Khotbah Minggu Tgl 28 November 2021 : 1 Tesalonika 3:9-13

Invocatio      :Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudu yang   diam di  dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri ? (1 Korintus 6:19)

Bacaan         :Yeremia 33:14-16 (Tunggal)

Kotbah         :1 Tesalonika 3:9-13 (Tunggal)

Tema            :Tak Bercacat dan Kudus Di Hadapan Allah (Serta Dingen Badia I Lebe-Lebe Dibata)

PENDAHULUAN

Minggu Advent merupakan saat kita menantikan kedatangan Yesus ke dunia. Sebagaimana orang Israel menantikan kedatangan Juruselamat yang dinubuatkan Allah, untuk melepaskan bangsaNya dari penderitaan. Demikian juga pada minggu ini, kita menantikan kedatangan Juruselamat, pertolongan Tuhan yang mampu membebaskan kita dari setiap penderitaan dan pergumulan hidup. Sikap hidup yang benar adalah tetap tabah dan setia dalam penantian, “Tuhan segera datang”. Melalui bahan khotbah minggu ini, kita akan menelisik bagaimana sikap hidup yang harus kita jalani pada masa penantian kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kalinya.

PEMBAHASAN TEKS :

1. INVOCATIO : 1 KORINTUS 6:19

Sebagai orang Kristen, tubuh kita adalah tempat tinggal Roh Kudus (bd. Roma 8:11, dimana Roh itu merupakan tanda dari Allah yang menyatakan bahwa kita menjadi milikNya). Karena itu, Roh itu tinggal di dalam diri kita dan kita menjadi milik Allah. Tubuh kita sama sekali tidak boleh dicemarkan oleh kenajisan atau kejahatan apapun, baik oleh pikiran, keinginan, dan tindakan dosa. Tetapi sebaliknya, kita harus hidup sedemikian rupa sehingga menghormati dan memuliakan Allah dengan tubuh kita (ay.20).

2. BACAAN : YEREMIA 33:14-16

Yeremia 33:14-16 ini merupakan janji pemulihan dari Allah bagi umat Israel dan Yehuda, yang akan hidup dalam perdamaian dan kemakmuran serta hidup dalam ketentraman. dan keutuhan rohani. Nubuat Yeremia tentang “Tunas keadilan” yang menubuatkan tentang kedatangan Mesias, yaitu Yesus Kristus yang berasal dari garis keturunan Daud. Penggenapan pertama dari nubuat ini  terjadi ketika IA datang pertama kali. Melalui kelahiran, kematian dan kebangkitanNya. IA menjadi Raja atas seluruh umat Allah di bumi. Penggenapan terakhir akan terjadi ketika IA datang kembali untuk kedua kalinya yaitu untuk “melaksankan keadilan dan kebenaran di seluruh bumi (Yeremia 23:5-6).

3. KHOTBAH : 1 TESALONIKA 3:9-13

Tesalonika adalah ibu kota provinsi Roma di Makedonia, yang terletak sekitar 160 km di sebelah Barat Daya Filipi; kota ini merupakan ibu kota dan pelabuhan yang paling terkemuka di Makedonia, sebuah propinsi Romawi. Tesalonika merupakan kota perdagangan dengan perekonomian yang terus meningkat sehingga menjadikan kota pertemuan dari berbagai budaya dan kepercayaan (multiple). Kebanyakan penduduk disini adalah penyembah berhala atau dewa-dewa. Banyak warganya yang menyembah berhala-berhala sebelum mereka menjadi Kristen (1:9). Melalui pelayanan misi yang dilakukan Paulus, akhirnya mereka menjadi orang yang setia kepada Tuhan, serta melalui mereka firman Tuhan telah tersebar di wilayah itu (1:7-8).

Paulus mendirikan jemaat Tesalonika dan dengan sukacita ia memuji jemaat Tesalonika atas semangat dan iman mereka yang tabah di tengah segala penderitaan (1:2-10; 2:13-16). Paulus menekankan perlunya dan pentingnya kekudusan dan kuasa dalam kehidupan orang Kristen. Orang percaya harus kudus (3:13; 4:1-8; 5:23-24) Tetapi, kemudian Paulus mendapat perlawanan dari orang-orang Yahudi yang merasa iri hati melihat keberhasilan pelayanan yang dilakukan oleh Paulus di tengah-tengah orang bukan Yahudi. Karena itu, Paulus terpaksa meninggalkan Tesalonika.

Selanjutnya, Paulus pergi ke Berea dimana sekali lagi pelayanan singkatnya yang berhasil, dihentikan oleh penganiayaan yang timbul karena orang Yahudi yang mengikuti dia dari Tesalonika (Kis.17:10-13). Paulus mengutus Timotius  kembali ke Tesalonika untuk menyelidiki keadaan jemaat yang ada di sana (3:1-5) sedangkan Paulus pergi ke Korintus (Kis. 18:1-17). Setelah menyelesaikan tugasnya, Timotius pergi ke Korintus untuk melaporkan kepada Paulus mengenai gereja di Tesalonika (3:6-8).

Ketika Paulus mendengar kabar dari Timotius tentang keberadaan jemaat yang ada di Tesalonika, bagaimana responnya (1 Tesalonika 3:9-13) ?

Bersyukur kepada Tuhan (ay.9)

Paulus sungguh-sungguh bersyukur kepada Tuhan, ia merasa senang bahwa orang-orang yang menjadi pengikutnya berdiri teguh. Sukacita yang dirasakannya seperti sukacitanya orangtua yang bangga akan anaknya yang telah melakukan sesuatu dengan sangat baik.

Mendoakan Jemaat Tesalonika (ay. 10-12)

Paulus membawakan jemaat Tesalonika ke dalam doanya. Bila kita tidak dapat melayani orang karena  berada jauh dari mereka, seperti yang terjadi pada Paulus, masih ada satu hal yang dapat kita perbuat, yaitu berdoa bagi mereka. Inilah yang dilakukan oleh  Paulus terhadap jemaat Tesalonika. Di dalam doanya, Paulus menyampaikan harapannya kepada Tuhan yaitu membukakan baginya jalan untuk dapat bertemu dengan jemaat yang ada di Tesalonika. Paulus berdoa kepada Allah agar Dia memampukan orang-orang Tesalonika memenuhi hukum kasih dalam hidup sehari-hari, agar mereka  bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang sama seperti Paulus mengasihi semua jemaat yang ada di Tesalonika. Di sini, kita dapat melihat bahwa peran Allah sangat penting dalam kehidupan kita, terlebih dalam menghadapi persoalan dalam kehidupan setiap hari. Tanpa pertolongan dari Allah kita tidak dapat menjalani kehidupan kita dengan baik.  

Doa Paulus agar jemaat “tak bercacat dan kudus” (ayat 13)

Paulus berdoa kepada Allah agar ketika kedatangan Kristus yang kedua kali, manusia akan berdiri dihadapanNya. Doanya, agar Allah memelihara umatNya di dalam kebenaran sehingga tidak dipermalukan pada hari Tuhan datang. Jalan satu-satunya untuk untuk menyiapkan pertemuan dengan Allah adalah menjalani hidup sehari-hari bersama Dia. Paulus sering berdoa dengan mengingat kedatangan Kristus (bd. Filipi 1:10). Dia menganggap sesuatu yang menyedihkan jikalau di gereja terdapat orang yang hidup dalam dosa atau kesuaman ketika Tuhan datang kedua kalinya. Kedatangan Kristus yang kedua kalinya harus disambut dengan keadaan “tak bercacat dan kudus”. Kita harus berserah sepenuhnya kepada Tuhan dan berpisah dari segala sesuatu yang tidak berkenan kepadanNya.

APLIKASI

Tema khotbah minggu ini adalah Tak Bercacat dan Kudus Di Hadapan Allah, menuntun kita menyadari bahwa sebenarnya kita adalah manusia yang tidak layak di hadapan Tuhan. Kita adalah manusia yang berdosa, dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma3:23) dan upah dosa adalah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Roma 6:23). Sebab karena kasih karunia kita diselamatkan oleh iman, itu bukan hasil usaha kita tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaan kita; semuanya adalah karena kasih karunia Allah dalam kehidupan kita sehingga kita dilayakkan untuk mendapatkan keselamatan. Dalam masa penantian kedatangan Kristus yang kedua kali, kita di dorong untuk tetap hidup setia kepadaNya serta hidup tak bercacat dan kudus di hadapan Allah.

Penantian yang kita lakukan, bukanlah yang hanya menunggu tanpa berbuat apapun, tetapi penantian yang tetap setia  melakukan kehendak Tuhan, yaitu :

 Kita harus menguatkan hati kita. Tetap sabar dalam menantikan kedatangan Kristus yang kedua kalinya, yang kita tidak tahu kapan waktunya. Ketika Tuhan datang didapatiNya kita tetap setia kepadaNya.

Tidak bercacat dan kudus.Kuduslah kamu, sebab Aku kudus” (1 Petrus 1:16). Demikian juga dalam 1 Petrus 3:11-12 “Ia harus menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik, ia harus mencari perdamaian dan berusaha untuk mendapatkannya. Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telingaNya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat.” Karena itu, “Usahakanlah dirimu supaya sempurna” (2 Korintus 13:11b). Tubuh kita sama sekali tidak boleh dicemarkan oleh kenajisan atau kejahatan apapun, baik oleh pikiran, keinginan, dan tindakan dosa. Tetapi sebaliknya, kita harus hidup sedemikian rupa sehingga menghormati dan memuliakan Allah dengan tubuh kita.

Tetaplah Berdoa. Mengucap syukur dalam segala hal, sebab itu yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kita (1 Tesalonika 5:17-18)

Pdt. Crismori V. Br Ginting Manik

GBKP Sitelusada