Minggu Tgl 28 Juni 2020 : Amsal 4 : 1 - 9

Invocatio        : Ketika  Yesus  melihat orang  banyak itu, naiklah IA ke atas  bukit dan setelah Ia duduk, dalanglah murid-muridNya kepada Nya.  Maka Yesus pun mulai berbicara dan mengajar  mereka, Kata-Nya. (Matius 5:1-2)

Ogen             : Yakobus 3:13-18

Khotbah         : Amsal 4:1-9

Tema            : mengasihi hikmat ( Kelengi kepentaren)/Love wisdom

A.   Pendahuluan

Tidak mudah menjadi seorang yang berhikmat. Hikmat dari Alkitab yang kita ambil hari ini adalah bagaimana seorang anak mendengar dan mengasihi hikmat/ajaran dari bapaknya. Mendengar dan melakukan hikmat dalam hidupnya tentu ini akan melewati proses dengan berbagai tantangan (dari dalam diri sendiri maupun dari luar/lingkungan) dan hasilnya akan baik jika dilakukan hikmat itu dengan sunguh-sungguh pula. Kita melihat dalam bacaan invocatio bagaimana Yesus sang sumber hikmat melihat dan peka akan kebutuhan para murid dan pengikut-pengikutNya. Sehingga ketika Yesus melihat orang banyak itu, Ia naik ke bukit (agar suara kedengaran karena tidak ada soundsistem). Dia duduk datanglah murid-murid. Maka Yesus mulai berbicara dan mengajar mereka (dengan penuh kuasa). Hikmat dari Tuhanlah yang kita pelajari dan lakukan

B. Pembahasan Teks Amsal 4:1-9:

Teks ini merupakan relfeksi atau pengalaman Salomo, yang mengatakan betapa pentingnya didikan dari orangtua, Nas : Ams 4:1-4

disini Daud yang memimpin bangsa Israel, sebagai orangtua yang mematuhi ajaran-ajaran Tuhan dan tetap mengingatkan pengajaran-pengajaran/didikan kepada Salomo. Hal itulah yang membuat Salomo menjadi Raja yang penuh hikmat didalam meneruskan memimpin bangsa Israel, Salomo tetap memegang didikan orangtuanya sewaktu dia memimpin bangsa Israel. Salomo meminta kepada Tuhan hikmat kebijaksanaan didalam memimpin bangsa Israel, walaupun Tuhan menawarkan kekalahan musuh kepada Salomo atau kekayaan atau umur panjang, tetapi Salomo bukan memilih semuanya itu tetapi Salomo memilih hikmat kebijaksanaan kepada Tuhan, maka Tuhan melihat permintaan Salomo itu sangat baik dan memberikannya kepada Salomo.

Ada dua pengertian mendengar dalam bahasa lnggris. Yang pertama to hear yang artinya mendengar tanpa perlu memberi perhatian, dan yang kedua adalah to listen atau mendengar dengan penuh perhatian, menyimak. Mendengar dalam arti menyimak (to listen), berarti memberi perhatian dan mengapresiasi, juga mendengar untuk melakukan.  Dan dalam teks ini : Amsal 4:1 : My child, listen closely to my teachings and learn commom sense: Anakku(“kecil/child”) dengarlah dengan seksama, menyimak ajaran2ku dan belajar berpikir sehat/memakai akal/nalar). Jadi, aktif untuk menyimak, tetapi juga aktif melakukan apa yang disimak. "Mendengar" sangatlah penting dalam pendidikan di Israel, baik dirumah atau keluarga maupun di sekolah. Ayah dan lbu di rumah keluarga, juga guru di sekolah, di sebut sebagai sang guru hikmat yang mendidik anak-anak atau murid-murid. Dalam kitab Amsal, "telinga" digunakan bukan saja untuk pendengaran, tetapi juga untuk kepatuhan. Karena itulah "mendengar" tidak hanya berarti mendengar, tetapi juga kepatuhan melakukan didikan. Anak atau murid memusatkan perhatian dan pendengaran pada hikmat termasuk menaati dan melakukan yang di dengar telinga. "Dengarkanlah dan perhatikanlah" menekankan agar anak-anak dalam keluarga atau murid-murid di sekolah menggunakan telinga mereka untuk memperhatikan dan menaati dengan sungguh-sungguh didikan sang guru hikmat (orangtua).

Anak-anak muda yang dianggap belum berpengalaman tentang suka duka kehidupan dan bagaimana menjalani kehidupan dengan baik, dididik, diperlengkapi dengan nasihat-nasihat, petunjuk-petuniuk agar mereka memperoleh pengertian bagaimana menjalani kehidupan dan berbagai masalah di dalamnya dengan baik.

Ayah dan lbu mengingatkan agar jangan melupakan, meninggalkan dan menyimpang dari didikannya, arena dari setiap didikan, petunjuk dan nasihat, ada hikmat dan pengertian.

Sumber hikmat adalah takut akan Tuhan.  Ketika kita mengasihi hikmat dan tidak menolaknya , maka hikmat akan menjaga kita. Jika kita menjunjungnya, maka akan ditinggikannya, dia akan menjadikan terhormat ketika kita memeluk hikmat tersebut.

Di hari ini, kita akan mendengar dan memperhatikan banyak hal. Marilah kita arahkan telinga dan perhatian kita pada didikan yang baik dan membangun. Mari kita menyimak dan melakukan berbagai petunjuk yang Tuhan berikan baik melalui firman-Nya maupun didikan orang tua agar dalam pengertian yang benar kita hidup di dalam hikmat Tuhan.

Ketika kita mengasihi Allah dan hikmatNya kita cari maka kita akan dipimpin/ diarahkan menjadi orang yang penuh hikmat dari atas. Berbeda dengan pengetahuan dari dunia yaitu perasaan iri hati (jealous) dan mementingkan diri sendiri (selfish). Hikmat dari Allah adalah hidup dalam kebenaran Allah, menjadi rendah hati dan bijak dalam sikap dan perlakuan. Hikmat dari Allah membawa hidup kita lebih murni, bersahabat, lemah lembut, arif/berakal sehat, baik, penolong, asli dan tulus.

C.   Kesimpulan

Ketika kita mengasihi hikmat/kebijaksanaan (love wisdom) berarti tampaklah dalam hidup kita buah darinya dalam pikiran, perkataan dan perbuatan kita.

1.  Menjadi berhikmat berarti hidup kita mau dipimpin oleh Allah, takut pada Allah dengan menjadi orang yang lebih rendah hati, mendengar/menyimak suara Tuhan atau mungkin orang lain yang dipakai Tuhan berbicara kepada kita, sehingga hidup kita sesuai kehendak Allah.

2.  Menjadi Berhikmat berarti hidup kita menjadi murni, bersahabat, lemah lembut, menggunakan akal sehat, menjadi orang yang baik, penolong dan tulus dalam melakukan apapun. Tidak menjadi orang munafik dan mencari muka. Mengasihi hikmat berarti menampakkan  teladan hidup Kristus di dalam hidup  kita.

3.  Mengasihi dan melakukan hikmat berarti memperoleh hidup dan umur panjang (Amsal 4:10), kekayaan (gloriuos crown), kehormatan (great honours).

 Pdt. Rosliana Br Sinulingga

GBKP Runggun Bumi Anggrek