Minggu 25 Oktober 2020 : Kisah Para Rasul 15 : 30 -15

Invocatio      : Tetapi IA berkata kepada mereka: “Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus.” (Lukas 4:43)

Bacaan I       : Yeremia 2:1-3

Khotbah       : Kisah Para Rasul 15:30-35

Tema            : Mengajar Dan Memberitakan Firman Tuhan

I.   Pendahuluan

Sebuah stiker bertuliskan "The way, the truth, the life ... Jesus" tertempel di kaca belakang sebuah mobil. Sepanjang kemacetan banyak mata yang bisa melihat stiker yang berukuran cukup untuk bisa dibaca oleh pengendara di belakangnya. Betapa simpelnya, untuk memberitakan Firman Tuhan dengan cara ini. Si pemilik mobil hanya menempel sebuah stiker yang menyampaikan Firman Tuhan seperti yang tertulis dalam Yohanes 14:6, dan stiker itu akan berbicara banyak kepada siapapun yang melihatnya tanpa memerlukan si pemilik untuk menginjili orang secara langsung. Seringkali kita punya ribuan alasan untuk menolak memberitakan Firman Tuhan kepada orang. Segala keterbatasan pun akan mudah kita berikan. Takut, tidak tahu caranya, tidak mengerti terlalu banyak, tidak pintar ngomong, sudah terlalu sibuk dan lain-lain. Padahal sejatinya banyak cara yang bisa kita lakukan, bahkan se-sederhana seperti apa yang dibuat pemilik mobil tadi pun sebenarnya bisa menjadi sebuah cara untuk menyampaikan firman Tuhan.

Firman Tuhan dalam 2 Timotius 4:2 berkata "Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran." Mengacu kepada pesan ini, kita bisa melihat bahwa tugas untuk menyampaikan firman itu bukanlah hanya di saat kita punya waktu saja, atau ketika memungkinkan, tetapi harus senantiasa mengikuti hidup kita. Baik atau tidak baik waktunya, kita harus selalu siap sedia. Dan pesan ini penting adanya, karena sesaat sebelum Tuhan Yesus naik ke Surga, Dia pun menyampaikan sebuah Amanat Agung yang wajib dilaksanakan oleh semua orang yang beriman kepadaNya. "Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat. 28:18-20). Lihatlah bahwa kita tidak melakukannya sendirian, tetapi ada penyertaan Tuhan yang memampukan kita untuk melakukan itu. Bukan bisa atau tidak, tapi bersedia atau tidak, itulah yang penting.

II.          Penjelasan Nas

Nas khotbah kita merupakan bagian dari kitab Kisah Para Rasul 15 yang menceritakan tentang Sidang di Yerusalem. Adapun yang menjadi latar belakang sidang ini adalah karena adanya beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada orang Kristen disitu: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak akan dapat diselamatkan." Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ditetapkan, supaya Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari jemaat itu pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.

 

Setibanya di Yerusalem mereka disambut oleh jemaat dan oleh rasul-rasul dan penatua-penatua, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka. Dan akhirnya berdasarkan Sidang yang dilakukan, diputuskanlah bahwa orang-orang bukan Yahudi yang bertobat menjadi Kristen tidak diwajibkan untuk menaati sebagian besar Hukum Musa supaya selamat, termasuk aturan-aturan mengenai penyunatan kepada laki-laki (ay. 7-11). Namun, tetap ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh orang-orang bukan Yahudi demi kesatuan gereja (ay. 20,29).

Untuk penyampaian keputusan ini, persidangan memilih dan mengutus beberapa orang untuk bersama Paulus dan Barnabas, yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Yesus Kristus, mereka adalah Yudas dan Silas. Penyampaian pesan surat penggembalaan secara lisan ini dalam rangka menanggapi keresahan jemaat dan memastikan agar penyampaian keputusan itu tidak keliru. Dengan penjelasan dua orang utusan itu, jemaat dikuatkan, dihiburkan, dan bersukacita (ay. 31).

Kesempatan yang ada dipakai oleh Yudas dan Silas untuk tinggal dan memberikan pengajaran kepada jemaat Antiokhia, mereka menasehati mereka dengan firman Tuhan. Setelah beberapa waktu mereka diberangkatkan untuk kembali kepada yang telah mengutus mereka. Tetapi, Alkitab mencatat bahwa Silas memutuskan untuk tetap tinggal, mendampingi dan memberikan pengajaran kepada mereka (ay. 34). Paulus dan Barnabas pun tinggal beberapa lama di Antiokhia, mereka pun terus mengajar dan memberitakan Firman Tuhan. Antiokhia menjadi pusat dari kekristenan di dalam separuh bagian Kitab Kisah Rasul dan terus menjadi salah satu kota terpenting kekristenan di dalam abad-abad awal perkembangan gereja. Antiokhia menjadi tempat yang begitu penting karena dia menjadi tempat pertama orang-orang percaya disebut Kristen. Inilah tempat di mana kekristenan yang masih bayi mulai bertumbuh dan menyebar.

Dalam bacaan pertama kitab Yeremia 2:1-3, kita juga melihat bagaimana Nabi Yeremia dipilih Tuhan untuk memberitakan Firman Tuhan kepada bangsa Israel (Yehuda). Pada awalnya, dalam pemilihannya Yeremia menolak dan ragu, sebab dia merasa tidak pandai berbicara karena masih muda. Bangsa Yehuda yang dihadapinya adalah orang-orang bebal, tegar tengkuk, yang tidak lagi hidup setia di dalam Tuhan, mereka sudah menyembah ilah-ilah lain. Tetapi, Tuhan meyakinkan dan meneguhkan dia, bahwa Tuhan akan selalu menolong dan beserta dia (Yer. 1:4-19). Akhirnya, bisa kita lihat bagaimana Yeremia menyampaikan Firman Tuhan kepada penduduk Yerusalem pada saat itu. Yeremia dipakai untuk mengingatkan mereka lagi tentang identitas mereka selaku bangsa pilihan, sebagai pengantin Tuhan, yang sudah saling mengikat janji untuk saling mencintai. Dalam segala situasi kondisi Yeremia setia menghidupi panggilannya untuk memberitakan Firman Tuhan.

III.       Aplikasi

Minggu ini dinamai Minggu Zending (Pekabaran Injil). Melalui liturgi Minggu Zending ini kita di ingatkan kembali untuk menghidupi semangat para missionaris yang tetap setia mengajar dan memberitakan Firman Tuhan, seperti teladan yang sudah diberikan Yesus (Invocatio Lukas 4:43). Di pundak kita semua pesan yang sama ini telah disematkan. Baik atau tidak baik waktunya, kita harus selalu siap sedia menyampaikan firman Tuhan dan senantiasa harus mengajarkannya. Ketika kita memikirkan betapa sulitnya atau mungkin berbahayanya menjadi duta Kerajaan Allah untuk menyampaikan berita keselamatan, kita bisa belajar dari keteladanan yang ditunjukkan oleh Yeremia, Yudas, Silas, Paulus, Barnabas melalui nas bacaan kita.

Caranya pun bisa seribu satu macam. Mungkin kita tidak bisa berkotbah, tapi mungkin kita bisa menulis. Jika tidak bisa menulis, kita bisa menyanyi, dan sebagainya. Sekedar menyampaikan kesaksian bagaimana sukacitanya hidup yang selalu berada dalam lindungan Tuhan pun bisa menjadi berkat buat banyak orang. Bahkan, seharusnya terang Kristus bisa tercermin dari cara hidup kita, tingkah laku, perkataan, perbuatan dan gaya hidup kita, dan itupun bisa menjadi cara tersendiri untuk menyatakan bagaimana luar biasanya ketika kasih Kristus berada dalam diri kita.

Apa yang menjadi tugas kita adalah terus mengajar dan memberitakan firman Tuhan, dan biarkanlah firman itu kemudian berjalan sendiri dengan kuasaNya untuk menjangkau jiwa-jiwa. Sebab Tuhan berkata: "Sebab seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya." (Yesaya 55:10-11).

Mari kita perhatikan orang-orang disekeliling kita. Adakah yang membutuhkan pengajaran dan siraman firman Tuhan? Sudahkah kita peduli kepada mereka? Tetaplah siap sedia untuk memberitakan firman, meski waktunya baik ataupun tidak.

Pdt  Melda br Tarigan

Rg GBKP  Pontinak