahan hatimu dalam membagikan segala sesuatu dengan mereka dan dengan semua orang" (ayat 13b). Seperti yang sudah dijelaskan di atas, salah satu hasil persembahan ini adalah ucapan syukur yang akan diberikan kepada yang membutuhkan seperti memberi  kepada Tuhan. Orang Kristen Korintus harus menganggap persembahan ini sebagai kesempatan untuk ucapan syukur kepada Tuhan. Persembahan mereka akan menjadi hadiah, tidak hanya untuk gereja di Yerusalem, tetapi juga untuk Tuhan.

"Kamu diperkaya dalam segala macam kemurahan hati" (ayat 11a). Sebelumnya, Paulus berbicara tentang gereja Makedonia, yang telah memberi dengan murah hati meskipun mereka miskin. Paulus berbicara tentang "Jemaat Makedonia selagi mereka  dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan sukacita mereka meluap dan meskipun mereka sangat miskin namun mereka kaya dalam kemurahan hati" (8: 2). Sekarang Paulus mengemukakan visi orang Kristen Korintus menerima jenis berkat yang sama jika mereka berkontribusi dengan murah hati. Paulus dan teman-temannya menjadi saksi pemberita dan membawa persembahan ke Yerusalem. Paulus telah memberitakan Injil  dan juga hidup dalam pemberitaan Injil yang ia sampaikan. Dia telah menjadi saksi yang hidup bagi jemaat dan teman-teman pelayanannya.

·         Penjelasan Teks Yesaya 8:16-20

Dalam Yesaya 8: 16-23 Tuhan menggunakan keputusasaan yang dialami dan masa  kegelapan bangsa Israel. Melalui nabi Yesaya, Tuhan menggambarkan situasi Israel dan Yehuda sebagai satu masa putus asa dan tanpa harapan. Nats ini menggambarkan penghakiman yang Allah lakukan atas Israel dan Yehuda sebagai akibat ketidaksetiaan mereka kepada Tuhan dalam menempatkan kepercayaan mereka pada Negara lain. Karena mereka memilih untuk percaya pada Asyur daripada Yahweh, Yehuda tidak akan mendapatkan kemenangan ketika Assyria datang untuk menyingkirkan bangsa Yehuda. Penghakiman yang digambarkan dalam Yesaya 8: 16-23 adalah hasil dari Raja Ahaz dan orang-orang Yehuda yang lebih mempercayai Asyur daripada Allah (Yahweh). Allah mengungkapkan ketidaksukaan-Nya terhadap Israel. Semua keputusasaan dan hilangnya harapan bangsa Israel adalah hasil dari Tuhan yang menyembunyikan wajah-Nya.  karena kehadiran Tuhan adalah sumber dari segala pengharapan yang benar. Kehilangan hadirat Allah ini maka bangsa Israel menghadapi masalah bagaimana bangsa ini harus hidup diwaktu yang kelam dan gelap tanpa kehadirat Allah??? Jika Tuhan besembunyi dan memalingkan wajahNya serta berkatNya juga tidak diberi Allah, dimana dan kemana bangsa ini mencari pengharapan?

Yesaya menyampaikan kesaksian  dan pengajaran bahwa dia dan keluarga juga beberapa pengikut tetap bersaksi dan mengikat dalam hatinya Firman Tuhan serta mempercayakan diri sepenuhnya kepada Allah bukan kepada bangsa-bangsa lain atau meminta petunjuk kepada roh-roh peramal yang berbisik-bisik dan komat kamit, atau meminta petunjuk kepada orang-orang mati bagi orang yang hidup?. Situasi akan menjadi sangat sulit dan akan terus dalam kegelapan jika menjauh dan tidak setia  kepada Allah (Yahweh). Yes 8: 21-22 menggambarkan kegelapan yang dihadapi umat Allah karena  penolakan mereka terhadap hukum dan kesaksian Tuhan sebagai satu-satunya sumber pengharapan. Karena mereka sudah lari, pergi ke ahli nujum, Tuhan telah mendorong mereka ke dalam kegelapan yang dalam.

Yesaya sebagai Nabi dengan  berani dan menyatakan bahwa Dia dan keluarga menjadi teladan dalam bersaksi dan menjalankan pengajaran akan Firman Tuhan tetap taat dan setia.  Dan memang bangsa Yehuda akhirnya menderita ditaklukkan oleh Asyiria karena ketidaksetiaannya pada Allah.

III.        Aplikasi

Sesuai tema minggu ini yaitu Keluarga menjadi saksi yang hidup memberitakan kebaikan Tuhan Yesus dalam hidup kita. Pada saat sekarang ini kita juga mengalami masa-masa sulit bisa dikatakan masa kegelapan seperti Yehuda yang menjauh dari Tuhan, seakan Tuhan menyembunyikan wajahNya. Saat ini kita semua menghadapi masa-masa sulit:  pandemic Covid 19, banyak yang kehilangan pekerjaan, kehilangan keluarga, kehilangan harapan dan gelap rasanya hidup, semua pemasukan menurun, lapangan pekerjaan sedikit, dibutuhkan manusia yang kreatif tangguh dan siap menghadapi situasi yang cepat sekali berubah. Ditengah-tengah keadaan seperti ini kita diminta sebagai keluarga atau individu bisa menjadi saksi yang hidup seperti halnya Yesaya, Paulus dan teman-temannya. Mereka menjadi saksi dan teladan dalam pemberitaan Kabar Baik tentang kehadiran dan Kasih karunia Tuhan yang mereka rasakan. Demikianlah kita menjadi teladan sebagai orangtua di dalam keluarga. Keluarga akan dapat menjadi saksi atau pemberita kabar baik jika hal itu tampak dalam kehidupan sehari hari  melalui sikap hidup :

  1. Allah mengasihi kita dan menebus kita dengan memberi putraNya yang tunggal Yesus Kristus (Invocatio). Allah memilih dan membuat kita  sangat berharga dimataNYa. Kita hendaknya menomor satukan TUHAN dalam hidup kita, mengandalkan Tuhan dalam segala lini kehidupan (Trust God) bukan percaya pada dunia dan segala isinya (roh-roh orang mati, dukun, paranormal, uang, tehnologi dsb). Siapkan waktu dengan rutin bersama keluarga  membaca firman, berdoa dan menaikkan pujian bagi Tuhan dirumah masing-masing. Di dalam keluarga anak-anak bertumbuh dalam iman, kasih dan karakter. Sehingga keluarga kita menjadi saksi yang hidup. Keluarga kuat maka bangsa akan kuat
  2. Setia pada Allah dan firmanNya apapun yang terjadi, tetap percaya dan setia pada Tuhan Yesus yang akan menyertai menguatkan dan memberkati hidup kita. Allah selalu dan tetap setia walaupun kadang kita tidak setia padaNya
  3. Meskipun saat ini kegelapan datang, harapan seakan jauh dari hadapan mata namun tetaplah berharap padaNya. Habis gelap terbitlah terang. (Yes 9:1) Tuhan akan menerangi dan memberikan solusi tepat pada waktunya. Maka  tetaplah bertekun dan bertahan.
  4. Kita sebagai keluarga yang merasakan berkat-berkat Tuhan, merasakan kasih Tuhan menyelamatkan dan memberkati kita  tentunya juga punya hati untuk menolong orang-orang yang membutuhkan. Orang dalam tertindas, orang dalam putus asa. orang yang percaya pada TUHAN, hendaknya menolong dan membebaskan orang tertindas serta memberikan harapan kepada orang yang putus asa (seperti jemaat Makedonia walau dalam kemiskinan dan kesulitan mereka dengan sukacita  memberi kepada jemaat Yerusalem).
  5. Mari mulai lakukan hal yang kecil dengan cinta yang Besar.  Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, selagi masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik bagi semua orang  (Gal.6:9a-10). Tuhan memberkati kita selalu. Amin.

Pdt. Rosliana Br Sinulingga, M.Si

GBKP Runggun Bumi Anggrek