Khotbah Minggu Tgl 17 Oktober 2021 ; Ibrani 11:11-16

Invocatio    : (Matius 17 : 20)

Bacaan       : Ester 4 : 4-15 

Khotbah      : Ibrani 11 : 11-16 

Tema          : Percaya Akan Janji Tuhan (Tek Man Padan Dibata)

Bagi manusia, mudah sekali mengucapkan janji. Tapi sering kali janji, hanya tinggal janji. Apa yang dijanjikan ternyata tidak selalu mudah untuk ditepati. Kadang ada yang terlewatkan karena sengaja atau tidak sengaja lupa. Ada pula janji yang kemudian enggan ditepati. Sebagian besar ada yang menganggap janji menjadi hal sepele dan tidak penting untuk dipenuhi. Sering kali janji manusia berujung kekecewaan, sekalipun pepatah mengatakan janji adalah hutang.

Tapi pastilah lain ceritanya saat kita menerima janji dari Tuhan. 2 Petrus 3:9a “Tuhan tidak lalai menepati janjiNya”. Jika kita membaca Alkitab, sangat banyak janji Tuhan yang di tuliskan didalamnya. Satu hal yang pasti, bahwa Tuhan tidak pernah lalai menepati janjiNya. Sebagai orang yang menerima janji Tuhan, maka tanggung jawab kita kemudian adalah berupaya menanti janji itu dengan hati percaya penuh. Disinilah ketekunan diperlukan sebagai penerima janji Tuhan.

Dalam situasi hidup yang aman dan harapan terkabul tentu mudah untuk percaya janji Tuhan. Namun bagaimana, agar dapat terus berpegang pada janji Tuhan di saat sulit sekalipun?

Dalam imanlah seseorang yang percaya berjalan dan menerima janji Tuhan. Iman menuntun agar tetap teguh berpengharapan pada janji Tuhan. Bimbang dan khawatir pasti datang, karena tidak ada yang tahu betul apa yang terjadi di masa mendatang. Tapi iman akan membawa kita mengerti dan menanti janji Tuhan.

Pendalaman teks

Dalam perikop Ibrani 11, penulis berbicara tentang saksi-saksi iman. Sebagai umat Tuhan, menjadi percaya saja ternyata tidak cukup. Kita harus beriman sebagai dasar dari segala sesuatu yang diharapkan dan bukti segala sesuatu yang tidak kita lihat (ay 1). Iman menuntun kita pada aksi, yaitu taat menanti janji.

Salah satu saksi iman yang dituliskan adalah Abraham. Seperti yang kita ketahui, Abraham dikenal sebagai bapa orang beriman/percaya. Dalam perjalanan kehidupan Abraham, iman menuntun ia tetap taat (ay 8). Abraham dan keluarganya setia menanti janji Tuhan dalam pasang surut imannya sekalipun. Mulai dari panggilan Tuhan untuk meninggalkan negerinya, menuju tempat yang ditunjukkan Tuhan. Dia tidak tahu kemana pastinya, tetapi dia pergi seperti apa yang menjadi perintah Tuhan. Kemana Tuhan menuntunnya, kesanalah dia berdiam. Dia menyerahkan dirinya ke tangan Tuhan.

Bahkan janji Tuhan akan keturunan yang akan diberikan baginya melalui Sara. Sebenarnya sungguh mustahil bagi manusia. Mereka menerima janji di usia yang tidak lagi muda dan cukup lama pula mereka harus menanti janji digenapi. Namun itu semua tetap terlaksana dalam perkenanan Tuhan, sekalipun saat itu Abraham berusia 100 tahun. Dalam penantian janji Tuhan, Abraham menganggap Tuhan itu setia dalam janjiNya, dia belajar mengenal Tuhan dalam relasi iman dan tetap taat (ay 11). Meskipun tidak selalu mengetahui jalanNya, namun tokoh iman yang diangkatkan penulis, menunjukkan bagaimana mereka mengenal Pembimbingnya yaitu Tuhan Allah yang tidak pernah ingar janji.

Saat janji Tuhan akan keturunan yang menjadi bangsa besar, memang tidak semua dapat disaksikan Abraham dan Sara dengan matanya sendiri. Karena sebelum tergenapi tepat seperti yang Tuhan katakan, mereka lebih dahulu mati (ay 13). Tapi melalui iman Abraham dan Sara, kita percaya dan menyaksikan bahwa janji Tuhan tetap dinyatakanNya sesuai waktu dan cara Tuhan yang tepat. Walau janji Tuhan sampai akhir hidup belum diperoleh, tapi semua kegenapannya tetap akan dinyatakan. Proses penantian akan janji Tuhan itulah menjadi suatu bagian yang membawa sukacita besar bagi orang percaya sekalipun tidak semua langsung diterima. Karena orang yang percaya dengan setia, sekalipun kematian datang, janji Tuhan tetap akan diterima hingga nanti tiba di tanah sorgawi (ay 16).

Abraham dalam ketaatannya menanti janji Tuhan, ia memfokuskan diri kepada “kota” yang dibangun Tuhan yaitu sorga. Abraham menantikannya dan berupaya setia dalam sikap hidupnya. Sekalipun banyak tantangan dalam penggembaraannya, menanggung ketidaknyamanan, menjalani banyak pertanyaan. Sempat pula Sara menertawakan rencana Tuhan dalam hatinya dan tidak sabar menantikan dengan memutuskan pilihan lain. Tetapi Tuhan memberikan kesempatan bagi Sara mengalami maksud Tuhan. Ketidakpercayaannya diampuni dan imannya dicatat. Karena mereka berusaha mengerjakan imannya dengan giat dan menjalankan kewajibannya dalam ketaatan, walau harus banyak berjuang.

Sehingga ia beroleh kekuatan menurunkan anak cucu. Tuhan menghiburkan hati yang menanti. Dalam ketidaksempurnaan sekalipun, dalam penantian panjang. Saat itu mereka belum menerimanya, Kanaan belum dimiliki, keturunan belum banyak, kehadiran Kristus pun masih lama waktunya. Tapi mereka sebenarnya telah melihat dari kejauhan dan menjadi percaya dalam iman adalah suatu sukacita yang besar. Sekalipun waktu kapan janji Tuhan dinyatakan bagi kita, lama atau singkat waktu menanti tidak akan sia-sia. Entah itu besok, lusa atau tahun-tahun yang akan datang, jangan lepaskan rasa percaya akan janji Tuhan. Karena janji Tuhan layak dipercaya dan tak akan mengecewakan.

Aplikasi

Untuk tetap percaya akan janji Tuhan, perlu 3 M

1. Mengambil tindakan (bdk bahan bacaan). Mordekhai menyikapi situasi genting, yang sedang terjadi. Dia khawatir rencana Haman akan terwujud dan memusnahkan bangsanya. Mordekhai tidak hanya diam saja. Dia mencari cara agar bisa terhindar dari ancaman yang ada dihadapannya dan bangsanya. Mordekhai meminta bantuan Ester, dengan harapan dapat memohon kepada raja agar menggagalkan rencanya membinasakan orang Yahudi. Walau seperti mengharapkan hal yang mustahil dan mempertaruhkan nyawa, Mordekhai dan Ester mengambil sikap dan percaya Tuhan akan menunjukkan jalan keluarnya. Jika kita membaca bagian ini lebih lanjut maka kita akan melihat bagaimana Mordekhai dan Ester tetap mengerjakan bagian mereka dan menyerahkan kepada Tuhan yang memberikan jalan keselamatan.

Dalam pergumulan kita, iman percaya harus disertai sikap dan tindakan yang dapat kerjakan. Hal ini sebagai tanda kita percaya bahwa Tuhan menolong dengan memakai berbagai cara, orang, kesempatan dalam hidup kita untuk menyatakannya. Di sisi lain kita menyambut janji pertolongan Tuhan dengan tindakan. Karena percaya saja tidak cukup, harus ada hal yang dilakukan dan dari situ Tuhan bekerja menyatakan janjiNya.

2. Meyakini dalam Tuhan tidak ada yang mustahil. Hal ini tidak mudah untuk dilakukan. Namun di dalam Tuhan segala hal tentu dapat dilakukan dengan kuasaNya. Sering kali kita menganggap bahwa Tuhan tidak tepat janji. Sebenarnya hal itu kita rasakan karena hati kitalah yang kurang percaya. Jika iman percaya kita seperti invocatio Matius 17:20, tentu  apa yang diangggap tidak mungkin sekalipun, akan terjadi di dalam kehendak Tuhan. Belajarlah untuk percaya kepada Tuhan, dengan berelasi akrab denganNya. Dari situlah kita dapat mengerti rencana Tuhan dan janjiNya bagi kita tidak akan kembali sia-sia.

3. Memfokuskan diri kepada Tuhan. Janji Tuhan adalah tujuan dari hidup kita. Oleh sebab itu seperti para tokoh/saksi iman, kita pun belajar untuk fokus pada janji Tuhan yang dapat dinyatakanNya kapan saja. Menantilah dengan fokus hanya kepada Tuhan. Maka Tuhan akan menunjukkan bagi kita maksudNya.

Dalam Minggu memperingati HUT Moria GBKP pada 18 Oktober ini, 64 tahun telah dirasakan penyertaan Tuhan di tengah persekutuan Moria. Sebagai seorang yang percaya, Moria GBKP tentu tidak luput dari banyaknya pergumulan dan keraguan masa depan yang bisa saja datang. Dari bagian Firman Tuhan kali ini kita mau belajar untuk memegang janji Tuhan dalam kehidupan kita. Sekalipun mungkin berat tantangannya, banyak keraguan yang menggodai untuk meninggalkan Tuhan, jalankanlah 3 M dalam relasi percaya kepada janji Tuhan.

Moria GBKP juga harus berperan aktif menikmati proses pertumbuhan iman dan tetap taat pada perintah Tuhan. Agar kehidupan Moria menjadi kesaksian hidup orang percaya. Secara pribadi dan komunitas, Moria GBKP akan menerima janji Tuhan sehingga melalui wadah pelayanannya banyak orang pun turut taat menikmati janji Tuhan bagi hidupnya. Tetaplah taat dan setia maka janjiNya nyata bagi kita. Amin.

Pdt. Deci Kinita br Sembiring